Yogyakarta, 22 Desember 2025 — Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menggelar Sarasehan Dwi Windu dalam rangka memperingati 16 tahun berdirinya program studi tersebut. Kegiatan yang berlangsung pukul 09.00–13.00 WIB di Ruang Soegondo 709 FIB UGM ini menjadi ruang refleksi akademik, penguatan jejaring, serta silaturahmi antara sivitas akademika, alumni, dan pemangku kepentingan pariwisata.
Sarasehan diawali dengan pemaparan kondisi dan capaian Program Studi Pariwisata oleh Kepala Program Studi Pariwisata FIB UGM, Dr. Wiwik Sushartami, M.A. Dalam paparannya, ia menjelaskan implementasi tridarma perguruan tinggi, khususnya pada aspek pengajaran melalui magang dan kemitraan strategis. Magang ditetapkan sebagai mata kuliah wajib dalam kurikulum inti yang berfungsi menjembatani pembelajaran akademik dengan kebutuhan dunia profesional.
“Magang kami rancang sebagai bagian dari kurikulum inti agar mahasiswa tidak hanya mencari poin kredit tapi juga memiliki pengalaman langsung di lapangan dan kesiapan kerja yang lebih kuat,” ujar Dr. Wiwik dalam sesi pemaparan.
Kemitraan Program Studi Pariwisata melibatkan berbagai pihak, mulai dari industri pariwisata seperti hotel, destinasi wisata, biro perjalanan, hingga industri kreatif. Selain itu, kerja sama juga dibangun dengan instansi pemerintah daerah, pengelola kawasan, lembaga regulasi, organisasi nonpemerintah, komunitas pengembangan desa wisata, serta pusat riset dan institusi akademik melalui riset kolaboratif, kuliah tamu, dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Pada aspek pengabdian kepada masyarakat, Program Studi Pariwisata memfokuskan kegiatan pada pengembangan desa wisata, pelestarian budaya dan warisan, sport tourism, serta perencanaan berbasis masyarakat. Tema besar yang diusung menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal.
Sesi berikutnya diisi dengan pemaparan kurikulum oleh Popi Irawan, S.S., M.Sc., Ph.D. Ia menjelaskan rencana pengimplementasian desain Stream 9 melalui program Double Degree atau Joint Degree. Program ini dirancang dalam skema Primary Major dan akan disesuaikan dengan rencana kerja sama internasional yang ditargetkan berkembang dalam lima tahun ke depan.
Menurut Popi, pelaksanaan Double Degree atau Joint Degree direncanakan berlangsung pada semester lima dan enam. Pada periode tersebut, mahasiswa Prodi Pariwisata FIB UGM akan mengikuti pembelajaran di universitas mitra, sekaligus menerima mahasiswa dari universitas mitra untuk belajar langsung di lingkungan FIB UGM. Skema ini melanjutkan dan memperluas kerja sama internasional yang telah dijalin sebelumnya.
Sarasehan Dwi Windu ini tidak hanya menandai perjalanan 16 tahun Program Studi Pariwisata FIB UGM, tetapi juga menegaskan komitmen pengembangan pendidikan pariwisata yang adaptif, kolaboratif, dan berpihak pada masyarakat. Melalui penguatan kurikulum, kemitraan, dan pengabdian, Prodi Pariwisata diharapkan terus berkontribusi pada pembangunan pariwisata yang berkelanjutan dan memberi manfaat nyata bagi lingkungan sosial dan budaya di sekitar.
[Humas FIB UGM, Candra Solihin]


