
Yogyakarta, 15 September 2025 – Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) menghadirkan pegiat seni Paksi Raras Alit dalam Ceramah Pakar bertema “Alih Wahana Naskah Kuna ke Seni Pertunjukan”. Dalam kesempatan tersebut, Paksi menyampaikan pemaparan berjudul “From Page to the Stage: Manuscript to Stage Performance” yang menyoroti proses kreatif serta tantangan ketika teks kuno dialihwahanakan menjadi karya pertunjukan.
Paksi menjelaskan bahwa alih wahana dari naskah kuna ke panggung seni pertunjukan bukan sekadar memindahkan teks tertulis ke dalam bentuk drama, teater, wayang, atau musik. Lebih dari itu, ada proses panjang yang melibatkan penulisan ulang, pengeditan, adaptasi, serta pengembangan imajinasi agar teks dapat hidup di panggung. Proses kreatif ini mencakup beberapa tahap penting, antara lain eksplorasi imajinasi, adaptasi isi, ko-modifikasi bersama tim, hingga tahap produksi teknis. Semua itu pada akhirnya diarahkan untuk menciptakan pertunjukan yang dapat dipahami dan dinikmati oleh audiens.
Namun, tantangan besar selalu muncul dalam proses tersebut. Paksi menekankan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang harus dijawab oleh seorang seniman atau kreator: dari mana harus memulai? Apa yang perlu dimasukkan atau dihilangkan? Bagaimana cara mengalihkan deskripsi panjang tentang tokoh, tempat, dan peristiwa ke atas panggung? Apakah dialog harus dimunculkan seluruhnya? Bahkan, sering kali naskah menghadirkan tokoh yang bertele-tele dalam berlembar-lembar teks, sehingga perlu dipadatkan agar efektif sebagai pertunjukan.
Diskusi ini menunjukkan bahwa seni pertunjukan bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga ruang pertemuan antara teks, kreativitas, dan penonton. Lebih jauh lagi, upaya kreatif menghidupkan kembali naskah kuna di panggung juga merupakan bagian dari pelestarian warisan budaya takbenda, yang sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) poin 4 tentang Pendidikan Bermutu, karena mendorong pengembangan pengetahuan berbasis tradisi, serta poin 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan, melalui upaya menjaga dan mengaktualisasikan warisan budaya dalam konteks modern.
Melalui kegiatan ini, FIB UGM menegaskan komitmennya sebagai ruang akademik yang tidak hanya meneliti teks naskah kuna, tetapi juga menghubungkannya dengan seni pertunjukan, sehingga tradisi tetap relevan dan dapat diwariskan lintas generasi.
[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]