• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Industri
  • Industri
Arsip:

Industri

Dulu, Industri Kretek Milik Pribumi

HEADLINENews Release Kamis, 27 Maret 2014

Kretek menjadi fenomena menarik di Indonesia. Selama ini kretek selalu dikaitkan dengan kesehatan, kebijakan politik, sampai hubungannya dengan sosio-kultural masyarakat Indonesia. Namun sangat jarang yang mengkaji kretek dari sisi historisnya. Sejawaran UGM, Dr. Sri Margana, M.Phil, mengatakan industri kretek dulu pernah menjadi tulang punggung perekonomian Hindia Belanda saat terjadi depresi ekonomi tahun 1930-an. “Saat itu semua perusahaan-perusahaan besar milik Hindia Belanda hancur dihantam depresi ekonomi,” terangnya.

Industri kretek yang berbasis di desa dan dalam skala rumahan saat itu justru mengalami perkembangan yang sangat pesat. Margana menyebutkan, satu-satunya industri milik pribumi adalah industri kretek. “Tapi kita tidak akan menemukan orang pribumi menjadi direktur perusahaan-perusahaan besar saat itu,” kata Margana dalam peluncurkan buku yang ditulisnya, Kretek Indonesia dari Nasionalisme hingga Warisan Budaya di Ruang Seminar Perpustakaan UGM, Kamis (27/3).

Ketua Jurusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM ini menambahkan, saat itu industri kretek sebagai sumber ekonomi para pribumi. Hal itu dikarenakan dari hulu ke hilir, seluruh bahan baku pembuatan kretek bersasal dari orang-orang pribumi. “Jika di industri kolonial kita hanya menjadi kuli, tidak demikian dengan industri kretek,” imbuhnya.

Selain itu, kretek juga ikut membangun jaringan ekonomi yang sangat luas. Dari pemilik toko, asongan, warung-warung, dan pekerja industri rokok menggantungkan hidupnya dari kretek. Lebih dari itu, kretek sebagai warisan budaya justru  terdapat pada rasa dan aroma kretek khas masyarakat pribumi. “Keunikan proses inilah yang bisa mengkategorikan kretek sebagai warisan budaya. Apalagi ramuan dalam setiap merk diwariskan secara turun-temurun,” jelasnya.

Margana mengisahkan, gagasan menulis buku ini timbul dari keinginan menambah khasanah kajian kretek di Indonesia. Ia menegaskan, tim penulis buku ini tidak ingin terjebak pada kebijakan kesehatan atau mendukung industri rokok. “Buku ini merupakan penafsiran atas fakta-fakta sejarah yang terjadi pada industri keretek di Indonesia awal abad ke-20,” ungkapnya.

Kepala Pusat Studi Kebudayaan UGM, Dr. Aprinus Salam, M.Hum, berpandangan bahwa rokok selalu identik dengan asap. “Tidak ada kretek kalau tidak ada asap,” tuturnya. Baginya, esensi kenikmatan merokok berasal dari asap yang dihasilkan. “Asap rokok itu kan rasanya berbeda-beda, setiap orang punya seleranya masing-masing,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Muhammadiyah Tobacco Control Center (MTCC), Dianita Sugiyo, S.Kep., NS., MHID., menilai rokok dari sisi dampak bahaya rokok yang ditimbulkan. Menurutnya, zat-zat adiktif dalam rokok sangat berbahaya. Ia menjelaskan, asap rokok yang dihasilkan dari pembakaran rokok mencapai 16,9 mg/batang. “Padahal, untuk mengiritasi mata hanya cukup dengan 58 mikrogram,” paparnya.[]

 

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/8842-dulu.industri.kretek.milik.pribumi

Press Release Launching dan Bedah buku Kretek Indonesia: Dari Nasionalisme hingga Warisan Budaya

AGENDA Rabu, 26 Maret 2014

Membincangkan tembakau tidak lagi semata-mata membicarakan suatu jenis tanaman, melainkan juga makna politis yang menyelubunginya.Tembakau, dalam berbagai bentuk racikan, belakangan ini ramai diperdebatkan oleh banyak kalangan mulai dari pengampu kebijakan, aktivis, akademisi, bahkan tetap hangat dalam perbincangan keseharian masyarakat biasa.Terlepas dari semua pro-kontra itu, racikan tembakau yang dikenal sebagai kretek telah lama menjadi bagian dari realita sosial Indonesia.

Buku ini merupakan hasil riset kolaboratif yang dilakukan oleh para sejarawan muda FIB UGM dengan Puskindo Kudus selama lebih dari satu tahun. Penelitian ini mengkonfirmasi arsip dan karya dari masa kolonial di Belanda, Koran, statistic dan menggabungkannya dengan observasi partisipasif.

Kajian ini berusaha melacak kembali peran kretek dalam sejarah Indonesia untuk memposisikan ulang discourses mengenainya pada masa kini. Dalam buku ini, kretek digunakan untuk mentafsirkan proses historis Indonesia yang membawa kita pada kesadaran bahwa mempelajari kretek berarti juga mempelajari sejarah pergerakan, revolusi serta sejarah ekonomi dan sosial. Kretek Indonesia dilahirkan dan dibesarkan dalam konteks penjajahan ketika dominasi kekuatan ekonomi kolonial tidak memberikan ruang bagi bumiputra untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, kelahiran dan pertumbuhan industri kretek Indonesia memunculkan dimensi lain dari perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kebebasan dan membangun kemandirian ekonomi. Buku ini juga membangkitkan sikap kritis dan optimis terhadap kretek, di balik segala kontroversi dan dinamikanya, memiliki karakter sebagai heritage atau warisan kebudayaan yang menandai identitas kebangsaan Indonesia. (UN)

Launching dan Bedah Buku
Hari/tanggal : Kamis, 27 Maret 2014
Jam : 09.00-12.00 WIB
Tempat : Ruang Seminar, Perpustakaan UGM Lt.2, Bulaksumur Yogyakarta
Acara : Launching dan Bedah buku Kretek Indonesia: Dari Nasionalisme
hingga Warisan Budaya.
Pembicara : Dr. Sri Margana M.Phil (sejarawan UGM, Penullis)
Prof. Dr. Ghufron Ali Mukti (Wamenkes RI, Pembahas, dalam
konfirmasi)
Dr. Aprinus Salam (Direktur Pusat Studi Kebudayaan UGM,
Pembahas)

Contact Person
Rika Sayekti (08157950644), Ghifari Yuristiadhi (085740079846)
Email : kretek.indonesia@yahoo.co.id

Sinergi antara Sastra dan Industri Kreatif

HEADLINENews Release Kamis, 6 Maret 2014

Oleh: Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum

Sastra dan industri kreatif sama-sama berbasis  pada talenta dan kreativitas serta bernuansa budaya. Perbedaannya adalah proses penciptaan karya sastra lebih diorientasikan pada kepentingan literer (kesastraan), sedangkan industri kreatif lebih diorientasikan pada kepentingan pasar sesuai dengan sifat dasar dunia industri. Permasalahannya adalah bagaimana bentuk-bentuk sinergisme yang tercipta antara sastra dan industri kreatif. Dengan demikian, sastra tidak hanya menarik untuk dikaji dari aspek literernya.  Akan tetapi, aspek produksi sastra juga merupakan hal yang penting dan menarik untuk dikaji dalam era industri kreatif sekarang ini.

Ketika produksi sastra ditempatkan dalam perspektif bisnis, sesungguhnya saat itu juga karya sastra mengalami pergeseran fungsi. Karya sastra tidak lagi hanya berperan sebagai produk kultural, tetapi juga sebagai produk industri. Oleh karena itu, dalam hal ini karya sastra dianggap sebagai “komoditas” yang menjadi salah satu sarana perputaran modal. Karya sastra masuk dalam proses industrialisasi yang hampir sepenuhnya bergerak untuk kepentingan pasar. Dalam posisinya sebagai komoditas, karya sastra sering harus menyesuaikan dengan kepentingan pasar sehingga selera konsumen sering sangat menentukan corak komoditas tersebut. Akan tetapi, kapitalisasi sistem produksi sastra tidak selamanya merugikan pertumbuhan sastra karena kapitalisasi tersebut justru dapat merangsang produktivitas penciptaan karya sastra. Dengan sistem manajemen yang bervisi bisnis dan dengan modal yang besar, sebuah karya sastra dapat diterbitkan dalam jumlah besar dan didistribusikan secara lebih luas. Dengan demikian, penerbit juga dapat memberikan royalty yang lebih profesional kepada pengarang sehingga mendorongnya untuk lebih produktif dan kreatif dalam berkarya.

Rilis Berita

  • Menelusuri Arsip, Meresapi Rasa: Mahasiswa INCULS dalam Napak Tilas Budaya dan Sejarah Jogja
  • Menjembatani Timur dan Barat: Sufisme Carl W. Ernst dalam Sorotan Disertasi Mahasiswa Doktor Pengkajian Amerika
  • Prof. Wening Udasmoro Dianugerahi Penghargaan Inclusive Global Engagement oleh Universitas 21
  • Pemotongan Tumpeng Perayaan Kemenangan FIB UGM pada Nitilaku 2024
  • Menyebrangi Cakrawala: Menjelajahi Lithuania Lewat IISMA

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY