Yogyakarta, Sabtu, 6 September 2024. Sanad keilmuan filologi di Yogyakarta memiliki akar yang kuat dan tidak bisa dipisahkan dari peran sentral para tokoh filolog Jawa seperti Prof. Dr. Baroroh Baried, Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno, Dr. I Kuntara Wiryamartana, Dra. Sumarsih, M.Hum, Dr. Sudibyo, M.Hum, Dr. Sri Ratna Saktimulya, M.Hum, dan beberapa lainnya. Mereka adalah pilar-pilar penting dalam pengembangan filologi di Nusantara (Fathurahman, 2024).
Dengan adanya kepentingan mengenai Filologi dan perkembangannya di Yogyakarta, maka obrolan rutin Kang Oman dalam acara NGARIKSA (Ngaji Manuskrip Kuno Nusantara) yang ke -125 mencoba menguak mengenai tokoh-tokoh Filologi UGM, sebagai peletak dasar-dasar poros Filologi Yogyakarta dengan mengundang dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Dr. Arsanti Wulandari, M.Hum.. Selain itu, dalam obrolan tersebut juga disampaikan mengenai perkembangan peminatan Filologi di kalangan generasi muda dan peran akademisi. Kerjasama prodi sebagai akademisi dengan komunitas-komunitas yang minat dan mendalami masalah pernaskahan serta renik-reniknya menjadi kunci efektifnya pengajaran Filologi. Peran komunitas sebagai tempat magang (belajar di luar kelas sambil praktik teori dari kelas) menjadi keberhasilan pengajaran Filologi.
Penguasaan aksara dan bahasa menjadi kunci keberhasilan belajar Filologi, selain praktik di lapangan. Pembacaan dokumen masa lalu untuk melangkah di masa depan menjadi konsep yang diangkat dalam pembicaraan kali ini bersama Kang Oman, sebutan untuk Prof. Oman Fathurahman.