Kemeriahan acara tahunan Bulan Bahasa kembali digelar di bawah naungan Keluarga Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia (KMSI) UGM. Acara ini dikelola dengan melibatkan kolaborasi talenta dari 141 panitia yang berasal dari angkatan 2022–2025. Berlangsung pada 27 Agustus hingga 1 Desember 2025, Bulan Bahasa telah berhasil menyajikan empat subkegiatan: Lomba, Pengabdian, Festival, dan Lokakarya dengan ciamik.
Ketua Pelaksana Bulan Bahasa UGM 2025, Aril Alvi Sandi, memaparkan bahwa tahun ini, Bulan Bahasa mengusung tema “Pusaka Baswara”. Tema ini diambil dengan dengan memadukan makna dari kata “Pusaka” yang merujuk pada harta atau peninggalan yang sangat berharga—bahasa dan sastra Indonesia. Di samping itu, kata “Baswara” memiliki makna sebagai sesuatu yang memancarkan cahaya. “Dua kata tersebut diharapkan bahasa dan sastra Indonesia sebagai warisan budaya yang agung dapat terus bersinar, dikenal, dan dinikmati oleh masyarakat luas hingga berbagai penjuru dunia,” pungkasnya.
Sinergi dalam Lomba dan Pengabdian
Bulan Bahasa menawarkan empat kategori lomba, yaitu Baca Puisi, Cipta Puisi, Cipta Cerpen, dan Esai. Lomba Bulan Bahasa dibuka untuk pelajar tingkat SMP/SMA/sederajat, mahasiswa/umum, dan bahkan internasional. Bulan Bahasa UGM 2025 dengan bangga mencapai akumulasi 2.356 pendaftar yang selanjutnya disaring melalui tahap seleksi berkas, seleksi juri minor, dan seleksi juri mayor. Adapun juri pada tiap-tiap kategori lomba merupakan akademisi dan/atau sastrawan yang andal di bidangnya.
Pada subkegiatan selanjutnya, Pengabdian sukses dilaksanakan di Kampung Jlagran, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam pengajaran dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini, panitia berupaya menularkan rasa kepedulian, kepemilikan, dan apresiasi terhadap bahasa dan sastra Indonesia melalui sesi interaktif bersama anak-anak di Kampung Jlagran.
Kreativitas Seni dalam Festival dan Lokakarya
Festival Bulan Bahasa sebagai subkegiatan ketiga telah dilangsungkan selama dua hari di Fakultas Ilmu Budaya. Festival pada hari pertama bertajuk “Kematian Sastra di Fakultas Sastra” yang dieksekusi dengan konsep layaknya kenduri. Pada hari kedua, Festival dihias apik dengan pos-pos menarik: Bilik Non Judi, Zine, Bilik Foto, dan lain-lain. Festival Bulan Bahasa turut membuka ruang bagi penampilan-penampilan apik seperti puisi teatrikal, Stand Up Comedy UGM, hingga band musik yang kian menyemarakkan suasana.
Usai berjibaku dengan semarak ketiga subkegiatan di atas, Bulan Bahasa menjalin bekerja sama dengan Penerbit Bentang Pustaka yang dikemas meriah dalam acara Lokakarya Bedah Buku “Balada Suburbia” karya Zaky Yamani dengan moderator Dr.phil. Ramayda Akmal, S.S., M.A.. Diskusi berlangsung secara konstruktif hingga ditutup oleh sesi tanda tangan dengan novelis kawakan asal Garut tersebut.
Pelayaran Akhir Bulan Bahasa UGM 2025
Tibalah Bulan Bahasa 2025 pada pelayaran terakhir, yaitu Malam Puncak. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Malam Puncak Bulan Bahasa UGM 2025 diselenggarakan di Performance Hall FBSB UNY. Pengumuman pemenang lomba ditutup mesra dengan penampilan Teater Kami Bercerita dengan tajuk “Tumirah Sang Mucikari”, sebuah adaptasi cerpen karya Seno Gumira Ajidarma.
Penulis: Novita Riski Utami





