Yogyakarta, Rabu 28 Agustus 2024. Badan Semi Otonom (BSO) Sanggar Lincak menyelenggarakan kegiatan Rabun Senja di Panggung Terbuka, Fakultas Ilmu Budaya UGM dari pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB. Rabun Senja merupakan kegiatan parade puisi yang mengajak mahasiswa umum, yang terdiri atas anggota BSO Sanggar Lincak, mahasiswa umum, dan mahasiswa khusus yang mengambil mata kuliah soft skill Lincak pada semester gasal 2024/2025. Secara sukarela, para peserta membacakan puisi karya sendiri miliknya atau karya orang lain menyesuaikan dengan pilihan pribadi masing-masing.
Dalam kegiatan ini, selain membacakan puisi masing-masing di tengah audiens, mereka juga berdiskusi tentang makna dari puisi yang mereka bacakan, alasan memilih puisi, dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk berbagi pengetahuan dan wawasan serta bertukar pikiran antar sesama peserta mengenai karya puisi yang mereka ambil dan makna yang didapatkan untuk bahan pelajaran. Uniknya, pada kegiatan kali ini, tidak hanya puisi berbahasa Indonesia saja yang dibacakan, namun puisi berbahasa Inggris dan bahasa Jawa juga dibacakan oleh beberapa peserta. Para peserta juga mendapat kudapan gratis sebagai bagian dari penyemangat keberlangsungan kegiatan Rabun Senja.
“Yang membedakan Rabun Senja kemarin dengan Rabun Senja sebelumnya adalah adanya kegiatan sedekah puisi. Jadi, pengurus memberikan permen yang ditempeli kertas kosong. Peserta menuliskan kata-kata baik di kertas tersebut, kemudian diputar/ditukar dengan peserta di sebelahnya. Setelah itu, tiap peserta membacakan isi kertas dari permen yang diterimanya.” Terang Abyan Irsyad Fawzi, selaku Ketua BSO Sanggar Lincak yang selalu memandu kegiatan puisi dari Sanggar Lincak.
Kehadiran Rabun Senja tidak hanya menjadi angin segar bagi perkembangan literasi dan sajak di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya UGM, namun menjadi awal mula bagi beberapa orang, salah satunya seperti Lintang Hapsari, mahasiswa Arkeologi UGM. “Karena aku baru pertama kali ikut rabun senja. Sebenernya, kegiatannya itu simpel, cuma baca dan mendengarkan orang baca puisi aja. Puisinya berbagai aliran, ada yang soal kehidupan, romansa, dan banyak lagi kemarin alias bebas aliran. Menurutku itu kegiatan yang positif dan menenangkan, soalnya dengerin puisi orang itu enak banget menurutku.” Ujar Lintang mengenai pendapatnya mengikuti pengalaman kegiatan puisi Rabun Senja pertama kali.