Pada 9-13 September 2024 telah dilaksanakan Rapat Kerja Nasional dan Kongres Adjasi di Bali. Adjasi sendiri merupakan kepanjangan dari Asosiasi Departemen/Jurusan Antropologi Seluruh Indonesia yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya dengan tuan rumah yang bergulir dari universitas yang ada di Indonesia. Kali ini Universitas Udayana ditunjuk sebagai pelaksana dan dihadiri oleh ketua prodi/ketua departemen. Pembukaan acara tersebut dilakukan di Hotel Bedrock, Kuta, Denpasar oleh Ketua Adjasi, Ketua Panitia, Dekan Fakultas Ilmu Budaya Udayana serta Rektor Udayana.
Kegiatan itu terbagi menjadi 2 yaitu seminar nasional dan rapat kerja nasional (rakernas). Seminar Nasional yang bertajuk “Pariwisata Budaya sebagai Wahana Pemajuan Kebudayaan” menghadirkan keynote speaker Prof. Dr. Semiarto Aji Purwanto; Prof. Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha, dan Abi Kusno, S.Hum., MEM serta dimoderatori oleh Prof. Dr. Anak Agung Ngurah Anom Kumbara, M.A. Pada seminar tersebut dijelaskan pentingnya menjaga pariwisata dari dampak negatif yang timbul dan mampu menjaga lingkungan alam serta budayanya. Hal tersebut sesuai dengan tempat dilaksanakannya, Bali yang telah memiliki Sapta Pesona Pariwisata. Selain itu, seminar di hari berikutnya diisi oleh Prof. Zlatana Knezevic dari Dalarna University, Swedia. Beliau menceritakan hasil risetnya tentang pengasuhan dan eksploitasi anak dalam pariwisata Suku Bajo.
Setelah seminar, dimulailah Rapat Kerja Nasional dipimpin oleh ketua Adjasi. Rapat tersebut terbagi menjadi 3 komisi dimana Komisi I membahas kurikulum, Komisi II membahas sertifikasi etnografer, dan Komisi III membahas kerja sama. Selain itu juga ditetapkan untuk Rakernas Adjasi tahun 2025 akan dilaksanakan di Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Adapun acara ditutup dengan Pesta Adat Nusantara antara lain pementasan musik gamelan, tari Bali, stand up komedi, peragaan busana tradisional Bali serta aneka tari Nusantara dari Sabang sampai Merauke dan peserta diminta untuk ikut menari bersama. Selain itu, pada hari terakhir juga dilaksanakan Pengabdian pada Masyarakat di Desa Trunyan.
Kegiatan Rapat Kerja Nasional dan Kongres Adjasi ini secara langsung mendukung pencapaian beberapa Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) melalui pembahasan kurikulum yang lebih inklusif dan relevan untuk pengajaran antropologi di Indonesia. Selain itu, pembahasan sertifikasi etnografer dan kerjasama lintas departemen juga mendukung SDG 10 (Pengurangan Kesenjangan) dan SDG 16 (Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh) dengan memperkuat standar keahlian dan etika dalam penelitian. SDG 11 (Kota dan Pemukiman yang Berkelanjutan) tercermin dalam pembahasan pariwisata budaya yang berkelanjutan, yang menjaga harmoni antara budaya lokal dan pembangunan. Sementara itu, kolaborasi antar universitas dalam forum ini juga mencerminkan semangat SDG 17 (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) dengan memperkuat kerjasama institusi demi pengembangan pendidikan dan riset yang lebih maju dan berdaya guna.
[HUMAS FIB UGM, Penulis: Dewi, Editor: Aldiza]