Yogyakarta, 21 November 2025 – Program Studi Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada kembali mencatatkan prestasi di tingkat global. Pada QS World University Rankings (WUR) by Subject 2025, Prodi Arkeologi berhasil menempati posisi 151–200 dunia, naik signifikan dibandingkan capaian tahun sebelumnya. Peningkatan ini terutama terlihat pada indikator academic reputation, H-index citation, dan employer reputation. Di antara 261 universitas yang masuk dalam kategori Ilmu Arkeologi, UGM menjadi satu-satunya perguruan tinggi dari Indonesia yang tercatat dalam pemeringkatan tahun ini.
Dekan Fakultas Ilmu Budaya UGM, Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si., menyampaikan bahwa Prodi Arkeologi FIB UGM menjadi satu-satunya prodi arkeologi di Indonesia yang masuk ke dalam perhitungan QS WUR by Subject 2025. Ia menjelaskan bahwa indikator academic reputation merupakan penilaian global yang mengukur mutu akademik serta kualitas riset arkeologi melalui survei internasional. “Tahun ini, Prodi Arkeologi memperoleh skor 68,8 untuk indikator academic reputation, dan ini merupakan capaian yang sangat baik,” tuturnya.
Untuk memperkuat reputasi akademik, Departemen Arkeologi FIB UGM menerapkan berbagai strategi kolaboratif. Langkah-langkah tersebut mencakup dorongan bagi dosen dan mahasiswa untuk mengikuti kompetisi pendanaan riset internasional, terlibat dalam penelitian bersama mitra global, serta mempublikasikan hasil penelitian pada konferensi dan jurnal bereputasi internasional. Fakultas juga menyediakan in-kind support dan pembiayaan pendamping guna memastikan kesetaraan kontribusi dalam kerja sama riset lintas negara.
Pada indikator employer reputation, Prodi Arkeologi meraih skor 57,7, yang mencerminkan kepercayaan lembaga dan institusi pengguna lulusan terhadap kompetensi alumni Arkeologi UGM. Proses ini juga menilai sejauh mana lulusan mampu berkontribusi sebagai peneliti, staf profesional, maupun mahasiswa lanjut di institusi global. Untuk meningkatkan reputasi alumni, departemen melakukan benchmarking dengan program studi arkeologi di dalam dan luar negeri guna memastikan kurikulum dan kegiatan akademik selalu relevan dengan tren keilmuan terbaru.
Kegiatan pertukaran dosen tamu, baik daring maupun luring, juga terus dilakukan guna memperluas pertukaran pengetahuan mengenai temuan riset terbaru. Mahasiswa pun difasilitasi melalui kesempatan menjadi asisten riset internasional, dukungan mengikuti seminar global, serta pelatihan bahasa dan public speaking. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan rasa percaya diri mahasiswa ketika berinteraksi dalam forum akademik dunia.
Sementara itu, skor H-index Prodi Arkeologi tahun ini mencapai 50,4, yang menurut Setiadi masih perlu ditingkatkan. Untuk mengoptimalkannya, dosen dan mahasiswa terus didorong mempublikasikan penelitian di jurnal nasional dan internasional bereputasi, sekaligus aktif dalam jejaring riset dan asosiasi profesi tingkat global agar karya mereka lebih banyak disitasi.
Seluruh upaya pengembangan ini selaras dengan dukungan FIB UGM terhadap Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada aspek peningkatan kualitas pendidikan tinggi, penguatan penelitian, serta perluasan kemitraan global yang berkelanjutan. Melalui langkah-langkah strategis tersebut, Prodi Arkeologi FIB UGM berkomitmen memperkuat kontribusi akademik dan memperluas dampak riset arkeologi bagi masyarakat dan dunia internasional.
[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]


