• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • AGENDA
  • hal. 18
Arsip:

AGENDA

“Siapakah Rohingya?”: Konstruksi Negara dan Etnik Minoritas di Burma

AGENDA Kamis, 11 Juni 2015

FIB Weekly Forum
Kamis, 11 Juni 2015
Ruang Sidang 1 – pukul 13.00
Oleh: Wahyu Kuncoro, M.A.

Dalam beberapa bulan terakhir, isu seputar diskriminasi yang menimpa etnis Rohingya di
Burma (Myanmar) telah menyita perhatian dari berbagai kalangan di Indonesia. Salah satu
wacana yang terus berkembang adalah status Rohingya sebagai “stateless person” (orang
tanpa kewarganegaraan) yang menyebabkan mereka kehilangan hak-hak sebagai warga
negara khususnya berkaitan dengan tempat tinggal dan jaminan keamanan. Konflik
keagamaan juga sering bergulir dibalik isu mengenai etnis Rohingya yang tentu saja sangat
beresiko menyulut munculnya sentimen keagamaan di negara-negara lain, termasuk di
Indonesia. Untuk menghindari tumbuhnya sentimen tersebut maka penting bagi artikel ini
untuk mendiskusikan mengenai konstruksi identitas nasional dan etnik minoritas di
Burma, terutama yang menyangkut etnis Rohingya, dalam prespektif ilmu antropologi.
Dengan tidak mengesampingkan isu Rohingya dengan “manusia perahu” yang tengah
berkembang, artikel ini lebih memberikan fokus pada perkembangan formasi penyusun
etnisitas Rohingya dari awal masa kejayaannya di abad 16 hingga di era democratization
Burma saat ini. Terlepas dari status mereka yang stateless, istilah Rohingya sendiri bisa
dikatakan masih begitu kontradiksi bagi orang-orangnya. Sebagian besar Rohingya merasa
tidak nyaman dengan istilah “Rohingya” – lebih memilih dikenal sebagai Muslim Arakan –
yang diformulasikan oleh negara untuk mengeksklusi hak kewarganegaraan mereka.
Jumlah etnis Rohingya diperkirakan mencapai 3,5 juta orang, 2 juta di antaranya tinggal di
wilayah otonomi Rakhine (termasuk di berbagai kamp pengungsian yang menyebar di
wilayah perbatasan Burma dengan Bangladesh) dan sisanya tersebar di berbagai penjuru
dunia seperti Thailand, Pakistan, China Selatan, Malaysia, Amerika dan Jepang.
Artikel ini disusun berdasarkan tiga obyektif berbeda yaitu, 1. Menarik benang merah
mengenai siapakah etnis Rohingya itu; 2. Meninjau kembali akar konflik yang menimpa
etnis Rohingya; dan 3. Menarasikan perjuangan hidup etnis Rohingya yang tinggal di
perbatasan Thailand-Myanmar. Berangkat dari ketiga obyektif tersebut, artikel ini ingin
menunjukkan bagaimana perjuangan hidup Rohingya yang memilih untuk tidak melakukan
pelarian melalui rute laut melainkan bagi mereka yang bertahan tinggal di Burma atau
berpindah ke negara-negara tetangga melalui jalur darat. Aspek kesejarahan dalam artikel
ini diperoleh dari hasil documentary research dua buku utama yaitu “The Burmanization of
Myanmar’s Muslims” karangan J.A. Berlie dan “The Muslims of Burma” yang ditulis oleh
Moshe Yegar. Di samping itu, data yang dipresentasikan dalam artikel ini juga diperoleh
dari hasil partisipasi observasi bersama komunitas Muslim dari Burma di kota Mae Sot,
salah perbatasan internasional Thailand dengan Myanmar.

La Conférence sur l’OULIPO

AGENDA Kamis, 28 Mei 2015

L’Oulipo a été créé en 1960 par François Le Lionnais, scientifique amoureux de littérature, et Raymond Queneau, écrivain et mathématicien. L’idée de départ était d’interroger la mathématique, la science et les formes oubliées, pour proposer de nouvelles structures pour les textes littéraires.
La notion de « contrainte » est centrale dans le travail oulipien. Contrairement aux apparences, elle est un facteur essentiel de liberté dans la création. Elle est également un outil décisif dans l’interrogation du « sens » : le texte dit ce qu’il dit et ce que la contrainte dit aussi.
Parmi les membres célèbres de l’Oulipo on compte Raymond Queneau, l’auteur des « cent mille milliards de poèmes » que personne ne lira jamais en entier, Georges Perec dont le roman « La Disparition » est tout entier écrit sans la lettre « e », Italo Calvino dont le roman « Si une nuit d’hiver un voyageur » n’est constitué que de débuts de romans, Jacques Roubaud, maître de l’alexandrin dont « l’Ode à la ligne 23 » explore tous les moyens de le trahir !
Le groupe est international et compte 40 membres dont la moitié sont excusés pour cause de décès.
Paul Fournel, écrivain, en est actuellement le Président. Il fera une présentation de l’histoire du groupe, de son fonctionnement et lira des textes caractéristiques du travail oulipien.

Waktu : KAMIS tanggal 4 juin, jam 13.00-15.00
Tempat : Auditorium FIB – UGM
Pembicara : Paul Fournel (paulfournel.net, http://oulipo.net/)
Peserta : Mahasiswa Prodi Sastra Prancis UGM, UNY, IFI-LIP & publik
francophone (berbahasa Prancis)

printemps français

Lecture Series on Theory FIB UGM

AGENDA Rabu, 27 Mei 2015

Pemateri:
Dr.Phil. Dewi Candraningrum

Judul : Ecofeminism

Ruang Sidang 1, jam 08.00-10.00
Selasa, tanggal 09 Juni 2015

[gview file=”https://fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2015/05/Dewi-Candraningrum-Politik-Rahim-Perempuan-Kendeng-Menolak-Tambang-Semen-Kajian-Ekofeminisme.docx”]

[gview file=”https://fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2015/05/1-Dewi-Candraningrum-Mitos-Perempuan-Lereng-Gunung-Merapi-dc.docx”]

[gview file=”https://fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2015/05/UKSW-Dewi-Candraningrum-Amanat-Al-Insan-dalam-Krisis-Lingkungan-Ekofeminisme-Islam-dc-fin.docx”]

[gview file=”https://fib.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/10/2015/05/CV-Dewi-Candraningrum.doc”]

Ethnography, Fieldwork and the Anthropologist’s Emotions – Challenging ‘Traditional Empiricism’

AGENDA Selasa, 5 Mei 2015

FIB weekly forum
07 Mei 2015 ; Ruang Sidang 1 FIB UGM
Pukul 13.00

Ethnography, Fieldwork and the Anthropologist’s Emotions –
Challenging ‘Traditional Empiricism’
Thomas Stodulka (Freie Universität Berlin, Germany)

Researchers and their emotions are perceived as an irreconcilable dichotomy. They are considered as nuisances that jeopardize ‘objective’ science. At best, they are regarded as marginal apparitions of limited anecdotic, biographic or artistic interest. Many scientific disciplines have excluded them from their discourse. In contrast, my assumption is that emotions inevitably influence the research process: from the choice of research subjects, the researcher’s positionality and the generation of data, to their interpretation and public representation. We argue that their critical analysis should be part of and not excluded from scientific practice. Instead of obliterating or deeming them as esoteric by-products they should be scrutinized systematically and thus rendered productive for science and the communication of its results to the wider (academic) community.
In particular, fieldwork of anthropologists triggers a range of emotions that impact observation, influence comprehension and guide the formation of theories. Our continued assumption is that fieldwork in its manifold appearances can serve as a paradigm for the researchers’ emotions in general, since only fieldwork creates an extensive corpus of subjective reports (e.g. field diaries, notes, letters) that can be studied exemplarily.
Drawing on examples from my long-term study with street-related adolescents and young adults in Yogyakarta, this talk illustrates that the integration of the ethnographer’s emotions into the analysis, interpretation and representation of ethnographic data can assist in (1) increasing the emotional literacy of ethnographies (2) formulating a more relational anthropological theory and (3) raising emotions to a category of epistemic value.

Dr. Thomas Stodulka’s research focuses on stigma, marginality, and the interplay between culture, emotion, health, and illness. He conducted long-term fieldwork with street-related young men in Yogyakarta, Indonesia between 2001 and 2015, and is currently involved in an interdisciplinary research on cross-cultural perspectives on envy and directs a research project entitled the “The Researchers’ Affects” (http://www.loe.fu-berlin.de/en/affekte-der-forscher)

Address correspondence to him at Freie Universität Berlin, Department of Anthropology, Landoltweg 9-11, 14195 Berlin, Germany. E-mail: thomas.stodulka@fu-berlin.de

Lecture Series on Theory FIB UGM

AGENDA Rabu, 29 April 2015

Epistimologi Barat dan Memunculkan Epistimologi Indonesia
Pemateri: Al Makin
Pukul 08.00-10.00 ; Selasa, 5 & 19 Mei 2015
di Ruang Sidang 1

Dalam ceramah dan diskusi nanti dibahas tentang dasar-dasar epistimologi (kesadaran ilmu pengetahuan manusia) dari tradisi kuno yang diwarisi oleh Barat saat ini, dan tradisi epistimologi keindonesiaan (yang masih dalam proses pencarian). Maka dalam diskusi akan dipaparkan warisan-warisan kuno, dan sejarah tentang pengetahuan dari naskah-naskah kuno, seperti Gilgamesh (Babilonia Sumeria), Borossus (Kaldea), Herodotus (Yunani), Pliny the Elder (Roma) dan Ibn Khaldun (Arab). Bagaimana dasar-dasar pengetahuan yang akhirnya diwariskan ke dunia Barat, juga berupa teologi dalam tradisi Eropa maupun Arab, itu bertahan dan memberi inspirasi pengetahuan pada peradaban pengetahuan modern saat ini. Cuplikan-cuplikan teks kuno akan dipaparkan dan sedikit perbandingan dari karya-karya sastra dan historiografi Nusantara (Kakawin Sutasoma, Negara Kertagama, dan Babad Tanah Jawa).

1…1617181920…34

Rilis Berita

  • Keysha Almira, Mahasiswa S1 Pariwisata 2023, Mengembangkan Passionnya sebagai Pelatih Drill dan Display di UKM Marching Band UGM
  • Mengenal Tutor: Khoirunisa Diah Pranata
  • Mike McGovern dari Universitas Michigan : Apakah Rasa Sakit Hati Merusak secara Politik, atau Bisakah Ia Membangun?
  • Menggali Budaya, Mendaki Bahasa: Petualangan Mahasiswa KNB
  • Mengenal Tutor: Yohan Akbariantoro

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY