Kuliah Umum: Budaya Maritim

Tema: “Budaya Maritim”

Oleh: Laksamana Dr. Marsetio, M.M.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut R.I.

Selasa, 18 Maret 2014

pukul 09.00 – 11.00 di Ruang Multimedia Gedung Margono FIB UGM

Sejarah mencatat bahwa di wilayah Indonesia pernah terdapat kerajaan-kerajaan berbasis maritim yang sangat kuat. Namun seiring tenggelamnya kerajaan-kerajaan tersebut, budaya maritim seakan sirna. Fokus perhatian beralih ke daratan. Kecenderungan ini terus terjadi hingga kini, meskipun faktanya dua pertiga luas wilayah yuridiksi Indonesia adalah perairan, dan sejak tahun 1957 Indonesia juga telah menyatakan diri sebagai archipelagic state yang berarti ‘laut utama’ dengan dikelilingi banyak pulau. Berkaitan dengan hal tersebut, maka hal esensial yang perlu dilakukan adalah mengembalikan budaya maritim (back to maritime culture).

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada dalam hal ini ikut berperan diantaranya dengan mengubah mindset bahwasanya Indonesia bukan hanya sebagai bangsa agraris, tetapi juga bangsa bahari melalui penyelenggaraan Public Lecture bertema “Budaya Maritim”

FIB Weekly Forum: Sengsara Membawa Nikmat, Budidaya Pangan hingga Pembentukan Selera Makan di Hindia Belanda (Abad ke-19)

Kamis, 13 Maret 2014
Auditorium FIB UGM ; Pukul 13.00
Terbuka Untuk Umum & Disediakan Kudapan

“Sengsara Membawa Nikmat”
Budidaya Pangan hingga Pembentukan Selera Makan
di Hindia Belanda (Abad ke-19)

Oleh: Fadly Rahman

Abstrak:
Boga nasional (national cuisine) adalah sebuah istilah yang umum dipakai setiap bangsa dalam upaya mengidentifikasikan dirinya melalui makanan. Tidak hanya cukup menampilkannya melalui kekhasan makanan; sebelum menjadi khas itu, boga nasional sesungguhnya memiliki akar sejarah yang panjang dalam pertumbuhan bahan-bahan makanan di suatu wilayah hingga bagaimana awal mula diolah dan dikonsumsinya. Penelitian ini akan membahas seputar berbagai kenyataan awal pembentukan boga di Indonesia yang dikenal memiliki kemajemukan dalam hal budaya makannya. Bagaimana kemajemukan itu bisa terbentuk? Dengan mengambil kurun waktu abad ke-19, penelitian ini mencoba untuk membuktikan berbagai hubung kait fakta-fakta seputar pembentukan selera makan di Hindia Belanda. Fakta-fakta terkait kebijakan sistem pembudidayaan tanah hingga kegiatan misionarisasi ternyata memiliki hubungan menarik dalam pembentukan selera makan. Beberapa contoh fakta sepanjang abad ke-19 yang akan disinggung di sini antara lain: seputar meluasnya produksi dan konsumsi beras di Jawa dan luar Jawa; tingginya produksi dan konsumsi daging di Jawa Tengah dan Timur dibandingkan di Jawa Barat yang condong vegetaris; serta dampak kristenisasi bagi pembentukan selera makan penduduk Pribumi di kawasan timur Hindia Belanda. Bagaimana itu semua terjadi dan seperti apa jejalinnya dalam pembentukan selera makan? Semua itu akan coba dijawab dalam penelitian ini.

Kata kunci: budidaya, selera makan, Hindia Belanda