Pada hari Rabu, 18 September 2024 yang lalu, divisi Hubungan Luar dari Keluarga Mahasiswa Antropologi (Kemant) melaksanakan program kerja Kemant Menyapa, yang melibatkan siswa-siswa dari berbagai SMA di Kota Yogyakarta dan sekitarnya. Tujuan acara ini adalah untuk memperkenalkan program studi Antropologi Budaya kepada siswa-siswi SMA kelas 12 yang masih mempersiapkan diri untuk memasuki jenjang perguruan tinggi tahun depan. Siswa-siswi yang mengikuti acara ini adalah campuran dari penjuruan IPS, Bahasa dan Budaya, serta MIPA. Terdapat hampir lima puluh pelajar yang hadir ke Auditorium Lantai 7 Gedung R. Soegondo untuk mengikuti promosi program studi ini. Para siswa-siswi ini berasal dari SMA Negeri 3 Yogyakarta, SMA Negeri 9 Yogyakarta, SMA Negeri 10 Yogyakarta, SMA Negeri 11 Yogyakarta, serta MA Negeri 2 Yogyakarta.
Rangkaian acara Kemant Menyapa ini dimulai dengan pengenalan tentang program studi Antropologi Budaya oleh anggota divisi Hubungan Luar (Hulu) Kemant. Para siswa-siswi mendapatkan pemaparan tentang apa saja yang akan dipelajari di jurusan Antropologi Budaya, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa Antropologi Budaya, serta kesempatan-kesempatan yang tersedia bagi para mahasiswa Antro. Ini mencakup kegiatan seperti riset tandem bersama universitas luar negeri, kegiatan penelitian lapangan, hingga program summer school yang juga berkolaborasi dengan universitas mancanegara. Para anggota Hulu Kemant juga menjelaskan lebih spesifik tentang divisi mereka di Kemant, termasuk program-program kerja yang dilaksanakan. Dengan demikian, para siswa-siswi peserta Kemant Menyapa juga dapat lebih mengenal organisasi Kemant.
Setelah penjelasan dari Kemant, sesi berikutnya diisi oleh Dr. Realisa D. Masardi, M.A.. Di awal, Mbak Lisa menjelaskan tentang apa sih itu ilmu Antropologi sebenarnya? Karena kebanyakan siswa-siswi yang mengikuti Kemant Menyapa tidak mendapatkan mata pelajaran antropologi di SMA, Mbak Lisa memulai penjelasan tentang antropologi dengan membandingkannya dengan sosiologi, yang lebih familiar dengan para siswa-siswi. Selain menjelaskan mengenai apa yang menjadi fokus dalam bidang ilmu antropologi, Mbak Lisa juga menjelaskan tentang metode-metode apa saja yang digunakan oleh antropolog, serta output apa yang dihasilkan oleh riset secara antropologis. Mbak Lisa juga menjelaskan peluang-peluang kerja yang dapat diraih oleh seorang lulusan Antropologi.
Tak hanya itu, Mbak Lisa juga menceritakan pengalaman-pengalamannya selama menjadi seorang antropolog selama ini. Sebagai alumni Antropologi Budaya UGM juga semasa S1, Mbak Lisa bercerita tentang apa saja yang beliau lakukan saat masih mahasiswa. Melalui pendidikan di Antropologi UGM, Mbak Lisa kemudian mulai tertarik untuk mendalami isu-isu sosial, terutama yang berkaitan dengan migrasi. Setelah menempuh pendidikan pascasarjana, beliau kembali ke UGM untuk menjadi pengajar. Mbak Lisa juga menceritakan pengalaman-pengalamannya selama riset, salah satunya dengan imigran-imigran semasa di Thailand.
Setelah itu, para siswa menonton picture story tentang kegiatan-kegiatan mahasiswa Antropologi Budaya. Selain riset-riset yang dijelaskan oleh Kemant di sesi sebelumnya, ditunjukkan juga sepak terjang Antropologi Budaya ketika acara Anthrofest, Wayang Antro, dan Berkawant, yang dilaksanakan dalam kurun waktu setahun belakangan. Para siswa-siswi juga bermain games yang mengukur seberapa dalam pemahaman mereka tentang pemaparan yang telah dilakukan selama acara berlangsung. Nampak terdapat siswa-siswi sangat penuh dengan semangat, nampaknya akan segera menyusul menjadi anggota mahasiswa Antropologi Budaya di tahun ajaran yang akan datang. Dengan diadakannya acara seperti Kemant Menyapa ini, diharapkan pemahaman siswa-siswi di tingkat SMA tentang antropologi akan meningkat, sehingga makin banyak yang berminat bergabung untuk belajar bersama di Antropologi UGM.