• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
    • Layanan Mahasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • BSO RAMPOE UGM
      • Bejo Mulyo
    • Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS)
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Prancis
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Arab
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi Budaya
      • Keluarga Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • SDGs 16: Peace Justice and Strong Institutions
  • SDGs 16: Peace Justice and Strong Institutions
Arsip:

SDGs 16: Peace Justice and Strong Institutions

Magister KBTT bersama Sastra Arab UGM Gelar Kuliah Umum Internasional Bersama Prof. Ayman Shihadeh: “Mengupas Skeptisisme dan Toleransi dalam Pemikiran Islam Pra-Modern”

Rilis Berita Senin, 8 Desember 2025

Yogyakarta, 13 November 2025 — Program Studi Magister Kajian Budaya Timur Tengah (KBTT) Universitas Gadjah Mada, berkolaborasi dengan Program Studi Sastra Arab, menyelenggarakan International Public Lecture dengan mengangkat topik “Scepticism and Tolerance: A Case from Premodern Islamic Thought” dan menghadirkan Prof. Ayman Shihadeh, seorang pakar sejarah intelektual Islam dari School of Oriental and African Studies (SOAS), University of London. Acara yang berlangsung di Auditorium Soegondo, Fakultas Ilmu Budaya UGM, ini juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Sastra Arab UGM sehingga dapat diakses oleh publik secara luas. Kuliah umum ini dimoderatori oleh Tohir Mustofa, M.A., dosen Program Studi Sastra Arab dan dihadiri oleh mahasiswa, baik dari program sarjana maupun pascasarjana.

Acara kuliah umum ini menunjukkan sinergi strategis antara Program Studi Magister KBTT dan Sastra Arab UGM, sekaligus komitmen keduanya untuk menghadirkan wacana akademik kelas dunia bagi mahasiswa dan publik. Melalui siaran langsung YouTube, kuliah umum ini diharapkan dapat menjangkau audiens lebih luas, memperkuat literasi intelektual publik, serta mendorong budaya dialog kritis yang konstruktif.

Kuliah umum ini turut mendorong tujuan pembangunan berkelanjutan atau SDGs, khususnya SDG 4 (Quality Education) melalui penyediaan akses pendidikan berkualitas, SDG 16 (Peace, Justice, and Strong Institutions) melalui penguatan nilai toleransi dan dialog, serta SDG 17 (Partnerships for the Goals) melalui kolaborasi akademik lintas program studi.

 

Penulis: Muhammad Ardiansyah

Tantangan Dalang Muda Rafi Nur Fauzy Menampilkan Wayang Gedhog di Hari Wayang Nasional

Rilis Berita Senin, 8 Desember 2025

Yogyakarta, 8 Desember 2025 – Unit Kesenian Jawa Gaya Surakarta (UKJGS) UGM berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pedhalangan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menggelar pentas kolaboratif Wayang Gedhog dalam rangka memperingati Hari Wayang Nasional. Pementasan diadakan pada Kamis, 27 November 2025, pukul 19.00 WIB di Pendapa Tari ISI Yogyakarta. Acara ini merupakan kolaborasi sinergi seniman muda dari UKJGS UGM dengan HMJ Pedalangan ISI Yogyakarta dalam melestarikan seni pertunjukan langka.

Pagelaran Wayang Gedhog untuk memperingati Hari Wayang Nasional ini diselenggarakan oleh HMJ Pedalangan ISI Yogyakarta dengan mengundang UKJGS UGM untuk mengisi atau menjadi partisipan. Sebagai koordinator divisi Pedhalangan UKJGS UGM sekaligus mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM, Muhammad Rafi Nur Fauzy memaparkan hal tersebut menjadi satu kesempatan yang bagus untuk mengenalkan bahwa UKJGS juga bisa berkarya dalam ranah pedalangan juga, sekaligus memeriahkan dalam Peringatan Hari Wayang Nasional. 

Peran dhalang dalam Pagelaran Wayang Gedhog ini diembankan kepada Rafi dengan iringan musik oleh anggota UKJGS lain. Pagelaran ini mengangkat Wayang Gedhog karena jarangnya sajian Wayang Gedhog ditampilkan. Wayang tersebut seperti mati suri dalam jangka waktu yang panjang dan dihidupkan kembali beberapa dekade yang lalu. Sajian Wayang Gedhog ini sejatinya dirasakan kaku karena terkekang oleh hierarki keraton dalam isi tampilannya. Wayang Gedhog juga diangkat sebagai pengenalan kekayaan khazanah wayang kepada masyarakat umum.

Lakon Panji Laleyan Duta (Sayembara Keris Jaka Piturun) dipilih untuk ditampilkan karena penyesuaian terhadap situasi dan informasi terkini yang terjadi dan menjadi perbincangan hangat dalam masyarakat, yaitu polemik pergantian raja di Keraton Surakarta (Solo). Menurut Rafi, kita perlu mempertanyakan bagaimana monarki Jawa ini bisa hidup di tengah situasi demokrasi. Tidak hanya Keraton Surakarta, tapi juga di Yogyakarta.

Sebagai mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa UGM, Rafi mengungkapkan perasaan senang dan bangga bisa memperoleh kesempatan untuk menampilkan Wayang Gedhog. Saat ini, tidak banyak dhalang yang ingin memainkan Wayang Gedhog karena sajian Wayang Gedhog dinilai sulit karena iringannya itu terpatok. Sajiannya juga hanya beberapa dhalang saja yang mengerti. Dengan bimbingan dosen Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Dr. Rudy Wiratama, S.I.P., M.A., Rafi dapat dengan baik menampilkan Wayang Gedhog yang dinilai tidak mudah tersebut.

Pagelaran Wayang Gedhog mendukung pencapaian SDGs poin 4 Pendidikan Berkualitas dan poin 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, yaitu sebagai media edukasi dan pengenalan khazanah wayang dan memperkaya pengetahuan tentang warisan budaya di lingkungan akademis, serta sebagai peluang regenerasi seni pertunjukan dan penghidupan bagi seniman muda. Tak hanya itu, pertunjukan ini berkontribusi dalam pencapaian SDGs poin 16 Perdamaian, Keadilan, dan Institusi yang Tangguh dengan menggunakan peran seni sebagai sarana untuk menyuarakan kritik konstruktif terhadap polemik kepemimpinan di Keraton Surakarta. Kolaborasi partisipatif antara UKJGS UGM dan HMJ Pedhalangan ISI Yogyakarta mendukung pencapaian SDGs dan poin 17 Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

[Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, Maysa Putri Fatihah]

Musyawarah Besar HMJ Kamastawa: Wreksi Pinandhita Terpilih sebagai Ketua Umum Periode 2026

Rilis Berita Senin, 8 Desember 2025

Yogyakarta, 8 Desember 2025 – Musyawarah Besar Himpunan Mahasiswa Jurusan Keluarga Mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa (HMJ Kamastawa) dilaksanakan pada Minggu, 30 November 2025 di Ruang Auditorium Gedung Soegondo, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Dalam Musyawarah Besar ini, dilaksanakan sidang laporan pertanggungjawaban kegiatan untuk kepengurusan tahun 2025, dilanjutkan sidang Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), dan ditutup dengan musyawarah pemilihan ketua umum HMJ Kamastawa periode 2026.

Musyawarah Besar HMJ Kamastawa menjadi agenda wajib yang dilaksanakan setiap tahunnya dalam rangka menciptakan forum musyawarah mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Forum ini diciptakan sebagai wadah aspirasi, opini, dan keterbukaan HMJ Kamastawa sebagai anggota khusus organisasi di bawah Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Musyawarah Besar ini diikuti oleh peserta luring yang hadir dalam forum dan peserta daring melalui Google Meet.

Musyawarah Besar ini dibuka oleh Master of Ceremony (MC). Kemudian, terdapat sambutan oleh Ketua Umum HMJ Kamastawa periode 2025, Dwiyan Teguh Darmawan dan dilanjutkan sambutan oleh Ketua Prodi (Kaprodi) Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Dr. Daru Winarti, M.Hum. Setelah sambutan, dilangsungkan pemilihan pimpinan sidang I dan II dengan persetujuan peserta Musyawarah Besar. Pimpinan sidang I memulai Musyawarah Besar sesi pertama berupa sidang laporan pertanggungjawaban kegiatan untuk kepengurusan tahun 2025. Musyawarah Besar sesi pertama berjalan dengan baik dan cepat, sedikit evaluasi dan usulan dari peserta Musyawarah Besar membumbui sidang laporan tersebut.

sesi kedua ditandai dengan pergantian pimpinan sidang I kepada pimpinan sidang II. Sesi kedua merupakan sidang Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HMJ Kamastawa untuk kepengurusan periode 2026. Mayoritas peserta Musyawarah Besar sesi kedua secara aktif memperdebatkan poin-poin krusial dalam AD/ART yang memerlukan penyesuaian situasi dan kondisi. Keputusan sidang tersebut diambil melalui musyawarah, voting, dan persetujuan peserta Musyawarah Besar dengan suara yang bulat.

Sesi terakhir Musyawarah Besar HMJ Kamastawa merupakan pemilihan ketua umum HMJ Kamastawa periode 2026. Pemilihan ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.

  1. Pembacaan syarat ketua umum HMJ Kamastawa,
  2. Pengusungan calon ketua oleh peserta Musyawarah Besar yang hadir dalam forum,
  3. Pengecekan kelulusan syarat calon ketua umum,
  4. Penyampaian pernyataan pribadi oleh masing-masing calon ketua umum,
  5. Tanya jawab oleh peserta Musyawarah Besar yang hadir dalam forum terhadap calon ketua umum,
  6. Musyawarah pemilihan ketua umum,
  7. Pengumuman ketua umum terpilih, dan
  8. Sambutan ketua umum terpilih.

Kandidat calon ketua umum HMJ Kamastawa yang diusung oleh peserta Musyawarah Besar yaitu Wreksi Awinanggya Pinandhita, Bayu Seta Ardiansyah, Nurcholish Ramadhan, Inoora Putri Haliza, Muhammad Jundy Ashiddiqie, dan Zahra Nova Putri. Dalam tahap pengecekan kelulusan syarat calon ketua umum, kandidat Nurcholish Ramadhan gugur karena tidak memenuhi salah satu syarat calon ketua umum, yaitu tidak menjabat sebagai ketua dalam kepengurusan organisasi kemahasiswaan di lingkungan Universitas Gadjah Mada. Setelah melalui tahap musyawarah pemilihan ketua umum, dihasilkan suara yang bulat dengan terpilihnya Wreksi Awinanggya Pinandhita sebagai ketua umum HMJ Kamastawa periode 2026.

Wreksi Pinandhita menyatakan bahwa terpilihnya Wreksi sebagai ketua umum HMJ Kamastawa akan menjadi tantangan baru dan harus dijalankan sebaik mungkin sebagai amanah mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa kepada dirinya. Wreksi berharap agar kepengurusan yang akan Ia pimpin dalam periode satu tahun kedepan berjalan dengan lancar dan lebih baik dari periode sebelumnya dengan dukungan dari keluarga mahasiswa Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa.

Musyawarah Besar HMJ Kamastawa secara langsung berkontribusi dalam pencapaian SDGs poin 4 Pendidikan Berkualitas yang mendukung dan mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan soft skills mahasiswa. Tak hanya itu, Musyawarah Besar tersebut juga mendukung pencapaian SDGs poin 16 Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh dengan mempraktikkan musyawarah besar sebagai forum tertinggi yang demokratis dan transparan. Terakhir, kegiatan tersebut juga sejalan dengan SDGs poin 17, yaitu Kemitraan untuk Mencapai Tujuan. Hadirnya Musyawarah Besar HMJ Kamastawa juga merupakan bentuk komitmen mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa dalam nguri-uri ‘melestarikan’ dan ngurip-urip ‘menyemarakkan’ kebudayaan Nusantara, khususnya kebudayaan Jawa.

[Bahasa, Sastra dan Budaya Jawa, Maysa Putri Fatihah]

Book Talk: Novel Kontemporer Hidupkan Tradisi Literasi di Perpustakaan FIB UGM

Rilis Berita Selasa, 25 November 2025

Yogyakarta, 19 November 2025 — Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada menggelar acara “Book Talk: Novel Kontemporer” pada Rabu, 19 November 2025, bertempat di Teras Belakang Gedung Pusaka Jawa. Acara ini menghadirkan mahasiswa Magister Sastra UGM, Mumtaz Hauna Hakim, sebagai pembicara. Dalam suasana santai dan penuh keakraban, peserta berbagi bacaan, rekomendasi, dan refleksi atas novel-novel mutakhir dari berbagai negara dan genre.

Mumtaz membahas dengan antusias novel As Long as the Lemon Tree Grows karya Zoulfa Katouh, yang menurutnya menyuguhkan penceritaan yang kuat tentang konflik Suriah dan trauma kemanusiaan di tengah perang. “Novel ini mengungkap persoalan konflik di Suriah. Sangat menarik karena penulis benar-benar menggambarkan secara detail trauma dan fenomena konflik di Suriah, dan cukup membuat pembaca emosional.” terangnya. Hal ini mempertegas bahwa fiksi dapat menjadi medium untuk menyuarakan isu atau trauma yang dialami oleh masyarakat tertentu di berbagai belahan dunia.

Tidak hanya memaparkan novel tersebut, Mumtaz juga mengajak audiens untuk ikut serta dalam sesi berbagi bacaan. Di momen ini, banyak peserta yang menyampaikan novel fiksi favorit mereka dari berbagai latar negara dan budaya. Beberapa judul yang disampaikan termasuk Novel kontemporer Indonesia berjudul Eliana karya Tere Liye dan Telembuk dari Kedung Darma Romansa, novel Francophone berjudul Ru karya Kim Thúy, novel Jepang berjudul Norwegian Wood karya Haruki Murakami, dan novel Italia yang telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris berjudul My Brilliant Friend karya Elena Ferrante. Para audiens dengan antusias menyampaikan tema-tema dalam novel yang mereka baca seperti fenomena migrasi, trauma, hubungan keluarga, dan identitas, dan feminisme..

Diskusi ini menunjukkan bahwa membaca novel kontemporer bukan sekadar hiburan semata, melainkan sebuah praktik reflektif yang memungkinkan mahasiswa menjelajahi realitas sosial dan budaya melalui perspektif fiksi. Melalui acara ini, Perpustakaan FIB UGM memperkuat perannya sebagai pusat literasi yang tidak hanya menyediakan koleksi buku, tetapi juga menjadi ruang dialog intelektual.

Acara diakhiri dengan harapan agar kegiatan “Book Talk: Novel Kontemporer” bisa menjadi kegiatan rutin di kampus, sebagai sarana untuk terus memupuk budaya baca yang kritis dan terbuka. Melalui inisiatif ini, mahasiswa diberi kesempatan bukan hanya untuk berbagi apa yang mereka baca, tetapi juga untuk saling memahami dunia lewat sudut pandang karya fiksi yang beragam dan mendalam.

[Magister Sastra, Marsya Kamila]

Magister Sastra UGM Selenggarakan Kuliah Umum Penulisan Kreatif bertajuk Menelusuri Identitas Diri Melalui Fiksi

Rilis Berita Selasa, 25 November 2025

Yogyakarta, 18 November 2025 — Sebagai bagian dari upaya memperluas ruang dialog kreatif di lingkungan akademik, Program Studi Magister Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, menyelenggarakan kuliah umum bertajuk “Menelusuri Identitas Diri Melalui Fiksi” pada Selasa, 18 November 2025, di Ruang Soegondo R. 204 FIB UGM. Acara ini menghadirkan penulis keturunan Vietnam–Indonesia asal California, yang akrab disapa Mazdo, sebagai pembicara utama dan Naria Nur Iftitah sebagai moderator. Kehadiran Mazdo menarik perhatian mahasiswa, alumni, serta peneliti sastra yang ingin menelusuri bagaimana fiksi dapat menjadi medium untuk merefleksikan identitas, pengalaman personal, dan dinamika sosial budaya.

Dalam pemaparannya, Mazdo menguraikan bahwa menulis baginya merupakan proses dialog mendalam antara pengalaman pribadi, imajinasi, dan pertanyaan-pertanyaan batin yang terus bergerak. Ia memperkenalkan tiga cerpen yang menjadi contoh bagaimana ia menjelajahi identitas melalui fiksi. Cerpen pertama yang ia kupas, When the Moths Came (2023), ia akui berangkat dari pengalaman pribadinya. “Cerpen ini bermula dari pengalaman saya saat di apartemen, ada banyak ngengat yang berterbangan ke mana-mana, di dapur, di sekitar ruang keluarga dan di mana-mana. Saya merasa terganggu, tapi saya kira menarik jika ini dibuat menjadi cerpen.” jelasnya. Dari pengalaman sederhana ini, Mazdo mengembangkan cerita tentang pasangan suami istri yang menghadapi ngengat yang cukup mengganggu aktivitasnya.

Cerpen keduanya, The Collector (2024), berangkat dari pengalamannya belajar di gedung pusat studi Asia Tenggara di Cornell University yang dipenuhi artefak dan benda budaya. Mazdo mengajak peserta kuliah umum untuk menelusuri bagaimana benda-benda itu membawa jejak sejarah panjang, termasuk relasi kuasa antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tenggara. Melalui perspektif dua anak yang polos namun penuh rasa ingin tahu, ia menampilkan bagaimana orientalisme dan sejarah kelam kolonialisme dapat mewujud dalam ruang fiksi.

Sementara itu, cerpen Cut Blooms (2025) menyoroti hubungan dua saudara perempuan yang terjalin melalui dinamika persaudaraan, kesalahpahaman, dan ikatan yang tak terputus. Mazdo menjelaskan bahwa inspirasi karya tersebut berasal dari kedekatannya dengan saudara-saudaranya. Ia mengatakan, “Saat menulis, inspirasi saya bisa datang dari mana saja, bahkan bisa dari pengalaman hidup saya sendiri. Seperti dalam cerpen Cut Blooms, itu berasal dari pengalaman saya sendiri tapi saya tidak menuliskannya secara gamblang sesuai dengan pengalaman nyata saya. Karena saya menulis fiksi, hanya detail kecil yang benar-benar terjadi dalam hidup saya yang saya adaptasi dalam cerpen saya.” terangnya. Pernyataan tersebut membuka pemahaman peserta mengenai bagaimana fiksi tidak memerlukan kesetiaan literal pada kenyataan, melainkan mengolah pengalaman menjadi struktur emosional yang lebih universal.

Kuliah umum ini juga selaras dengan nilai-nilai keberlanjutan sosial dan budaya. Melalui cerita-ceritanya, Mazdo menunjukkan bahwa sastra dapat menjadi sarana untuk memperkuat empati, menghormati keberagaman identitas, serta menumbuhkan refleksi mengenai posisi individu dalam sejarah yang lebih luas.

Pada sesi tanya jawab, diskusi berlangsung hangat dan menggugah. Pertanyaan pertama datang dari Marisa Santi (Kagama UGM), yang menanyakan pendekatan narasi yang paling sering digunakan Mazdo, khususnya terkait keberadaan penulis sebagai narator serba tahu atau penyerahan penuh pada tokoh. Menanggapi hal ini, Mazdo menjawab, “Saya lebih sering menggunakan cara yang pertama, yakni penulis sebagai narator.” jawabnya. Ia menjelaskan bahwa posisi tersebut memberinya peluang untuk mengarahkan dunia cerita tanpa harus menghilangkan kebebasan karakter-karakternya dalam bergerak.

Pertanyaan berikutnya diajukan oleh Marsya Kamila, mahasiswa Magister Sastra UGM, yang menyinggung latar belakang kedua orang tua Mazdo yang bermigrasi ke Amerika Serikat. Ia bertanya apakah Mazdo berencana menulis karya fiksi yang lebih eksplisit berbicara mengenai pengalaman migrasi atau eksplorasi identitas di Amerika. Mazdo menanggapinya dengan antusias. “Iya, karena kedua orang tua saya berasal dari Vietnam dan Indonesia, saya kira akan menarik jika membuat karya fiksi yang menyuarakan tentang asal-usul dan pengalaman kami.” ujarnya. Jawaban ini menunjukkan bahwa kisah keluarga dan migrasi tetap menjadi sumber inspirasi jangka panjang bagi perjalanan kreatif Mazdo.

Acara ditutup dengan apresiasi besar dari peserta yang merasa mendapatkan perspektif baru mengenai bagaimana fiksi bekerja sebagai alat penjelajahan diri, pembacaan sejarah, dan pemaknaan ulang pengalaman hidup. Program Magister Sastra UGM berharap kuliah umum semacam ini dapat terus menghadirkan ruang dialog kreatif yang memperkuat literasi sastra sekaligus mendorong kesadaran budaya dan keberlanjutan dalam masyarakat. 

[Magister Sastra, Marsya Kamila]

123…17

Rilis Berita

  • Program Studi Pariwisata UGM Gelar Pariwisata Fun Run pada Dies Natalis ke-16
  • Unit Penelitian dan Biro Jurnal FIB UGM Raih Capaian SINTA Terbaik 2025
  • Smart Classroom Berbasis IoT Mulai Diterapkan di Empat Ruang FIB UGM
  • Penerapan Neuroscience-Based Language Teaching Ditekankan dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa di FIB UGM
  • Mahasiswa INCULS 2023 Jack Harrison, Wisudawan UNSW Canberra 2025, Tegaskan Peran Bahasa dan Budaya dalam Penguatan Relasi Australia–Indonesia

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY

[EN] We use cookies to help our viewer get the best experience on our website. -- [ID] Kami menggunakan cookie untuk membantu pengunjung kami mendapatkan pengalaman terbaik di situs web kami.I Agree / Saya Setuju