• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 4: Cultural diversity
  • SDGs 4: Cultural diversity
  • hal. 4
Arsip:

SDGs 4: Cultural diversity

Mengupas Peran Tionghoa dalam Sejarah Indonesia melalui Seri Seminar Departemen Sejarah UGM

Rilis Berita Selasa, 30 April 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Cultural diversity | SDGs 4: Basic literacy | SDGs 4: Education | SDGs 8: Culture | SDG 10: Reduced inequality | SDGs 10: Culture | SDGs 10: Education | SDG 11: Sustainable cities and communities | SDGs 11: Cultural heritage | SDGs 16: Education

Pada Rabu, 06 Maret 2024, Departemen Sejarah FIB UGM menggelar seminar series tentang sejarah orang Tionghoa di Indonesia. Seminar yang bertajuk “The Role of Chinese in Indonesian History” ini dilaksanakan di Ruang Multimedia Lantai 2, Gedung Margono FIB UGM sejak pukul 10.00 hingga 12.00 WIB. Seminar ini sangat menarik karena pembicara yang hadir untuk mempresentasikan hasil penelitiannya berasal dari Tiongkok. Sementara itu, Dr. Farabi Fakih, M.Phil. dari Departemen Sejarah UGM bertugas menjadi moderator.

Pembicara pertama dalam seminar itu ialah Guanmian Xu, seorang Assisten Professor dari Departemen Sejarah University of Peking. Hasil penelitiannya bertajuk “Capitalism to Genocide: Batavia’s Sugar Frontier, 1700-1740” yang menjelaskan tentang kemunculan kapitalisme Tionghoa dalam industri gula serta kaitannya dengan genosida Tionghoa di Batavia pada abad ke-18. Xu yang menggunakan perspektif global-history dalam penelitiannya itu mengungkapkan bahwa kentalnya isu rasisme, kekerasan, dan cross-cultural misunderstanding (kesalahpahaman antarbudaya) merupakan faktor yang memengaruhi terjadinya pembersihan etnis tersebut.

Sementara itu, Ma Guanglu yang merupakan seorang Post-Doctoral Fellow di School of International Relation, Xiamen University memaparkan hasil penelitiannya yang bertajuk “Bung Karno’s Body and Chinese Doctors”. Dalam presentasinya itu, ia menjelaskan tentang diplomasi di bidang medis antara Tiongkok dan Indonesia yang terjadi pada 1962 hingga kejatuhan pemerintahan Sukarno di tahun 1965. Pemaparan Ma cukup jelas menunjukkan posisi politik Presiden Sukarno ketika itu terhadap pemerintahan Tiongkok.

Kolaborasi Pendidikan Bahasa dan Kebudayaan Jepang UGM dengan Ferris Women University

Rilis Berita Rabu, 6 Maret 2024

SGDs 4: Quality Education – SDGs 4: Cultural Diversity – SDGs 4: Education for Sustainability – SDGs 5: Equality Access – SDGs 8: Culture – SDGs 10: Education – SDGs 16: Strong Institutions –  SGDs 17: Partnerships For The Goals – SDGs 17: Global Partnership

Pada hari Kamis, 22 Februari 2024 pukul 10.00–15.00 WIB, Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang (BKJ) UGM mengadakan kegiatan Kolaborasi Pendidikan bersama Ferris Women University (FWU) dari Yokohama, Jepang. Kegiatan yang menjadi sarana pertukaran budaya ini dihadiri oleh Sato Akira, Ph.D. sebagai dosen pendamping bersama 3 mahasiswa Ferris Women University, serta dosen dan mahasiswa Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Setelah acara penerimaan oleh Kaprodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang UGM, Tatang Hariri, M.A., Ph.D, dosen dan mahasiswa FWU masuk ke kelas perkuliahan untuk melakukan diskusi dan pertukaran informasi dengan mahasiswa UGM.

Kegiatan kolaborasi terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama kegiatan dilakukan bersama mahasiswa tahun pertama dan sesi kedua dengan mahasiswa tahun ketiga. Di kedua sesi tersebut, mahasiswa FWU bersama mahasiswa BKJ UGM dibagi menjadi tiga kelompok untuk mendiskusikan beberapa tema dengan menggunakan bahasa Jepang. Untuk sesi pertama, topik diskusi yang diangkat adalah perbedaan kehidupan mahasiswa di Indonesia dan Jepang, sedangkan sesi kedua dengan mahasiswa tahun ketiga, mereka mendiskusikan tentang budaya dan sistem kerja di Indonesia dan Jepang. Setelah diskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil atau poin penting diskusi masing-masing menggunakan bahasa Jepang.

Bagi civitas akademika, pengetahuan akan perbedaan budaya dalam berbagai aspek kehidupan dinilai penting. Hal ini dikarenakan selain sebagai sarana untuk memperkaya pengetahuan, mengetahui perbedaan budaya juga meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk beradaptasi dengan budaya lain. Kegiatan kolaborasi pendidikan ini diharapkan akan melatih kemampuan berpikir kritis dan mendorong mahasiswa untuk berinovasi dari perspektif yang didapatkan dalam diskusi kelompok. Seperti yang tertuang dalam Sustainable Development Goals (SDGs), kolaborasi ini dapat menjadi sarana untuk membangun pendidikan yang berkualitas serta sebagai landasan dalam menciptakan kemitraan global

Suasana kelas dalam sesi kegiatan kolaborasi
Suasana kelas dalam sesi kegiatan kolaborasi
Suasana kelas dalam sesi kegiatan kolaborasi
Para mahasiswa FIB UGM dengan Ferris Women University sedang beraktivitas di dalam kelas

Menapaki Jejak Keturunan Indo melalui Cerita Jane Vogel Mantiri

Rilis Berita Jumat, 1 Maret 2024

SDGs 4: Cultural Diversity – SDGs 4: Quality Education – SDGs 5: Empowerment – SDGs 5: Equality – SDGs 8: Culture – SDGs 10: Education – SDGs 16: Peace, Justice, and Strong Institutions

Yogyakarta, 19 Februari 2024 (UGM) – Komunitas Malam Museum menggandeng See Jane Run Team dan Departemen Sejarah FIB UGM sukses mengadakan diskusi sejarah bertajuk “Di Manakah Rumah? Cerita tentang Kehidupan Orang Indo setelah Perang Dunia Kedua dari Jane Vogel Mantiri” yang berlangsung pukul 09.00 hingga 11.30 WIB di Ruang Sidang 1 Gedung Poerbatjaraka, FIB UGM. Dr. Wildan Sena Utama bertugas sebagai moderator dengan Jean Vogel Mantiri dan Tedy Hernawan, S.S., M.A. sebagai pembicaranya. Selain dihadiri oleh mahasiswa UGM, acara tersebut juga dihadiri oleh masyarakat umum dan mahasiswa dari universitas lainnya di sekitar UGM.

Jane Vogel Mantiri menceritakan kisah hidupnya, terutama sejarah keluarganya sebagai salah satu keturunan Indo (campuran Belanda dan Bumiputera). Studi genealogi telah dilakukan dengan hasil menunjukkan bahwa leluhur Belanda Jane datang ke Indonesia pada abad ke-18. Jane sendiri lahir di Jakarta, delapan tahun pasca berakhirnya Perang Dunia ke-2. Selama beratus-ratus tahun sejak kedatangan leluhurnya itu, keluarga Jane tumbuh besar dan menetap di Indonesia. Namun, ketika upaya pengikisan terhadap warisan kolonial terjadi pada masa dekolonialisasi (1950-an hingga 1960-an), Jane sekeluarga dihadapkan oleh kenyataan pahit sehingga harus meninggalkan Indonesia.

Salah satu cerita pahit yang akan selalu diingat oleh Jane adalah tentang saudari tercinta Ayahnya, yaitu Deetje. Pada akhir Oktober 1945, Deetje sedang dalam perjalanan menaiki kereta setelah menjenguk Ayahnya, kakek dari Jane, yang sakit akibat malnutrisi pasca ditawan oleh tentara Jepang. Lalu, keretanya diberhentikan oleh “pemberontak Indonesia”. Lantas, Deetje diperkosa dan kepalanya dipenggal. Jasadnya tidak pernah ditemukan hingga kini. Trauma atas kematian Deetje terus membayangi keluarga Jane, terutama Ayah Jane. Akhirnya, keluarga Jane meninggalkan Indonesia pada September 1954 dan pergi ke Belanda. Sayangnya, kedatangan mereka di Belanda tidak diterima dengan tangan terbuka karena kulit mereka yang tidak seputih orang Eropa tulen. Pada 1960, keluarga Jane bermigrasi ke Amerika melalui sponsor sebuah gereja. Di sana, mereka mendapatkan kewarganegaraan Amerika.

Bertahun-tahun Jane tumbuh dengan rasa malu sebagai orang asing di Amerika tanpa ada negara yang bisa ia sebut “rumah”. Titik balik yang membuat Jane memutuskan untuk kembali menelusuri identitasnya sebagai keturunan Indo adalah kematian kedua orangtuanya. Lagi pula, Jane yakin apabila kejadian yang menimpa Deetje tidak terjadi, tentu kedua orang tuanya tidak akan mau meninggalkan Indonesia dan menerima kewarganegaraan Belanda. Bahkan, makanan sehari-hari mereka adalah nasi, sayur, dan sambal. Oleh sebab itu, bagi Jane, keluarga tidak selalu tentang garis keturunan, tetapi bisa juga didefinisikan sebagai budaya.

Hingga kini, Jane mengaku masih trauma dengan kejadian yang menimpa keluarganya di masa lalu. Jane pun mengatakan bahwa tidak ada obat untuk trauma. Namun, seorang yang kini menjadi psikologis-trauma itu justru menjadikan rasa trauma sebagai alasan untuk menguatkan dirinya. Hal itu ia buktikan dengan cara mengunjungi Indonesia kembali dan membagikan kisah keluarganya dalam sebuah buku. “Di manakah rumah?”, pertanyaan Jane itu akhirnya terjawab. Bagi Jane, Amerika merupakan rumah adopsinya. Sementara itu, Indonesia sebagai ibu pertiwi akan selalu menjadi tanah airnya.

“Ketika berbicara mengenai pengalaman orang Indo sendiri dan bagaimana orang Indo sebagai outsiders, instead of insiders dan juga orang-orang yang uncategories atau tidak bisa dikategorisasikan itu sebenarnya cukup pelik mengenai perspektif tersebut, karena menurutku, bagaimana cerita seperti Bu Jane ini membuka diskusi-diskusi baru, ruang-ruang baru di mana suffering atau bagaimana merananya Ibu Jane ini dalam mengupas identitasnya sendiri, dan juga dia tidak merasa belong in the one community only, tapi juga bisa didefinisikan dalam berbagai atau multi-identity itu sendiri,” tutur Tamim, mahasiswa Sejarah angkatan 2021.

Wildan Sena Utama mengatakan bahwa diskriminasi rasial memang menjadi masalah global di abad ke-20. Ia menambahkan bahwa kelompok Indo merupakan kelompok marjinal yang terlupakan. Dalam konteks Indonesia, menurut Tedy Hernawan, berubahnya konsep “keindonesiaan” antara pra abad ke-20 dan abad ke-20 turut memengaruhi perubahan pandangan terhadap kelompok Indo. Pembahasan mengenai kelompok Indo tentu meningkatkan diskursus baru terkait kelompok marjinal karena tidak semua keturunan campuran Belanda-Bumiputera hidup dalam kemewahan.

Kerja Sama Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea deng Yeungnam University

Rilis Berita Jumat, 1 Maret 2024

SDGs 4: Quality Education – SDGs 4: Cultural Diversity – SDGs 4: Education for Sustainability – SDGs 5: Equality Access – SDGs 10: Culture – SDGs 16: Education – SDGs 17: Partnerships for the Goals – SGDs 17: Global Partnership

Yogyakarta, 6 Februari 2024 (UGM) – Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, Fakultas Ilmu Budaya UGM, menandatangani  MoA (Memorandum of Agreement) bersama dengan Departemen Pendidikan Global (Departement of Global Education) Yeungnam University, Korea Selatan, dalam kerjasama di bidang pendidikan (2/6) di Ruang Dekanat FIB UGM. Perjanjian ini ditandatangani oleh Bapak Suray Agung Nugroho, M.A, Ph.D sebagai perwakilan Dekanat FIB UGM dan Bapak Achmad Rio Dessiar, M.A., Ph.D sebagai penanggungjawab program, serta Prof. Lee Mihyang sebagai Kepala Departemen Pendidikan Global Yeungnam University.

Perjanjian ini adalah bentuk komitmen kerjasama Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea FIB UGM dengan Departemen Pendidikan Global Yeungnam University Korea, untuk melakukan kolaborasi pengajaran bahasa Korea. Implementasi kolaborasi pengajaran akan dimulai pada pengajaran mata kuliah “Bahasa Korea Akademik” yang merupakan mata kuliah wajib jurusan yang mengajarkan kemampuan menulis bidang akademik dalam bahasa Korea.

Pembukaan Program Intensif Ritsumeikan Asia Pacific University – INCULS

Rilis Berita Kamis, 29 Februari 2024

SDGs 4: Quality Education – SDGs 4: Cultural Diversity- SDGs 5: Equality – SDGs 5: Empowerment – SDGs 8: Culture – SDGs 10: Education –  SDGs 17: Partnerships for the Goals – SDGs 17: Global Partnership

Pada 19 Februari 2024, INCULS  membuka program intensif Ritsumeikan Asia Pacific University yang bertempat di Ruang Sidang Pimpinan, Gedung Poerbatjaraka FIB UGM dari pukul 9:00 – 10:00. Acara dihadiri oleh Direktur dan Wakil Direktur INCULS, 7 mahasiswa dari Ritsumeikan Asia Pacific University yang didampingi oleh dosen pembimbing mereka, Ibu Tari, dan 7 tutor INCULS.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan INCULS yang dimulai dengan presentasi mengenai pengajar, staff, kriteria penilaian, dan jadwal. Selain itu, mereka berkesempatan untuk berkenalan dengan mahasiswa dan tutor INCULS. Acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersama.

Menariknya, pada kesempatan kali ini, mereka mendapat pengalaman untuk faculty tour di mana mereka dapat mengenal lebih jauh tentang Fakultas Ilmu Budaya beserta detail-detail menarik yang ada di dalamnya.

123456

Rilis Berita

  • Prof. Wening Udasmoro Dianugerahi Penghargaan Inclusive Global Engagement oleh Universitas 21
  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Gelar Kuliah Umum “Teknik Berorasi dalam Bahasa Korea” bersama K-Speech Indonesia
  • Kunjungan Fakultas Ushuludin Adab dan Humaniora UIN Salatiga ke FIB UGM

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY