• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Pos oleh
  • hal. 22
Pos oleh :

humasfib

Dari Kartini untuk Masa Kini

News Release Senin, 21 April 2025

Yogyakarta — 21/4/25 Tanggal 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Bukan sekadar seremonial, peringatan ini menjadi momen reflektif akan perjuangan panjang Raden Ajeng Kartini dalam membela hak-hak perempuan, terutama dalam akses terhadap pendidikan dan kebebasan berpikir. Di tengah dunia yang terus berubah, semangat Kartini tidaklah pernah benar-benar pergi—ia hadir dalam suara-suara perempuan muda yang terus berjuang lewat caranya masing-masing.

Di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, kami mewawancarai tiga mahasiswi yang membagikan pandangan mereka tentang nilai-nilai Kartini dan bagaimana mereka menghidupkannya dalam kehidupan masa kini.

Aurel Nathania: “Every woman’s voice matters.”

Bagi Aurel, semangat Kartini terletak pada keberanian—berani berpikir berbeda, berani hadir, dan berani bermimpi besar. Aktif dalam dunia seni, organisasi, dan kegiatan sosial, Aurel meyakini bahwa perempuan punya peran penting dalam membentuk ruang yang lebih adil.

“Dari Kartini, aku belajar untuk tidak takut mengambil peran, bahkan di ruang yang awalnya terasa bukan tempat kita. Karena saat satu perempuan berani bersuara, yang lain bisa ikut menemukan keberaniannya juga.”

Aurel mengingatkan bahwa menjadi perempuan bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang pertumbuhan dan keyakinan bahwa keberadaan kita punya makna.

Audy Andini: “Pendidikan adalah kunci dari semua pintu.”

Audy menekankan pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter, kemandirian, dan rasa percaya diri perempuan. Baginya, pendidikan bukan hanya soal ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang memperjuangkan ruang aman untuk tumbuh.

“Dengan pendidikan, perempuan bisa berdiri di kakinya sendiri tanpa bergantung pada orang lain. Selain itu, soft skill juga penting—supaya perempuan bisa lebih didengar dan hadir di masyarakat.”

Hari Kartini menurut Audy adalah bentuk rasa syukur dan penghormatan atas pintu-pintu yang sudah dibuka oleh Kartini—dan kewajiban generasi kini untuk menjaganya tetap terbuka lebar bagi siapa saja.

Angela Martha: “Kita tidak perlu minta izin untuk jadi diri sendiri.”

Angel membawa suara yang lantang dan tajam tentang pentingnya membebaskan perempuan dari stereotip yang membatasi. Baginya, menjadi perempuan tak harus berarti tampil lemah lembut atau menyenangkan mata orang lain.

“Kartini menunjukkan bahwa perempuan punya hak untuk jadi utuh—untuk memimpin, memilih, dan mengambil ruang tanpa harus merasa bersalah.”

Ia memaknai emansipasi bukan hanya soal kesetaraan posisi, tetapi tentang meruntuhkan batas tak kasat mata: ekspektasi sosial, standar gender, dan stigma yang sering membungkam potensi perempuan.

“Dunia ini terlalu singkat untuk terus saling dibandingkan. Yang kita butuhkan adalah kerja sama, bukan kompetisi antar gender.”

Tiga suara, tiga perspektif, satu semangat yang sama: bahwa perempuan hari ini punya tempat, punya mimpi, dan punya kekuatan untuk berdaya. Kartini bukan hanya sosok sejarah—tapi juga refleksi dari langkah-langkah kecil yang kita ambil hari ini. Dalam ruang kelas, komunitas, keluarga, bahkan dalam percakapan sehari-hari, perjuangan itu hidup dan bernapas.

Selamat Hari Kartini.
Mari terus bersuara, bertumbuh, dan berjalan bersama—karena itu juga Kartini.

[Humas FIB UGM, Muhammad Ebid El Hakim]

Dari UGM ke Kobe: Nadia Ayu Berliana Siap Menyelami Budaya dan Dinamika Sosial Jepang

HEADLINEPertukaran PelajarRilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 21 April 2025

Yogyakarta, 21/4/2025 – Nadia Ayu Berliana, mahasiswa tahun keempat Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, mendapatkan kesempatan berharga untuk mengikuti Exchange Program Spring 2025 di Kobe University, Jepang. Faculty of Global Human Sciences, salah satu fakultas di Kobe University berhasil menarik perhatian Nadia sebagai seseorang yang mempelajari bidang humaniora untuk melihat bagaimana Kobe University mengkaji berbagai aspek kemanusiaan seperti budaya, masyarakat, dan interaksi sosialnya. 

Dengan mengikuti program ini, Nadia berharap dapat mempelajari kerja sama, kedisiplinan, etika kehidupan sehari-hari serta dinamika sosial antarindividu dalam berbagai lingkungan masyarakat sehingga dapat memperdalam pemahaman mengenai aspek sosial dan pola berpikir masyarakat Jepang. Selain itu, Nadia juga berharap mendapatkan perspektif baru dalam melihat interaksi sosial dan budaya di dunia global dengan mengalami secara langsung berbagai tradisi dan kebiasaan masyarakat Jepang. 

Nadia mempersiapkan dirinya untuk proses adaptasi yang lancar baik dalam lingkungan kampus maupun kehidupan sehari-hari dengan kembali membaca informasi program yang akan dijalani dengan lebih mendetail serta meningkatkan kemampuan bahasa Jepangnya. Nadia juga mengungkapkan bahwa dirinya sudah membaca dan menonton berbagai sumber mengenai etika dan norma sosial yang berlaku dan memperdalam pemahaman mengenai perbedaan nilai dan pola pikir masyarakat Jepang dalam persiapan untuk  menghadapi tantangan perbedaan budaya. 

Terkait pandangannya mengenai pentingnya program pertukaran pelajar, Nadia mengungkapkan pendapatnya bahwa program pertukaran pelajar sebagai kesempatan berharga yang dapat memberikan dampak besar bagi pengembangan diri dan akademik mahasiswa. Program pertukaran pelajar memungkinkan mahasiswa untuk belajar dari perspektif yang berbeda, mengasah keterampilan berpikir kritis dan analitis dalam lingkungan akademik yang baru. Selain itu, juga dapat melatih mahasiswa untuk menjadi lebih mandiri, adaptif, dan terbuka terhadap budaya lain sehingga dapat meningkatkan kualitas diri. Kesempatan untuk meningkatkan wawasan dengan memperluas relasi juga menjadi poin penting mengapa program pertukaran pelajar memiliki dampak yang besar bagi perkembangan diri baik sebagai individu maupun sebagai mahasiswa. 

Terakhir, Nadia menyampaikan pesan bagi teman-teman yang juga mengejar kesempatan untuk belajar di Jepang adalah untuk menyiapkan tekad yang kuat karena proses yang tidak mudah dan aktif mencari informasi mengenai program pertukaran pelajar seperti informasi dari Office of International Affairs (OIA) Universitas Gadjah Mada. Pesan lain yang disampaikan oleh Nadia adalah jangan pernah menyerah untuk mengejar kesempatan yang akan menjadi pengalaman berharga dalam hidup. 

“…Kegagalan bukan akhir, justru bisa menjadi pelajaran untuk mencoba lagi dengan persiapan yang lebih baik. Dan yang terpenting adalah jangan pernah takut untuk mencoba…”

[Humas Sastra Jepang FIB UGM, Yulia Agustiani]

Mahasiswa Magister Sastra UGM, Hadijah Rima, Terpilih sebagai Presenter di 2nd International Conference on Debate & Dialogue di Doha

HEADLINERilis BeritaSDGs 10: Berkurangnya kesenjanganSDGs 10: Mengurangi KetimpanganSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan BerkualitasSDGs 5: Kesetaraan Gender Senin, 21 April 2025

Yogyakarta, 14 April 2025 – Prestasi akademik membanggakan kembali diukir oleh Hadijah Rima, mahasiswa Program Magister Sastra Universitas Gadjah Mada (UGM), yang berhasil terpilih sebagai presenter dalam 2nd International Conference on Debate & Dialogue (ICDD2). Konferensi bergengsi ini akan berlangsung di Doha, Qatar, pada 19-20 Mei 2025, diselenggarakan oleh QatarDebate di bawah naungan Qatar Foundation. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata atas ketekunan dan dedikasi Rima dalam bidang debat dan kajian akademik.

Sebagai sosok yang telah aktif dalam dunia debat bahasa Arab sejak tahun 2020, Rima memiliki rekam jejak yang mengesankan di berbagai ajang kompetitif. Ia pernah mengikuti kompetisi debat yang diselenggarakan oleh QatarDebate pada periode 2021-2022, sebuah pengalaman yang memperkaya wawasan dan kemampuannya dalam seni argumentasi. Terpilihnya makalah penelitian Rima sebagai salah satu yang dipresentasikan di ICDD2 merupakan hasil dari proses seleksi yang sangat kompetitif, di mana lebih dari 300 abstrak dan 100 makalah lengkap diajukan oleh akademisi dan praktisi dari berbagai negara. Dengan standar akademik yang ketat serta tinjauan menyeluruh oleh para ahli, makalah yang ia susun sejak Agustus 2024 ini berhasil memperoleh pengakuan internasional setelah melewati berbagai tahap seleksi hingga akhirnya dinyatakan lolos pada tahun 2025.

QatarDebate, sebagai penyelenggara utama konferensi ini, merupakan pusat debat nasional Qatar yang didirikan oleh Qatar Foundation pada tahun 2008. Lembaga ini berperan sebagai wadah pengembangan budaya berpikir kritis, dialog terbuka, dan debat konstruktif di dunia Arab dan internasional. Dengan visi “Enriching Dialogue, Empowering Minds”, QatarDebate membekali generasi muda dengan keterampilan argumentasi yang mendalam serta memfasilitasi eksplorasi berbagai isu global dari perspektif yang lebih luas. Sebagai bagian dari Qatar Foundation, yang merupakan organisasi nirlaba dengan fokus pada pendidikan, penelitian, inovasi, dan pengembangan masyarakat, QatarDebate berupaya menciptakan dampak signifikan di tingkat lokal, regional, dan global.

ICDD2 sendiri merupakan kelanjutan dari edisi pertama konferensi yang diadakan pada tahun 2023 dan bertujuan untuk memperkuat jaringan akademisi lintas disiplin dalam bidang argumentasi, retorika, linguistik, dialog, pemikiran kritis, pendidikan, dan filsafat Islam. Dengan menghadirkan akademisi, praktisi, serta para penggiat debat dan dialog, konferensi ini menjadi forum penting dalam pengembangan diskursus intelektual di tingkat global. Penyelenggaraan konferensi ini juga menandai semakin luasnya ekspansi budaya debat dan dialog dalam konteks akademik modern, yang semakin berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir.

Selain berprestasi dalam debat, Rima juga aktif sebagai penerjemah akademik, menerjemahkan dokumen konferensi dari bahasa Arab ke Inggris, Inggris ke Indonesia, serta Arab ke Indonesia. Ia juga kerap mengikuti berbagai perlombaan akademik dan telah meraih berbagai penghargaan. Tahun ini, ia mendapatkan kesempatan emas sebagai penerima beasiswa LPDP PK 222 untuk melanjutkan studinya di Magister Sastra UGM, sebuah pencapaian yang semakin memperkuat posisinya sebagai akademisi muda berbakat.

Dalam wawancaranya, Rima mengungkapkan rasa syukur dan ketidakpercayaannya atas pencapaian yang ia raih. Ia mengaku tidak pernah membayangkan bahwa perjalanannya yang dimulai sejak 2020 di dunia debat berbahasa Arab akan membawanya hingga ke panggung internasional. “Awalnya hanya coba-coba ikut lomba, tapi ternyata membawa aku sejauh ini,” ujarnya. Rima juga menceritakan tantangan besar yang ia hadapi, termasuk saat harus berdebat dengan penutur asli bahasa Arab. “Sempat merasa minder dan hampir menyerah, tapi aku terus belajar dan mengasah kemampuan argumen,” tuturnya. Ia menekankan bahwa ketekunan dan kesungguhan dalam menekuni suatu bidang adalah kunci, karena kesempatan sering datang dari arah yang tidak terduga. “Kalau kita benar-benar tekun, selalu ada jalan—dan dari situlah semua peluang bermula,” pungkasnya.

Dengan keberhasilannya dalam ajang akademik ini, Rima tidak hanya membawa nama baik UGM tetapi juga memperkuat representasi Indonesia dalam kancah akademik internasional. Diharapkan partisipasinya dalam ICDD2 dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan kajian debat dan dialog, serta menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya dan mengeksplorasi potensi akademik mereka di tingkat global.

[Humas Magister Sastra FIB UGM, Anisa Dien Rahmawati]

Halal Bihalal Program Studi Sastra Inggris UGM

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan Senin, 21 April 2025

Yogyakaryta, 14/4/2025 – Pada Senin, 14 April 205, Program Studi Sastra Inggris acara halal bihalal di Hotel UC UGM. Acara halal bihalal ini merupakan bagian dari rangkaian tradisi pasca Idulfitri yang dilaksanakan Program Studi Sastra Inggris setiap tahunnya. Selain halal bihalal, para dosen Sastra Inggris yang masih aktif bertugas melakukan kegiatan anjangsana ke kediaman dosen-dosen yang telah purnatugas.

Acara ini dihadiri para dosen Program Studi Sastra Inggris, baik yang sedang aktif bertugas maupun sudah purna tugas. Keluarga dari para dosen juga turut serta diundang. serta keluarga. Kegiatan ini tentunya menjadi momen istimewa untuk saling memaafkan serta wujud silaturahmi yang mempererat hubungan civitas akademika Program Studi Sastra Inggris.

Acara halal bihalal diawali dengan sambutan singkat dari Ketua Program Studi Sastra Inggris, Dr. Adi Sutrisno, M.A. Dalam sesi sambutan ini, beliau menyampaikan pentingnya acara halal bihalal ini untuk menjaga hubungan kekeluargaan dalam lingkungan Program Studi Sastra Inggris. Kegiatan halal bihalal dilanjutkan dengan makan siang dan ramah-tamah. Acara ini kemudian ditutup dengan sesi foto bersama untuk mengabadikan momen silaturahmi yang penuh kehangatan dan sukacita.

[Humas Sastra Inggris FIB UGM, Sekar Ajiningsih]

Mengenal Tutor: Iqbal Tafqy Aunika

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Kamis, 17 April 2025

Yogyakarta, 17/4/2025- Di balik pertemuan-pertemuan kelas yang hangat dan diskusi lintas budaya yang akrab, ada kisah seorang tutor muda yang menjadikan pengajaran sebagai panggilan hati. Iqbal Tafqy Aunika, mahasiswa Sejarah angkatan 2022, memulai perjalanannya bersama Indonesian Culture and Language Service (INCULS) Universitas Gadjah Mada pada Juni 2024. Keputusan untuk bergabung bukan semata karena minat akademik, melainkan muncul dari tantangan yang dihadapi saat mengajar ekstrakurikuler Pramuka. Ketika menyadari belum pernah mengajar Bahasa Indonesia secara teori, Iqbal melihat kesempatan ini sebagai ruang untuk belajar, tumbuh, dan melampaui zona nyamannya.

Selama lebih dari satu tahun, Iqbal telah menjadi pengajar untuk mahasiswa dari berbagai program, seperti Gadjah Mada Immersion Fellowship (GMIF) dan Kokushikan. Namun, bagi Iqbal, menjadi tutor tidak hanya sebatas menyampaikan materi. Ia meyakini bahwa kunci pembelajaran terletak pada hubungan antar manusia. Karena itu, ia selalu memulai dengan mengenal hobi dan minat mahasiswa, lalu menjadikan itu sebagai jembatan untuk membangun kedekatan. Pendekatan ini membuat suasana kelas lebih cair dan memungkinkan mahasiswa merasa diterima, bahkan ketika perbedaan budaya terasa mencolok.

Iqbal kerap menggunakan metode yang fleksibel dengan menggabungkan pendekatan komunikatif dan gramatikal, menyeimbangkannya dengan situasi kelas, dan menyelipkan humor agar pelajaran terasa ringan. Ia juga tidak segan untuk menjelajah kota bersama mahasiswa, memperkenalkan Yogyakarta sebagai ruang belajar budaya yang hidup. “Kalau kita tahu apa yang mereka suka, pembelajaran tidak lagi kaku. Mereka jadi lebih berani untuk bertanya, berdiskusi, dan tertarik untuk mengenal Indonesia lebih dalam,” jelasnya.

Tantangan tentu ada, terutama di kelas pemula. Proses pemahaman mahasiswa kerap lambat di awal. Namun, Iqbal menghadapinya dengan kesabaran dan kreativitas. Salah satu pengalaman yang membekas adalah ketika mahasiswa asal Pakistan bertanya tentang kata-kata gaul dalam Bahasa Indonesia. Alih-alih menertawakan, Iqbal memanfaatkannya sebagai kesempatan untuk berdiskusi tentang etika berbahasa dan konteks sosial. Dialog seperti ini justru membuka ruang saling menghormati, sekaligus memperlihatkan kompleksitas budaya secara lebih jujur.

Baginya, menjadi tutor adalah juga menjadi wajah Indonesia. Saat memperkenalkan batik, misalnya, Iqbal tidak hanya menunjukkan motif atau corak, tetapi juga menyampaikan filosofi di baliknya. Dengan cara itu, ia berharap mahasiswa asing tidak hanya belajar tentang Bahasa Indonesia, tapi juga menangkap nilai-nilai yang membentuk masyarakat Indonesia. “Kami ini, secara tidak langsung, adalah delegasi budaya,” tuturnya. Ia percaya, dari ruang kelas kecil itulah muncul kesan pertama tentang Indonesia yang bisa tinggal lama dalam ingatan para mahasiswa.

Pengalaman bersama INCULS juga memberi Iqbal pelajaran yang mendalam. Ia menjadi lebih peka terhadap perbedaan, belajar menghargai budaya lain, dan menyadari pentingnya membangun hubungan yang setara. Ia bahkan masih menjaga komunikasi dengan mahasiswa yang pernah diajar, memperkuat ikatan yang telah terbentuk bukan hanya sebagai pengajar, tapi juga sebagai sahabat.

Iqbal berkomitmen untuk terus menjadi tutor selama masa kuliahnya. Menurutnya, INCULS bukan sekadar tempat mengajar, melainkan ruang bertumbuh yang membuka cakrawala baru. Ia berharap ke depan, INCULS bisa memperkenalkan Indonesia dari sisi yang lebih luas dari tarian tradisional, pakaian adat, hingga kehidupan sehari-hari yang kaya akan nilai-nilai lokal.

“Belajar Bahasa Indonesia bisa dari mana saja,” pesannya. Menurutnya, yang terpenting adalah semangat untuk memahami dan keberanian untuk membuka diri. Karena dalam bahasa, ada budaya dan dalam budaya, ada cara kita memanusiakan manusia.

[Humas INCULS UGM, Thareeq Arkan Falakh]

1…2021222324…202

Rilis Berita

  • Muhammad Ghazi Al Ghifari Raih Predikat Wisudawan Tercepat FIB di Wisuda UGM Periode III 2025
  • Kegiatan Studi Tiru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Padjadjaran ke Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
  • Pengantar Tubuh-Tubuh yang Menghantui: Meninjau Ulang Ekonomi Politik di Balik Kematian Bernuansa Rasial
  • Menyalakan Cahaya Pendidikan Melalui Aksi Nyata
  • Mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa FIB UGM Sutradarai Teater Sat-Set dalam Prabusena 2025, Terinspirasi dari Karya Sastra Jawa

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY