
Yogyakarta, 21/8/2025 – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UGM kembali melahirkan doktor baru dalam bidang linguistik. Novi Eka Susilowati resmi meraih gelar doktor melalui disertasi berjudul “Penggunaan Metafora Kekerasan Verbal terhadap Politisi Indonesia dalam Twitter”. Sidang promosi doktor ini digelar di Ruang Multimedia, Gedung Margono, FIB UGM dengan promotor Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A. dan kopromotor Dr. Hayatul Cholsy, M.Hum.
Dalam penelitiannya, Novi menemukan bahwa wacana politik di media sosial sarat dengan metafora kekerasan verbal yang digunakan warganet untuk mendehumanisasi dan merendahkan politisi. Bentuknya beragam, mulai dari kata, frasa, hingga kalimat, dengan ranah sumber seperti binatang, sampah, makhluk metafisik, maupun objek fisik. Menariknya, metafora-metafora baru khas budaya digital Indonesia juga muncul, seperti Mak Lampir atau Kakek Sugiono.
Dalam disertasinya, terdapat enam faktor yang menyebabkan digunakannya metafora kekerasan verbal terhadap politisi, yaitu (1) kekecewaan terhadap politisi, (2) ideologi partai politik yang menaungi politisi, (3) adanya akses ke media sosial, (4) adanya fitur anonim pada Twitter, (5) jauhnya jarak sosial pengguna Twitter dan politisi, dan (6) konteks budaya.
Temuan ini menunjukkan bahwa media sosial tidak hanya ruang ekspresi, tetapi juga menjadi arena reproduksi kekerasan simbolik yang dapat merusak citra positif politisi dan mengurangi penghormatan terhadap hak-hak mereka sebagai manusia.
[Humas FIB UGM, Candra Solihin]