Kamis, 1 Agustus 2024, Departemen Antropologi, Universitas Gadjah Mada menyambut kedatangan mahasiswa baru Prodi S1 Antropologi Budaya dalam acara Keprodian Kampung Budaya 2024. Keprodian yang merupakan rangkaian acara Pionir Kampung Budaya 2024, menjadi media bagi mahasiswa baru untuk mengenal prodi antropologi secara umum. Kegiatan ini membahas mulai dari sistem KRS, etika dalam menghubungi dosen antropologi hingga kebiasaan memanggil Mas/Mba pada dosen antropologi. Pada acara Keprodian tahun ini, Bu Atik selaku Ketua Program Studi menyampaikan beberapa wejangan kepada mahasiswa baru antropologi salah satunya adalah etika dalam menghubungi dosen. Misalnya ketika menghubungi dosen sebaiknya dilakukan pada saat jam kerja. Dengan air muka yang semringah, para mahasiswa baru menyimak informasi yang diberikan dengan seksama.
Keprodian pagi itu tidak begitu ramai, banyak dosen termasuk Mas Pujo selaku Kepala Departemen Antropologi UGM sedang tindak ke luar negeri. Walaupun begitu dosen-dosen serta tendik yang tidak dapat maupun yang hadir tetap diperkenalkan diikuti dengan pemaparan program-program seperti riset tandem, tim penelitian lapangan, dan lain sebagainya. Tidak lupa juga para pengurus Kemant (Keluarga Mahasiswa Antropologi)—himpunan mahasiswa antropologi di UGM—ikut memperkenalkan diri dan menjelaskan program kerja mereka.
Penulis : Daiva Keefe Kalimasadha
Foto : Puspita Nindya Sari
Acara dilanjutkan dengan pemaparan kurikulum oleh Sekretaris Departemen Antarbudaya FIB UGM, Dr. Mahmudah, M.Hum. Kurikulum merumuskan bahwa profil Alumni KBTT memiliki kesempatan besar dalam pekerjaan, mulai dari akademisi, peneliti, dan diplomat. Demi mencapai profil lulusan yang berkualitas, dibutuhkan kerja keras dari mahasiswa untuk mengembangkan keilmuan dengan riset dan menarasikannya dalam publikasi karya Ilmiah. Dr. Mahmudah mengatakan “Magister Kajian Budaya Timur Tengah merupakan prodi kajian antarbudaya yang cakupannya luas. Penelitian dengan objek antar negara, baik dalam ranah sastra, bahasa, dan sosial, dapat dilakukan dengan catatan menjadikan ketiganya sebagai “jendela”. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan dan dipublikasikan dalam jurnal bereputasi agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat”.


