Yogyakarta, 30 Oktober 2025 — Tiga mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), Eka Nur Cahyani, Alma Syahwalani dan Nur Wakhid Fajar S, turut berkontribusi dalam buku Sestra Manitra melalui sebuah karya seni berjudul “Prameswari”, yang diwujudkan dalam bentuk Gapura Renggan—ornamen dekoratif yang memadukan nilai estetik dan filosofi budaya Jawa.
Karya Prameswari menampilkan teks yang sarat makna tentang perempuan ideal dalam pandangan budaya Jawa. Teks tersebut berbunyi:
“Tiyang wadon kang kasebut Prameswari langkung luhuring estri. Tiyang wadon utama ana ing manah kudu sabar, nrima, rila, lan sumarah. Wong wadon kang sinau olah rasa kudu bisa nampa kanthi lila legawa lan lembah manah.”
Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maknanya ialah:
“Seorang wanita yang disebut sebagai permaisuri, terlebih wanita yang memiliki derajat lebih dari perempuan utama. Wanita dengan hati mulia harus sabar, ikhlas, besar hati, dan pasrah. Wanita yang belajar mengendalikan amarah dapat menerima dengan ikhlas dan rendah hati.”
Melalui karya ini, Eka, Alma dan Wakhid berupaya menggambarkan nilai-nilai luhur perempuan Jawa yang menekankan kesabaran, keikhlasan, dan kebijaksanaan batin. Prameswari tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap peran perempuan dalam budaya Jawa, tetapi juga menjadi sarana refleksi bagi generasi muda untuk memahami makna kemuliaan perempuan dari perspektif budaya lokal.
Keterlibatan mahasiswa dalam buku Sestra Manitra menunjukkan sinergi antara pembelajaran dan pelestarian budaya, di mana mahasiswa tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga mengembangkan ekspresi artistik yang mencerminkan identitas budaya Jawa.
Kegiatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 5 (Kesetaraan Gender). Melalui kegiatan ini, mahasiswa belajar menghargai nilai-nilai budaya sekaligus mengangkat peran perempuan sebagai sosok yang memiliki kebijaksanaan dan kekuatan batin, sejalan dengan upaya mewujudkan pendidikan humanis dan berperspektif gender.
Selain itu, karya Prameswari juga menjadi bentuk nyata pelestarian budaya daerah yang mendukung keberlanjutan sosial dan kultural di masyarakat, sebagaimana semangat yang dijunjung tinggi oleh Fakultas Ilmu Budaya UGM dalam membangun generasi muda yang berkarakter, berbudaya, dan berkontribusi terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]


