SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Cultural diversity | SDGs 4: Basic literacy | SDGs 4: Basic literacy skills | SDGs 4: Education | SDG 10: Reduced inequality | SDGs 10: Culture | SDGs 10: Education | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Global partnership
Pada hari Rabu, 6 Maret 2024, Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang (BKJ) UGM melaksanakan webinar dengan judul ‘Webinar Kejepangan Bahasa dan Sastra’. Webinar diikuti oleh lebih dari tujuh puluh peserta gabungan antara Mahasiswa Prodi BKJ dengan mahasiswa di luar program studi yang memiliki minat dengan Bahasa dan Kesusastraan Jepang.
Webinar berlangsung dalam dua sesi, dengan sesi pertama oleh Dr. Mulyadi, M.A. sebagai dosen bidang Linguistik Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang UGM dan sesi kedua oleh Prof. Mika Baba yang merupakan dosen subprogram Sastra Program Sarjana Ilmu Humaniora dan Ilmu Sastra dari Universitas Tsukuba.
Sesi pertama merupakan penjabaran mengenai ‘Pemakaian Bahasa Jepang pada Penamaan Badan Usaha di Wilayah Kabupaten Lamongan’. Sesi ini diawali dengan pemaparan data penamaan badan usaha menggunakan Bahasa Jepang yang diambil dari Google Maps. Terdapat sejumlah dua puluh nama badan usaha dari berbagai bidang yang menggunakan Bahasa Jepang. Data tersebut menunjukkan adanya pemikiran bahwa bahasa dan budaya Jepang dianggap memiliki daya tarik tinggi dalam menarik pelanggan, khususnya kalangan anak muda.
Sesi dilanjutkan dengan pembahasan ‘Kata Ganti Orang sebagai Metode dalam Sastra Jepang Modern’ oleh Profesor Mika Baba. Penelitian beliau berfokus pada karya sastra di abad ke-19 paruh kedua (1850-1900). Pada karya sastra Jepang kata ganti orang pertama menggunakan kata-kata seperti 「私」watashi,「余」yo,「己」onore,「我」ware,「僕」boku,「俺」ore, dan「自分」jibun. Ketujuh kata ganti orang pertama tersebut memiliki arti yang sama yakni aku atau saya. Perbedaannya terletak pada waktu pemakaian seperti 「余」yo yang kini sudah tidak digunakan lagi, lalu「己」onore dan「我」ware yang masih dapat dilihat sekarang pada karya sastra dengan latar waktu lampau. Perbedaan lainnya terletak pada jenis kelamin pengguna. Kata ganti 「僕」boku dan「俺」ore mayoritas digunakan oleh laki-laki, sedangkan 「私」watashi lebih banyak digunakan oleh perempuan. Terakhir, kata ganti 「自分」jibun umumnya digunakan pada kondisi ketika sedang mengungkapkan pendapat pribadi pada forum umum.
Dengan diadakannya kegiatan webinar sastra dan bahasa Jepang dari kedua narasumber tersebut, diharapkan mahasiswa dapat mendapatkan pengetahuan baru terkait penggunaan Bahasa Jepang baik secara praktik maupun teori. Ilmu yang didapatkan nantinya pun bisa dimanfaatkan oleh para akademisi untuk mendalami bidang tersebut.