Ilustrasi: Daiva Keefe Kalimasadha dan Novilatul Ananda Ramadhan
Jurnal Lembaran Antropologi Vol.3 No.1 terbit kembali! Diawali dengan sambutan oleh Editor in Chief Lembaran Antropologi, Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A, yang mengelaborasi lima artikel dan satu pidato inspirasional dalam satu payung tema besar, yaitu pengetahuan. Dalam konteks pengetahuan tersebut, pembaca akan disajikan artikel pertama karya Umami (2024), yang mengkaji pola perilaku para petani di Desa Sindukarto, Wonogiri dalam mengurangi populasi walang sangit sebagai pengganggu pertanian menjadi bahan pangan lokal. Nabila dan Wirawan (2024) melalui pendekatan etnosains selanjutnya melakukan penelitian mengenai keakuratan sistem pranata mangsa – sistem untuk memprediksi jadwal penanaman dan panen padi tradisional – dengan data perubahan musim di tahun 2023. Adapun Indraswari (2024) mengajukan suatu pertanyaan penelitian mengenai upaya para pekerja sampah bertahan hidup melalui pemahaman mereka dalam mengolah sampah menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Dua artikel terakhir akan menyajikan bagaimana manusia memanfaatkan teknologi sebagai media berekspresi, baik dalam ranah politik maupun dalam konteks kehidupan beragama (Priambada, 2024; Fakhrani, 2024). Priambada (2024) hendak menilik fenomena ekaristi daring yang dilakukan oleh pemuda Katolik di Banyumanik semenjak pandemi Covid-19 berlangsung. Penggunaan teknologi dalam bentuk media massa dirasakan pula oleh mahasiswa dalam memahami tindakan politik pada Aksi 212 (Fakhrani, 2024).
Lima driver Shopee memanfaatkan toko waralaba sebagai tempat untuk menunggu pesanan (Juwita dan Lazuardi, 2024).
Selain lima artikel utama, edisi kali ini menyisipkan beberapa artikel pelengkap seperti pidato inspirasional, foto esai, dan ulasan buku. Prof. Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A dalam pidatonya membandingkan sejarah transformasi pertanian yang terjadi antara tahun 1850-an hingga 2010-an terhadap masyarakat di Jawa dan Jerman Selatan. Tak kalah menarik, Juwita dan Lazuardi (2024) dalam esai mereka menampilkan potret fenomena redupnya ruang komunal (basecamps) para ojek online yang disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya akibat algoritma dari perusahaan yang berubah. Terakhir, pembaca akan disajikan dengan ulasan buku berjudul Making Kin: Ecofeminist from Singapore yang dituliskan oleh Pratiwi (2024). Buku ini berisi kumpulan esai yang ditulis oleh para perempuan mengenai pengalaman ketubuhan, diri, gender, keluarga, rumah, hingga komunitas mereka.
Melalui kumpulan artikel utama dan pelengkap ini, kami berharap pembaca dapat turut aktif dalam mengembangkan pengetahuan dan bersikap kritis terhadap fenomena lingkungan, sosial, serta politik dalam kehidupan sehari hari.
Untuk membaca isi artikel secara lengkap, kunjungi website OJS Lembaran Antropologi kami: https://journal.ugm.ac.id/v3/LA/
[HUMAS FIB UGM, Penulis: Irene Saphira P.Y, Editor: Sandya]