• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • UGM
  • UGM
  • hal. 33
Arsip:

UGM

Melihat Keseruan Kegiatan Upgrading dan Bonding Senat Mahasiswa FIB UGM 2024

Rilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Rabu, 5 Juni 2024

Pada Kamis, 23 Mei 2024, Senat Mahasiswa FIB UGM menyelenggarakan kegiatan Upgrading dan Bonding internal yang bertujuan untuk mempererat hubungan antar sesama pengurus dan mahasiswa yang menjadi bagian dari kepengurusan Senat Mahasiswa FIB UGM. Kegiatan yang dilakukan di awal kepengurusan ini diharapkan dapat mensinkronkan kinerja pengurus yang dilandasi solidaritas dan kebersamaan untuk pelaksanaan kepengurusan selama satu periode. Acara ini dilaksanakan di Ruang A201, Gedung Siti Baroroh, Fakultas Ilmu Budaya UGM.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Aisyah Muthmainnah Alamsyah, selaku Ketua Senat Mahasiswa Periode 2024/2025, dengan pemaparan informasi mengenai hal-hal yang perlu dilakukan oleh Senat Mahasiswa FIB UGM selama satu periode serta aturan yang berlaku mengikat bagi tiap pengurus. Pemaparan informasi melalui presentasi kemudian dilanjutkan dengan sharing session yang menghadirkan Ketua Senat Mahasiswa FIB UGM 2023/2024, I Putu Adhimas Radiansyah Aryawan dan Badan Kehormatan Senat Mahasiswa FIB UGM 2023/2024, Ajeng Purwaniaratih Puspitaningrum. Dalam kesempatan berbagi pengalaman, kedua mantan pengurus Senat Mahasiswa FIB UGM menekankan pentingnya pengetahuan yang menyeluruh terhadap fungsi dan kerja Senat Mahasiswa FIB UGM sebagai lembaga legislatif yang mengawasi Lembaga Eksekutif Mahasiswa (LEM) FIB UGM. Mereka juga menyebutkan, pentingnya komunikasi dan mempererat hubungan dengan tidak hanya pada LEM FIB UGM, namun juga kepada para Badan Semi Otonom (BSO) dan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) di lingkungan fakultas.

Setelah sesi berbagi pengalaman usai, kegiatan dilanjutkan dengan sesi bermain bersama yang dilakukan oleh seluruh panitia untuk memeriahkan kegiatan. Dengan sesi bermain interaktif seru ini, para pengurus dapat memperkuat rasa persamaan yang diperlukan untuk mendukung kinerja organisasi yang optimal.

Kick-Off Pengembangan Kredensial Mikro Bagi Pimpinan Universitas Melalui UGM Online

Rilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Rabu, 5 Juni 2024

SDGs 4: Pendidikan Berkualitas | SDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur | SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

Selasa, 21 Mei 2024, Fakultas Ilmu Budaya UGM mengikuti webinar kegiatan Kick-Off Pengembangan Kredensial Mikro Bagi Pimpinan Universitas Melalui UGM Online yang diselenggarakan oleh Direktorat Kajian dan Inovasi Akademik, Universitas Gadjah Mada. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan istilah Kredensial Mikro yang merupakan sertifikat atau pengakuan yang diberikan kepada individu setelah menyelesaikan kursus atau modul pembelajaran yang fokus pada kompetensi atau keterampilan tertentu. Dalam hubungannya dengan portal learning management system melalui UGM Online, untuk membentuk ekosistem pendidikan baru untuk mendukung continuing education dan lifelong learning bagi mahasiswa serta alumni dengan memperoleh sumber informasi belajar secara daring. Kredensial Mikro yang tersalurkan melalui jenis kelas pembelajaran daring yang ditawarkan biasanya berdurasi singkat dan sangat terfokus. Hal ini dirancang untuk meningkatkan kemampuan tertentu atau menguasai kompetensi yang spesifik hingga pengakuan kredit belajarnya.

Kredensial Mikro terbagi ke enam kelas berbeda, yakni:

  1. Kelas Keterampilan Teknis
  2. Kelas Pengembangan Profesional
  3. Kelas Soft Skills
  4. Kelas Kepatuhan dan Regulasi
  5. Kelas Kewirausahaan
  6. Kelas Khusus Industri

Setiap kelas dirancang dengan fokus spesifik untuk mengembangkan keterampilan berbeda. Pengembangan keterampilan yang spesifik ini mampu mendukung tiap individu untuk memperdalam pengetahuan dan wawasan mereka dalam suatu fokus khusus untuk kemajuan karir dan meningkatkan kompetensi individu. Pengembangan modul atau course dari modul kredensial mikro dikembangkan dari mata kuliah yang kemudian dikemas dan produksi ulang sesuai prinsip-prinsip kredensial mikro. Dosen dapat mengembangkan modul kredensial mikro dari keahlian yang dimiliki, yang memiliki nilai strategis di masyarakat/pasar untuk diakses secara luas dan massif. Modul dimungkinkan berbeda dengan materi di mata kuliah dan yang diajarkan kepada mahasiswa.

Dosen Arkeologi FIB UGM Sebagai Narasumber Kegiatan Kunjung Cagar Budaya

Rilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Rabu, 5 Juni 2024

Dalam rangka memberikan wawasan dan pengetahuan yang lebih luas tentang Cagar Budaya di wilayah Kabupaten Sleman terutama untuk generasi muda, maka pada tanggal 21 Mei 2024 diadakan kegiatan kunjungan ke Cagar Budaya ke objek Cagar Budaya yaitu Bangunan Wisma Kaliurang, Bangunan Wisma Merapi Indah I dan Bangunan Joglo Sri Widodo.  Peserta kegiatan ini adalah siswa-siswa SMA yang berada di wilayah Kabupaten Sleman berjumlah 15 orang dengan didampingi beberapa guru.  Tujuan dari kegiatan ini mengenalkan cagar budaya dari jenis bangunan terutama dari aspek nilai penting yang terkandung di dalamnya.  Adapun nilai penting yang ada pada Cagar Budaya berkaitan dengan nilai penting sejarah, nilai penting pendidikan, nilai penting ilmu pengetahuan, nilai penting kebudayaan dan nilai penting untuk penguatan jatidiri bangsa.

Bangunan Wisma Kaliurang, Wisma Merapi , dan Joglo Sri Widodo memiliki nilai penting sejarah sebagai bangunan yang digunakan dalam momentum sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Bangunan Wisma Kaliurang digunakan sebagai lokasi pertemuan KTN (Komisi Tiga Negara) pada tanggal 13 Januari 1948 dalam rangka memperoleh pengakuan kedaulatan Negara Republik Indonesia dari penjajahan kolonial Belanda.  Pertemuan ini dihadiri oleh wakil dari tiga negara yaitu Australia, Amerika dan Belgia.  Sedangkan dari Indonesia hadir sejumlah tokoh nasional seperti Soekarno, Mohammad Hatta, Jenderal Sudirman, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir dan lain-lain.  Hasil penting dari pertemuan ini adalah keputusan notulensi yang menyatakan Republik Indonesia tetap memegang kekuasaan penuh atas daerah yang dikuasainya.

Pertemuan KTN ini sebenarnya menindaklanjuti Perjanjian Renville yang sempat buyar dengan adanya Agresi Militer Belanda II yang merebut Yogyakarta sebagai ibukota Republik Indonesia pada waktu itu.  Kemudian terkait dengan bangunan Wisma Merapi Indah I yang berlokasi tidak jauh dari Wisma Kaliurang merupakan bangunan yang pernah digunakan sebagai tempat menginap para tokoh nasional ketika menghadiri pertemuan KTN tersebut, bersama dengan kompeks Pesanggrahan Ngeksigondo yang juga berlokasi tidak jauh dari Wisma Kaliurang.

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, penanaman nilai-nilai pelestarian cagar budaya di kalangan generasi muda khususnya pelajar di wilayah Kabupaten Sleman dapat memberikan bekal kelak di masa mendatang bagi masyarakat untuk dapat lebih berperan serta dalam melestarikan peninggalan berupa warisan budaya bersifat benda yang memiliki nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan keberadaannya.

Seminar Sosialisasi Ingatan Kolektif Nasional (Ikon)

Rilis BeritaSDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang BerkelanjutanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Selasa, 4 Juni 2024

SDGs 4: Pendidikan Berkualitas | SDGs 11: Kota dan Pemukiman Yang Berkelanjutan

Perpustaaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia bekerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) dan Dinas Perpsutakaan dan Kearsipan (Dispusip) Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan seminar dengan tema “Sosialisasi Ingatan Kolektif Nasional (Ikon)” pada Selasa—Rabu, 07—08 Mei 2024. Seminar ini dilaksanakan secara bauran di Hotel Aston Banyuwangi Hotel & Conference Center, Jl. Brawijaya, Banyuwangi, Jawa Timur dan melalui aplikasi Zoom Meeting. Seminar ini dibuka langsung oleh Kepala Pusat Jasa Informasi Perpustakaan dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI, Agus Sutoyo. Dalam seminar ini, peserta yang terlibat terdiri dari pakar pernaskahan yang berasal dari berbagai institusi, mulai dari Ikon, Perpusnas, Dispusip Kabupaten Banyuwangi, Universitas Gadjah Mada, Universitas PGRI Banyuwangi, Komunitas Pegon, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan lain-lain.

Ikon ini sendiri merupakan salah satu program Perpusnas yang bertujuan untuk mencatat naskah kuno yang dianggap memiliki peran dan nilai penting bagi peradaban Indonesia. Setelah melalui proses penelitian dan diskusi, naskah kuno yang telah ditetapkan sebagai Ikon tersebut kemudian akan diproyeksikan untuk diusulkan menjadi Memory of the World (MoW), United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Dalam seminar ini, judul materi yang dibawakan yaitu “Masa Lalu sebagai Cerlang  Masa Kini dan Masa Depan: Naskah Banyuwangi Sebagai “Ikon”. Dalam konteks ini, ingatan kolektif yang dimaksud yaitu ingatan yang tersusun dari peristiwa-peristiwa besar pada masa lampau yang dilestarikan melalui formasi kultural dan komunikasi yang terlembagakan, seperti resitasi, inspeksi, serta observasi berkaitan baik dengan bentuk-bentuk komunikasi tertulis maupun visual. Ingatan komunikatif biasanya ditransmisikan secara lisan dan dalam lingkungan keluarga sehingga dapat disebut sebagai ingatan pribadi, sedangkan ingatan  kolektif biasanya ditransmisikan di luar keluarga sehingga dapat disebut sebagai ingatan publik. Naskah sebagai ingatan kolektif ini berfungsi sebagai representasi martabat bangsa, identitas kebinekaan Indonesia, pemerkuat kesatuan nasional, kebanggaan nasional, dan pemantik pemajuan kebudayaan. Adapun naskah yang diangkat yaitu naskah/teks Sri Tanjung. Alasan pengangkatan naskah/teks Sri Tanjung sebagai Ikon Banyuwangi ini sendiri yaitu, 1) naskah Sri Tanjung merupakan karya pujangga Banyuwangi; 2) beberapa abad hadir dalam ingatan kolektif masyarakat Blambangan/Banyuwangi; 3) kebertahanannya menunjukkan keunggulannya sebagai karya sastra; 4) keunggulan ini merupakan kekuatannya sebagai warisan budaya Banyuwangi; 5) Sri Tanjung dan Banyuwangi seperti dua sisi dari sekeping mata uang; serta 6) merupakan representasi Banyuwangi dan memenuhi persyaratan sebagai karya sastra yang berkualitas.

Seminar dengan tema “Sosialisasi Ingatan Kolektif Nasional (Ikon)” dan materi berjudul “Masa Lalu sebagai Cerlang  Masa Kini dan Masa Depan: Naskah Banyuwangi Sebagai “Ikon” ini ini sesuai dengan program Sustainable Development Goals (SDG’s) tujuan keempat, “Pendidikan Berkualitas (Quality Education): menjamin pendidikan yang inklusif dan setara secara kualitas dan mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua”, serta tujuan kesebelas, “Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan (Sustainable Cities and Communities): mewujudkan kota-kota dan permukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan”, khususnya poin 11.4 mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan warisan alam dunia.

Bimbingan Teknis Penulisan Cerita Anak Berbahasa Jawa oleh Dosen Bahasa Sastra dan Budaya Jawa – Wiwien Widyawati Rahayu

Rilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Selasa, 4 Juni 2024

SDGs 4: Pendidikan Berkualitas | SDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi | SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan

Perjenjangan merupakan penentuan kesepadanan buku bagi pembaca dengan tingkat kemampuan baca. Sedangkan Buku Nonteks adalah jenis buku yang bertujuan agar dapat memberikan pengayaan pengetahuan, wawasan dan keterampilan terhadap buku teks pelajaran dari kajian keilmuan tertentu. Dari batasan tersebut maka ”Perjenjangan Buku Nonteks” merupakan piranti penting yang patut diketahui, dipahami, diterapkan bagi penulis/pengarang buku nonteks.

Topik bahasan tersebut disampaikan Wiwien Widyawati Rahayu, dosen program studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Departemen Bahasa dan Sastra, FIB UGM pada ”Bimtek Penulisan Cerita Anak Berbahasa Jawa” yang diselenggarakan Balai Bahasa Yogyakarta (BBY) di Hotel Grand Rohan Yogyakarta pada 18 Mei 2024 pukul 08.00—16.00 wib. Bimtek merupakan paket rangkaian kegiatan yang diawali dengan lomba penulisan proposal yang diikuti 375 orang/judul. Dari hasil penilaian tiga juri, di antaranya Wiwien Widyawati Rahayu terpilih 97 judul. Proposal ini berisi tidak hanya tema, topik, judul, perjenjangan yang dipilih tetapi juga berisi deskripsi tokoh dan perwatakannya, sinopsis cerita, juga draf isi naskah perhalaman berikut deskripsi ilustrasi yang harus disertakan. Kenapa harus sedetil ini? Karena melalui apa yang dituliskan pengusul, akan diketahui kesesuaiannya dengan jenjang usia yang dipilihnya.

Dengan adanya bimtek diharapkan ketidaksesuaian yang ditemukan pada ke-97 proposal terpilih dapat diketahui, dikonsultasikan, dan diperbaiki oleh penulis.  Kesesuaian tersebut berdasar pada klasifikasi pembaca, meliputi pembaca dini (A: 0—7 tahun), pembaca awal (B1, B2, B3: 6—10 tahun), pembaca semenjana (C: 10—13 tahun), pembaca madya (D: 13—15 tahun), dan pembaca mahir (E: 16 tahun ke atas). Dari lima klasifikasi hanya tiga yang disampaikan (kecuali pembaca madya dan mahir) secara mendetail karena disesuaikan dengan ketentuan yang ditetapkan BBY sebagai syarat jenjang lomba.

Peserta bimtek yang notabene penulis cerita anak berasal dari berbagai kabupaten di DIY. Keberagaman profesi, seperti pendidik formal maupun nonformal, ASN di luar bidang pendidikan, mahasiswa, wartawan, pensiunan, penulis profesional, ibu rumah tangga, wiraswasta, serta karyawan swasta membuktikan bahwa aktivitas menulis terjadi secara luas di masyarakat. Hal ini dapat dijadikan tambahan bukti bahwa menjadi penulis merupakan pilihan profesi yang dapat ditekuni dan diandalkan karena sepanjang masa.

Di akhir paparannya, Wiwien menyampaikan bahwa, ”menulis buku nonteks merupakan peluang bagi kita semua selama kita mampu menemukenali disparitas antara tujuan kurikulum yang hendak dicapai dengan ketersediaan buku teks, serta praktik pembelajaran yang ada. Hal ini perlu diketahui, mengingat fungsi buku nonteks adalah pelengkap dan penguat buku teks yang telah ada”.

Kegiatan yang telah dilakukan ini berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), yaitu Pendidikan Berkualitas (4) karena  peserta/penulis yang terlibat dalam bimtek dapat meningkatkan kompetensi menulis yang sesuai dengan perjenjangan pembaca; Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi (8) karena dengan kompetensi yang didapat para peserta bimbingan teknis dapat mengenali peluang bahwa menulis dapat dijadikan profesi; Kemitraan untuk mencapai tujuan (17) karena relasi antara  para peserta dengan beragam profesi, akademisi sebagai narasumber, serta lembaga sebagai pemangku kepentingan  dapat berlangsung dengan baik karena menyadari kapasitas diri sehingga relasi saling membutuhkan dan melengkapi terwujud untuk mencapai tujuan.

1…3132333435…56

Rilis Berita

  • Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Universitas Cheng Kung Taiwan Perkuat Kolaborasi Kursus Musim Panas Arkeologi
  • Korea Utara: Di Balik Mitos, Realitas, dan Imajinasi
  • Mahasiswa Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Lolos Program Fast Track S1–S2 FIB UGM
  • UGM Kembalikan Artefak dan Kerangka Leluhur kepada Masyarakat Warloka, Labuan Bajo
  • Pekerja Migran Indonesia Hidup di Taiwan

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY