Yogyakarta, 4 November 2025 – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada menerima permohonan dari Balai Besar Perakitan dan Modernisasi Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian (BRMP Biogen) untuk berdiskusi terkait pelaksanaan Survei Baseline Crop Diversity Conservation for Sustainable Use in Indonesia (CDCSUI) di Provinsi Jawa Tengah.
Survei ini merupakan bagian dari proyek GEF-7 Crop Diversity Conservation for Sustainable Use in Indonesia (CDCSUI) yang bertujuan memperkuat konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan atas keanekaragaman sumber daya genetik tanaman Indonesia, baik di alam liar maupun di lahan pertanian. Proyek ini berfokus pada lima komoditas utama, yaitu padi, ubi, talas, pala, dan cengkeh.
Pelaksanaan survei mencakup pengumpulan data awal mengenai kondisi konservasi, praktik lokal, serta pengetahuan tradisional masyarakat yang berkaitan dengan tanaman-tanaman tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga menilai aspek kebijakan, rantai nilai, serta peran masyarakat adat dan gender dalam pengelolaan sumber daya genetik pertanian.
Kegiatan di Provinsi Jawa Tengah dijadwalkan berlangsung pada 27–31 Oktober 2025, dengan sesi diskusi antara perwakilan proyek, Komponen 1 dan 4 CDCSUI, Project Management Unit (PMU), BRMP Jawa Tengah, serta pihak FIB UGM pada Rabu, 28 Oktober 2025 pukul 09.00–12.00 WIB.
Keterlibatan FIB UGM berfokus pada pendalaman aspek pengetahuan tradisional, gender, dan masyarakat adat, yang menjadi bagian penting dalam konservasi sumber daya genetik tanaman serta penguatan sistem pangan berkelanjutan.
Kegiatan ini mendukung pencapaian pembangunan berkelanjutan dengan cara memperkuat sistem pangan masyarakat agar lebih tangguh terhadap perubahan iklim, menjaga keanekaragaman hayati di darat, serta mendorong pelestarian praktik-praktik budaya yang berpihak pada lingkungan. Selain itu, survei ini juga menekankan pentingnya pemberdayaan perempuan dan kelompok masyarakat adat dalam pengelolaan sumber daya alam, sebagai bentuk pengakuan terhadap peran mereka dalam menjaga pengetahuan tradisional dan ketahanan pangan di tingkat lokal.
Melalui kolaborasi antara lembaga penelitian dan institusi akademik, kegiatan ini menjadi langkah nyata untuk memastikan bahwa upaya konservasi tanaman tidak hanya berfokus pada aspek ilmiah dan ekonomi, tetapi juga mempertimbangkan dimensi sosial dan budaya yang menjadi dasar keberlanjutan di Indonesia.
[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]
