
Zurich, 15/03/2025 – Nur Wulan Dari atau yang kerap disapa sebagai Wucha, menampilkan karyanya pada festival film etnografi bertajuk Regard Bleu yang ke-16. Pada event yang membawa tema The Liminal Space itu Wucha berkesempatan untuk unjuk karya sebuah film pendek yang disutradarainya dengan judul Laila (2023). Film ini menceritakan sosok Laila, seorang gadis tangguh berusia 15 tahun yang menolak pernikahannya dengan cara melarikan diri ke laut. Melalui film Laila, Wucha ingin membangkitkan kesadaran khalayak terhadap isu pernikahan anak yang masih amat tinggi di Indonesia, karena sarat akan makna tak heran film ini telah ditayangkan dalam berbagai festival bergengsi seperti JAFF 2024 dan festival SeaShort Film Festival 2024 di Malaysia.
Dengan latar belakang pendidikan perfilman yang kuat semasa S1 di ISI Yogyakarta dan ilmu antropologi di Magister Antropologi UGM, Wucha Wulan Dari menjadi seorang sutradara film dan juga peneliti yang memiliki perhatian mendalam pada isu-isu perempuan, budaya serta perubahan iklim. Ia juga menginisiasi semaya.id untuk mengembangkan riset audio-visual berbasis sosial budaya.
Untuk mewujudkan SDGs 4: Pendiidkan Berkualitas, Departemen Antropologi sangat mengapresiasi luaran karya film etnografis sebagai sebuah medium baru untuk mewadahi inisiasi kreatif dari mahasiswa dengan membuka kesempatan submisi tugas akhir nonskripsi atau nontesis. Karya-karya ini tidak hanya memperkaya penelitian antropologis, tetapi juga menjangkau audiens yang lebih luas, menumbuhkan apresiasi terhadap keragaman sosial dan kompleksitas kehidupan manusia.
[Humas Magister Antropologi, Novilatul Ananda Ramadhani]