SDGs 4: Pendidikan Berkualitas | SDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
Kegiatan asesmen yang dilakukan oleh Museum dan Cagar Budaya pada tahun 2023 merekomendasikan adanya isu penting terkait pemanfaatan Kompleks Percandi Gedongsongo khususnya kegiatan wisata dimana aksesibilitas atau infrastruktur jalan setapak yang kurang memadai karena hanya ada satu jalur jalan untuk pengunjung yang pada banyak titik pada kondisi tidak rata, rusak, dan licin saat hujan. Kondisi ini berpotensi membahayakan pengunjung, mengingat kawasan ini memiliki tingkat risiko bencana yang tinggi, terutama angin ribut, pohon tumbang, hujan deras, kebakaran lahan, asap fumarol yang mengandung CO2 dan longsor lahan. Mempertimbangkan bahwa aksesibilitas merupakan prasarana utama dalam pemanfaatan Kompleks Candi Gedongsongo, maka sangat penting untuk memperbaiki jalur aksesibilitas eksisting maupun menyiapkan jalur jalan baru yang dapat digunakan sebagai akses penyebaran pengunjung, jalur evakuasi, maupun pemanfaatan khusus.
Pada tahun 2024 ini Pusat Studi Bencana Alam (PSBA) UGM bekerjasama dengan Museum dan Cagar Budaya menindaklanjutinya dengan mengadakan kegiatan penyusunan rencana penataan jalur aksesibilitas di kompleks percandian Gedongsongo. Kegiatan ini dimulai dengan melakukan survei lapangan dan juga melakukan FGD untuk memperoleh masukan dari stakeholder.
Kegiatan Focus Group Discussion mengundang kurang lebih 32 peserta yang mewakili stakeholder setempat. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 17 Mei 2024 bertempat di Sunrise Hill Gedongsongo, Bandungan, Ambarawa. Dalam kegiatan ini berhasil menghimpun pandangan dari para stakeholder terkait kondisi terkini yang ada di Kompleks Percandian Gedongsongo. Adapun beberapa pendapat dari stakeholder yang disampaikan dalam FGD ini sangat diharapkan dapat memberikan kontribusi penting untuk langkah selanjutnya untuk penyusunan rancangan jalur tersebut di masa mendatang. Secara keseluruhan kegiatan ini masih akan berlanjut hingga beberapa waktu mendatang.