Oleh: Cahyaningrum Dewojati
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Indonesia
Karya sastra modern Indonesia banyak mempertanyakan kembali konsep-konsep kepahlawanan yang dipahami oleh masyarakat Indonesia di masa lalu. Pahlawan yang dianggap berjasa bagi negara dan bangsa di masa lampau, oleh beberapa pengarang Indonesia justru dikritisi ulang dengan konsep dan interpretasikan kembali dengan makna yang berbeda dalam karya baru mereka. Tokoh-tokoh yang dulu pernah dianggap pahlawan dalam periode tertentu, kadang-kadang diposisikan berseberangan, atau justru dijadikan media untuk menyampaikan ide-ide dan kritik sosial pengarang terhadap pemerintah atau rezim yang sedang berkuasa pada masa karya itu ditulis.
Dramawan Wisran Hadi, misalnya, mempertanyakan kembali kepahlawan kepahlawanan Hang Tuah sebagai pahlawan Melayu dalam Senandung Semenanjung; cerpenis Seno Gumira Ajidarma, menginterpretasikan ulang kepahlawanan militer Indonesia yang dikirim dalam masa konflik dengan Timor-Timur dalam cerpennya Telinga; atau peran tokoh para hakim abdi negara dan dalam drama Sidang Susila karya Ayu Utami. Para tokoh yang dalam kenyataan empiris sering dianggap pahlawan, di dalam karya-karya tersebut justru digugat oleh sebagian pengarang di Indonesia. Karya-karya tersebut dalam makalah ini akan secara rinci dijelaskan melalui kajian/ analisis sosiologi sastra.
Kata kunci: pahlawan, patriotisme, sastra Indonesia, kritik sosial, sosiologi sastra.