• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Sustainable Development Goals
  • Sustainable Development Goals
  • hal. 6
Arsip:

Sustainable Development Goals

Tim PKM-K UGM Mengenalkan Sistem Pengait Candi (Interlock) Melalui Model Miniatur Candi Mandira Brick

HEADLINERilis Berita Jumat, 20 Oktober 2023

Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang terhimpun dari berbagai fakultas menciptakan mainan model miniatur candi yang dapat dimainkan dengan cara disusun satu-persatu menggunakan sistem pengait (Interlock) yang terdapat pada miniatur batu-batu bagian penyusun sebagaimana yang terdapat pada candi kuno asli. Model miniatur tersebut diberi nama merek ”Mandira Brick” yang memiliki arti bangunan suci yang dibangun dengan susunan batu.

Tim PKM-K Mandira Brick didampingi oleh Fahmi Prihantoro, S.S., M.A, Tim PKM-K tersebut merupakan tim kolaborasi dari berbagai lintas bidang ilmu yaitu Arkeologi, Teknik Geodesi, dan Perbankan Universitas Gadjah Mada. Diketuai oleh  Ahmad Zaki, Tim PKM-K Mandira Brick beranggotakan Krista Satya Nugraha (Arkeologi 2021) , Putri Zelda Prabaswari (Arkeologi 2021), Muhammad Zaki Ramadhan (Perbankan 2021), dan Muhammad Farrell Wardhana (Teknik Geodesi 2021).

Latar belakang munculnya ide tersebut adalah karena masih banyaknya kesalahpahaman oleh masyarakat terkait dengan pembangunan candi-candi kuno di Indonesia, kesalahpahaman informasi tersebut berupa mitos-mitos yang dipercaya luas masyarakat mengenai pembangunan candi pada zaman dahulu seperti batu candi yang direkatkan menggunakan putih telur, pembangunan candi yang dilakukan oleh makhluk halus, dan sebagainya. Padahal, sejatinya bangunan-bangunan candi tersebut dibangun dengan susunan batu yang memiliki sistem pengait (Interlock) karya leluhur Bangsa Indonesia.

Berangkat dari permasalahan tersebut Tim PKM-K Mandira Brick UGM mengembangkan produk model miniatur candi era Jawa Kuno yang mengadopsi sistem pengait sebagaimana candi aslinya, Mandira Brick memiliki tiga poin utama dalam produknya yaitu edukasi pelestarian cagar budaya, edukasi sistem konstruksi candi, dan edukasi mengenai seni arsitektur candi. Pada sebuah produk Mandira Brick akan terdiri dari sebuah baseplate, miniatur batu candi penyusun, dan lem perekat.

Pada saat ini Mandira Brick memiliki tiga variasi produk yang memiliki rentang harga yaitu 185.000 untuk Gapura Ratu Boko, Rp190.000 untuk Candi Banyunibo, dan 190.000 untuk Candi Sukuh. Candi tersebut diambil dengan tujuan memopulerkan candi-candi yang kurang terkenal namun memiliki keindahan, daya tarik wisata, dan makna sejarah yang tak kalah dengan candi yang sudah terkenal luas seperti Candi Prambanan dan Candi Borobudur.

 

 

 

 

Cinta Kakak-Beradik dalam Sastra Jawa Modern

HEADLINEHEADLINERilis Berita Senin, 16 Oktober 2023

Senin, 16 Oktober 2023, Departemen Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa mengadakan seminar kuliah umum yang bertajuk “Cinta Kakak-Beradik dalam Sastra Jawa Modern: Sebuah Cangkriman untuk Peneliti Sastra”. Seminar ini diselenggarakan secara gratis dan terbuka untuk umum di Auditorium Soegondo, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Dalam seminar ini dihadirkan narasumber seorang dosen senior dari Australian National University yakni Dr. George Quinn. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Universitas Gadjah Mada juga turut hadir dalam seminar ini sebagai moderator.

Sebagai pembuka Dr. George Quinn menceritakan latar belakang pendidikannya serta pengalamannya ketika Beliau berkuliah di Universitas Gadjah Mada.  Dr. George Quinn melanjutkan pemaparanya dengan melakukan bedah karya novel jawa, diantaranya “Puspitasari”, “Truntum” karya Siti Aminah, dan “Kinanti” karya Margareth Widhy Pratiwi. 

Dalam paparan ini Quinn melakukan tafsiran terhadap karya-karya novel jawa bergenre roman yan mengandung unsur perkawinan inses atau perkawinan yang dilakukan oleh pasangan yang memiliki ikatan keluarga atau kekerabatan dari sudut pandang Kesusastraan Jawa. Tafsir pertama, masyarakat Jawa memiliki cara pandang mengenai  hubungan cinta suami-istri yang ideal adalah seperti cinta tulus adik dan kakak. Oleh karena itu, mungkin sering kita dengar di wilayah Jawa seorang istri memanggil suaminya dengan sebutan mas, dan seorang suami akan memanggil sang istri dengan sebutan dik. Tafsir kedua, hubungan inses ini sudah dimiliki oleh kisah mitos kuno kisah kasih Dewi Sri dan Sedhana. Terdapat pula kisah Prabu Watugunung dalam Babad Tanah Jawi dan cerita Sangkuriang dari Jawa Barat.

Lalu mengapa mitos kuno dengan unsur inses berperan dalam perkembangan kesusastraan Jawa Modern? Rupanya kisah-kisah kuno ini menjadi memori kolektif di masa modern saat ini. Hal tersebut membuat cerita mengenai kisah roman dalam kekerabatan terus direproduksi. Selain sebagai kisah fiktif yang bertujuan untuk menghibur rupanya kisah bertopik hubungan inses ini juga berfungsi sebagai media belajar bahwa hubungan inses merupakan suatu hal yang sebaiknya dihindari. Pesan moral tersebut lebih mudah dipahami ketika dikemas dalam bentuk mitos dan cerita. 

Seminar ini dikemas dengan apik. Topik yang dipilih pun sangat menarik. Audiens yang hadir mengikuti seminar ini dengan saksama. Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab. Kiranya seminar ini dapat menjadi media reflektif bagi kita dan kesusastraan Jawa terus berkembang di era modern saat ini.

Petualangan Kapalasastra untuk Alam Melalui Pendidikan & Praktik Dasar

HEADLINERilis Berita Senin, 16 Oktober 2023

Pada bulan Desember tahun 2022 silam, Kapalasastra sebagai salah satu Badan Semi Otonom (BSO) dalam bidang pecinta alam telah sukses melakukan pendidikan dasar bagi anggota barunya. Serangkaian kegiatan pendidikan dasar (diksar) yang dilakukan meliputi pemahaman dan praktik dasar panjat tebing, susur gua, arung jeram, dan gunung-hutan. Sesuai dengan asas kekeluargaan yang dimiliki oleh Kapalasastra secara turun temurun, seluruh kegiatan itu dilaksanakan tanpa ada unsur kekerasan atau bentakan.

 

Pada bulan Januari, diksar gunung-hutan bertempat di lereng Gunung Ungaran dan dilaksanakan selama lima hari. Dalam kegiatan ini, diberikan pengajaran mengenai praktik Ilmu Medan Peta dan Kompas (IMPK), Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), Search and Rescue (SAR), serta melatih kemampuan survival. Pada bulan berikutnya, dilaksanakan diksar arung jeram atau Olahraga Arus Deras (ORAD). Sungai Elo adalah tempat yang dipilih dengan perhitungan tingkat keamanan sungai sedang serta curah hujan yang sedang juga.

 

Agenda selanjutnya ialah panjat tebing pada bulan Maret. Panjat tebing diadakan di tebing Pantai Siung. Tidak hanya materi ruang dan praktik memanjat saja, peserta juga diperkenalkan dengan bentuk-bentuk karang yang membentuk lapisan tebing. Mereka diberi kesempatan untuk mengelilingi tebing-tebing karang dan mengamati morfologi dari setiap sisi tebing yang dijajaki. 

 

Terakhir, diksar susur gua atau caving dilaksanakan di Purworejo. Terdapat dua bentuk gua yang harus disusuri, yakni gua vertikal dan horizontal. Gua horizontal yang dipilih adalah Gua Sikantong. Gua ini memiliki panjang lintasan 1,5 KM dan dialiri arus sungai di dalamnya. Selanjutnya, gua vertikal yang dipilih adalah Gua Sibodak. Goa ini memiliki kedalaman sekitar 25 meter. Peserta mempelajari dan mengamati stalaktit dan stalakmit, struktur gua, biota di dalamnya, serta ilmu fotografi gua. Seluruh rangkaian diksar kemudian ditutup dengan pelantikan di Pantai Parangkusumo sekaligus menjalankan agenda bersih pantai.

 

Pada bulan Oktober tahun 2023 ini, Kapalasastra kembali menggelar pendidikan dasar tersebut. Harapannya, pendidikan dasar ini mampu memberi pembelajaran dan praktik baik untuk mengenal alam secara lebih dekat, menjadi wadah penyalur minat bakat, serta mengentaskan citra negatif pecinta alam. Kapalasastra; cinta alam, cinta kehidupan, tanpa melupakan kebesaran Tuhan!

Penerima Beasiswa ASFA, Raih S3 Summa Cumlaude di AL-Azhar Kairo

HEADLINEHEADLINERilis Berita Kamis, 12 Oktober 2023

Han Ismail merupakan salah satu dari puluhan ribu mahasiswa Indonesia yang terbaik, membawa harum nama bangsa Indonesia karena prestasinya sejak S1, S2 dan S3 di Al-Azhar Kairo yang begitu cemerlang.

Dalam sidang disertasinya pada hari Selasa, 10 Oktober 2023  yang diuji oleh para pakar dan profesor ahli bahasa Arab; Prof. Dr. Ahmed Ali Rabi Mahmoud (Pembimbing utama), Prof. Dr. Syamsul Hadi, MA. (Guru besar Linguistik dari UGM sebagai pembimbing pendamping), dan sebagai penguji; Prof. Dr. Salah Hamdi Hudhud dan Prof. Dr. Ahmed Arif Hegazi, Han Ismail dapat mempertahankan disertasinya serta membuktikan kecakapan berpikir dan intelektual serta ke dalaman ilmu pengetahuannya, khususnya dalam bidang linguistik bahasa Arab.

Han Ismail dalam disertasinya menerangkan kajian tentang kolokasi yang cukup mendalam, dengan spesifikasi studi komparatif kolokasi bahasa Arab dan bahasa Melayu, yang ditinjau dari sudut pandang ilmu semantik. Kolokasi bahasa Arab dengan bahasa Melayu adalah penggunaan sebuah kata Arab dengan melibatkan (menggabungkan, menyadingkan) kata Arab lain dalam struktur kalimat Arab guna memproduksi makna kalimat yg sesuai. Struktur kalimat dalam bahasa Arab berbeda dengan struktur kalimat yang ada dalam bahasa Melayu. Perbedaan kolokasi bahasa inilah yang dibandingkan oleh Sdr. Han Ismail.

Setiap kata dalam sebuah kalimat tertentu pasti berkaitan dengan kata sebelumnya atau sesudahnya. Kesalahan dalam menyandingkan (melibatkan, menggabungkan) kalimat dengan kalimat yang lain akan menyebabkan tidak adanya kepaduan (keserasian) wacana atau teks (makna) yang dihasilkan. Begitu juga kekeliruan dalam menyandingkan kata dengan kata yang lain akan menyebabkan lemahnya kalimat tersebut. Dalam beberapa bahasa tertentu kekeliruan dalam menyandingkan kata dengan kata yang lain terkadang merupakan kesalahan yang akan diketahui oleh para penutur asli bahasa, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa Melayu. Contohnya; dalam bahasa Indonesia, kita bisa mengatakan: “Binatang itu telah mati”, tetapi kita tidak bisa kita mengatakan: “binatang itu telah meninggal dunia”

Demikianlah isi disertasi milik Han Ismail. Melalui kecakapa berpikirnya, Ia telah memberikan kontribusi apik dalam bidang linguistic Bahasa Arab. Kiranya karya disertasinya dapat menjadi sumber yang sangat berharga bagi para sarjana dan praktisi.

 

Mahasiswa UGM Beri Ruang Aktualisasi Diri kepada Anak Difabel: Berekspresi melalui Tarian dan Iringan Musik Mainan Tradisional “Otok-Otok”

HEADLINEHEADLINERilis Berita Kamis, 12 Oktober 2023

Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKM-PM) UGM
melakukan kegiatan sosial pengabdian kepada masyarakat yang berfokus untuk pengupayaan
mengubah cara pandang inklusif terhadap penyandang disabilitas serta menciptakan ruang
berekspresi yang dikemas dalam bentuk kolaborasi seni tari dan musik di Panti Asuhan Bina
Siwi guna menyokong penyamarataan hak-hak penyandang disabilitas dalam berkesenian di
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Tim yang di nahkodai oleh Muhammad Jhony Fonsen (Pariwisata, 2020) dengan kolaborasi tim interdisipliner yaitu Revana Sheba Pavita (Ilmu Keperawatan, 2020), Regizki Maulia (Psikologi, 2021), Hakam Tsaqib Hanafia (Sastra Indonesia, 2021), Fahrezy Thomas Pratama (Kimia, 2022) dan didampingi oleh Dr. Hayatul Cholsy, S.S., M. Hum., dosen Fakultas Ilmu Budaya melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan berawal dari stagnasi visi misi dari mitra sasaran, yaitu Panti Asuhan Bina Siwi yang belum sepenuhnya memfasilitasi kebutuhan para penyandang disabilitas, khususnya dalam hal berkesenian. Disebutkan bahwa Panti Asuhan Bina Siwi memiliki visi untuk dapat mensejahterakan anak berkebutuhan khusus dan melatih kemandirian secara terarah yang berkesinambungan dengan tujuh misi untuk dapat menyempurnakan visi yang dicita-citakan. Salah satu dari visi tersebut yaitu mengoptimalkan potensi anak berkebutuhan khusus di dalam panti yang menekankan pada program bina diri, mengadakan kegiatan keterampilan secara berkesinambungan dan terarah sebagai bekal di masa depan. Dua di antara tujuh misi yang disematkan untuk menjadi landasan dasar meraih harapan besar Panti Asuhan Bina Siwi ternyata belum dapat terealisasi secara matang dan optimal.

“Panti asuhan juga sudah berupaya untuk memberikan fasilitas anak-anak berkesenian, tetapi kendala kami adalah tidak mampu mendatangkan pelatih dikarenakan minimnya dana yang kami miliki. Sesuai dengan visi dan misi memang kami bercita-cita mengarahkan kemampuan anak untuk bisa mandiri dan sejahtera, misalkan dengan memberikan pelatihan menjahit, beternak, hingga proses pembuatan telur asin. Hanya saja, untuk kegiatan yang merujuk pada kesenian belum dapat berjalan secara optimal. “Kami sering mendapat kunjungan-kunjungan dari berbagai kelompok untuk kegiatan donatur, semakin kesini saya juga memiliki harapan besar untuk dapat meningkatkan nilai panti dengan membangun identitas yang jelas. Identitas jelas di sini dimaksudkan panti asuhan memiliki karakteristik sendiri, misalkan dengan memberikan tarian penyambutan tamu yang ditarikan oleh anak-anak disabilitas ketika ada kunjungan di momen tertentu. Lagi-lagi memang kendalanya dari segi perekonomian dan SDM kami yang kurang memiliki kompetensi di bidang kesenian, khususnya musik dan tari” Keluh kesah Pak Sugiman selaku Ketua Yayasan Panti Asuhan Bina Siwi, Yogyakarta pada (20/8).

Berangkat dari keresahan dan permasalahan yang ada, kami dari Tim Tok-Show Obah memberikan solusi program “TOK-SHOW OBAH: Self Actualization Difabel dalam Berkesenian melalui Tarian dengan Iringan Mainan Tradisional di Panti Asuhan Bina Siwi, Yogyakarta” dengan tujuan untuk membangun sistem untuk menambah value/karakteristik panti asuhan sebagai identitas, menciptakan ruang berekspresi bagi para penyandang disabilitas, dan menjaga eksistensi sekaligus sebagai ruang aktualisasi diri.

Program ini diusung dengan kolaborasi antara seni musik dan seni tari. Menariknya, tim Tok-Show Obah ini mencoba untuk bereksperimen dengan menggunakan musik pengiring pada tari yang tidak biasa, yaitu dengan menggunakan mainan tradisional berbunyi “Otok-Otok”. Eksistensi mainan Otok-Otok kian menurun oleh adanya dampak modernisasi saat ini. Maka dari itu, muncul langkah solutif untuk dapat meningkatkan kembali eksistensi mainan tradisional, hingga dapat memberikan edukasi bahwa mainan tidak hanya berfungsi sebagai mainan, tetapi dengan kreativitas yang tinggi dapat dikemas menjadi sebuah musik eksperimental.

“Selain murah, mainan Otok-otok ini juga banyak dijumpai di Yogyakarta loo, khususnya Daerah Bantul. Harganya pun terjangkau dan mudah didapat. Yang lebih penting, mainan otok-otok ini bersifat multifungsi. Hitung-hitung juga sebagai bentuk pelestarian mainan tradisional di era yang sekarang” Ucap Hakam atau biasa dipanggil Hatta sebagai salah satu anggota tim kami.

   

Selain menggunakan iringan yang tidak biasa, ragam gerak tarinya pun bervariasi dari ragam gerak tari biasanya. Dalam karya ini, tim melibatkan ragam gerak dasar gaya Yogyakarta seperti ngeruji, ngithing, dan ukel serta gerak bahasa isyarat untuk dimunculkan sebagai identitas karya, seperti sapaan sederhana “Halo”, “Terima kasih”, dan “Aku cinta kamu”. Melalui gerak tari ini, harapannya mampu memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa penyandang disabilitas masih memiliki kemampuan untuk tetap mendapatkan pendidikan dengan metode pengayaan yaitu pendidikan sesuai dengan keterampilan dan kemampuan mereka. Salah satunya dari pelatihan keterampilan menari. “Menariknya, dilihat dari kacamata psikologis, berlatih menari dan bermusik untuk anak penyandang disabilitas khususnya tunagrahita dapat menjadi media terapi lohh” tambah Regizki atau kerap disapa Eqi.

Revana dan Thomas pun menambahkan “Ternyata meski dengan latar belakang yang berbeda, antusiasme mereka dalam berlatih menciptakan karya kolaboratif ini sangatlah tinggi. Yang awalnya kebutuhan mereka kurang terfasilitasi, dengan program ini mereka dapat berkarya, berekspresi, hingga mengaktualisasikan kemampuan diri mereka”. Saat dilakukan pelatihan pun, anak-anak Panti Asuhan Bina Siwi sangat senang mengikuti arahan, menanyakan yang masih dibingungkan, dan selalu tidak sabar untuk mengikuti pelatihan-pelatihan berikutnya. Sambutan hangat selalu diberikan saat tim kembali datang ke panti baik dari pengelola panti, maupun dari teman-teman penyandang disabilitas. Melalui respon positif ini, harapannya program dapat terselesaikan dengan baik sesuai dengan kebutuhan panti asuhan. Tidak hanya sampai pada program selesai sesuai dengan adanya tim PKM-PM ini, tetapi juga dapat menjadi kegiatan yang berkelanjutan sebagai kegiatan wajib ekstrakurikuler dan mampu menjadi identitas karakteristik Panti Asuhan Bina Siwi.

Penulis: Tim PKM Tok-Show Obah

1…456789

Rilis Berita

  • Menelusuri Arsip, Meresapi Rasa: Mahasiswa INCULS dalam Napak Tilas Budaya dan Sejarah Jogja
  • Menjembatani Timur dan Barat: Sufisme Carl W. Ernst dalam Sorotan Disertasi Mahasiswa Doktor Pengkajian Amerika
  • Prof. Wening Udasmoro Dianugerahi Penghargaan Inclusive Global Engagement oleh Universitas 21
  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY