
Yogyakarta, 7 Juli 2025 – Ajengkanthi Prabaningjati, mahasiswa angkatan 2022 Program Studi Bahasa, Sastra, dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada, tengah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Periode II tahun 2025 di Desa Wardo, Biak Barat, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi Papua.
Ajeng tergabung dalam tim KKN yang bernama Biak Elok, dengan program utama bertema “Optimalisasi Sumber Daya Bahari Berkelanjutan untuk Mewujudkan Ekonomi Biru”. Program ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat melalui potensi kekayaan bahari secara berkelanjutan. “Mayoritas masyarakat Desa Wardo bekerja sebagai nelayan, dengan ikan sebagai komoditas utama,” jelas Ajeng.
Dalam tim tersebut, Ajeng berperan sebagai Koordinator Divisi Pendidikan. Ia bersama timnya berfokus pada kegiatan mengajar, terutama kepada anak-anak sekolah dasar, dengan penekanan pada pendidikan karakter. “Aku dan divisi pendidikan berfokus mengajar anak – anak SD di Wardo, namun kami juga membuka kelas terbuka bagi siapapun yang mau belajar di lingkungan Gereja sekaligus jadi kakak di sekolah Minggu. Aku berharap kedepannya bisa berdampak buat anak – anak di sini” ungkapnya.
Selama pelaksanaan KKN, Ajeng dan rekan-rekannya tinggal di lingkungan Gereja GKI Betel Wardo. Mereka disambut dan dirawat dengan hangat oleh sepasang suami istri yang mereka panggil Mama Regina dan Papa Ben. “Mama dan Papa sangat membantu kami, terutama soal kebutuhan pangan. Gak cuma itu, masyarakat lingkungan Gereja sangat ramah dan menerima kami, anak – anak juga sering main sama kami. Jujur sangat bersyukur bisa diterima disini,” tambah Ajeng.
Meskipun lokasi KKN tergolong jauh, tim Biak Elok sempat mencuri perhatian di media sosial. Berkat kreativitas tim media mereka, berbagai momen selama KKN, mulai dari keindahan alam Desa Wardo hingga interaksi menyentuh bersama anak-anak, dikemas dalam bentuk video yang diunggah di Instagram dan TikTok. Beberapa unggahan bahkan sempat viral dan mendapat respons positif dari warganet.
Salah satu hal yang paling mengharukan bagi Ajeng selama menjalani KKN adalah semangat belajar anak-anak di Desa Wardo. “Keinginan belajar mereka dan rasa ingin tahu yang sangat dalam. Menurutku, itu sudah jadi modal yang bagus untuk meraih cita-cita mereka,” ujarnya.
Di akhir wawancara, Ajeng membagikan pesan kepada sesama mahasiswa, khususnya mahasiswa FIB yang akan melaksanakan KKN. “Menurutku, KKN itu pengalaman sekali seumur hidup yang belum tentu semua orang bisa rasain. Jadi kalau nanti temen – temen FIB mulai melaksanakan KKN, coba nikmatin prosesnya. Mulai dari hal kecil yang mungkin kelihatan sepele sampai momen besar yang bikin kalian belajar banyak. Semoga temen – temen FIB bisa menemukan cerita – cerita baru yang berkesan dan juga berharga.”
[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]