• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Sastra
  • Sastra
  • hal. 3
Arsip:

Sastra

Fakultas Ilmu Budaya UGM Gelar Lomba dan Anugerah Seni dan Sastra

AGENDAHEADLINENews ReleaseSTICKY NEWS Kamis, 11 September 2014

Tahun ini FIB UGM kembali menggelar anugerah seni dan sastra. Setelah meraih sukses pada gelaran perdana pada tahun 2013, FIB mengadakan kembali dengan memperbarui beberapa skema anugerah untuk menjaga dan meningkatkan iklim kreativitas yang sudah terbangun sejak tahun lalu. Akan ada lima jenis perlombaan pada kesempatan ini, yaitu (1) Lomba Menulis Puisi, (2) Lomba Menulis Cerpen, (3) Lomba Menulis Kritik Sastra, (4) Lomba Fotografi, dan (5) Lomba Pembuatan Film Pendek.

Jika tahun lalu perlombaan hanya diperuntukkan bagi seluruh civitas akademika dan Alumni FIB UGM, kini perlombaan terbuka untuk seluruh warga yang berdomisili/bekerja/belajar di Yogyakarta dan seluruh alumni UGM. Hadiah yang ditawarkan pun ditingkatkan tiga kali lipat. Juara I akan mendapatkan uang tunai Rp10.000.000, Juara II Rp7.500.000, dan Juara III Rp5.000.000. Naskah pemenang untuk kategori Menulis Puisi, Menulis Cerpen, dan Menulis Kritik Sastra beserta sepuluh naskah terbaik pada masing-masing kategori lomba nantinya akan diterbitkan sebagai antologi bersama.

Pembentukan kepanitiaan dan sosialisasi tentang anugerah dan perlombaan ini sudah dimulai sejak awal Juli 2014. Batas akhir pengumpulan materi lomba adalah tanggal 10 Oktober 2014. Kemudian, penjurian dilakukan selama 10 hari, yakni tanggal 15—25 Oktober 2014. Malam penganugerahan seni dan sastra sekaligus pengumuman pemenang untuk seluruh kategori lomba akan dilaksanakan bertepatan dengan Hari Pahlawan pada 10 November 2014.

Menurut ketua panitia perlombaan, Dr. Aprinus Salam, M.Hum., kegiatan ini akan terus dilaksanakan dan ditingkatkan jangkauannya dalam tahun-tahun mendatang dengan harapan FIB bisa memberikan kontribusi nyata terhadap perkembangan seni dan sastra di Indonesia.

Pengumuman resmi terkait kegiatan ini sudah dilakukan melalui jumpa pers tanggal 7 Agustus 2014 di FIB UGM yang akan dihadiri panitia lomba, Dekan FIB UGM beserta para Wakil Dekan, serta wartawan dari berbagai media di sekitar Yogyakarta. Pada kesempatan yang sama, FIB juga meluncurkan dua buku, yaitu antologi puisi berjudul Distopia dan cerpen Rayuan Pohon Beringin. Kedua buku tersebut merupakan antologi pemenang anugerah seni dan sastra tahun lalu.

Berikut ini keterangan lengkap mengenai lima lomba yang digelar pada tahun 2014.

Hadiah Lomba Berupa Uang Tunai dan Sertifikat:
Juara 1: Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Juara 2: Rp 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah).
Juara 3: Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).

KETENTUAN UMUM
• Peserta adalah seluruh masyarakat (segala usia) yang berdomisili/bekerja/belajar di Yogyakarta yang dibuktikan dengan menyertakan salinan KTP, Surat Keterangan Bekerja/Belajar dari instansi terkait (bukti dilampirkan).
• Peserta juga dapat berasal dari civitas akademika, dosen, karyawan, maupun alumnus UGM yang dibuktikan dengan salinan kartu tanda identitas dari UGM atau salinan kartu KAGAMA.
• Karya harus asli ciptaan sendiri, belum pernah dipublikasikan, dan tidak sedang diikutkan dalam kompetisi lain.
• Untuk karya tulis (puisi, cerpen, dan kritik) nama peserta ditulis di halaman terpisah di bagian tersendiri dirangkai dengan biodatanya. DILARANG menulis identitas di bawah judul karya.
• Untuk karya tulis dan fotografi, materi harus dikirim dengan rangkap 3 disertai softfile dalam bentuk CD. Cover CD hanya boleh ditulisi judul, DILARANG menulis identitas pengirimnya.
• Materi perlombaan dimasukkan dalam amplop lalu di bagian atasnya ditulis sesuai kategori. Misal: LOMBA PENULISAN PUISI apabila amplop itu berisi karya puisi. Satu (1) amplop hanya boleh memuat 1 kategori lomba.
• Seluruh karya yang masuk menjadi hak milik panitia
• Apabila di kemudian hari terdapat gugatan hak cipta, pihak panitia tidak bertanggung jawab terhadap hal tersebut.
• Panitia berhak mendiskualifikasi peserta sebelum dan sesudah penjurian apabila dianggap melanggar ketentuan.

KETENTUAN KHUSUS

1. LOMBA FILM PENDEK

• Tema bebas.
• Durasi film 7—10 menit (sudah dengan credit title).
• Menggunakan kamera jenis apa pun dengan minimum resolusi 800 x 600 px.
• Jika terdapat konten berupa video/musik/hasil karya apa pun yang merupakan hak cipta milik orang lain, peserta wajib melampirkan surat persetujuan penggunaan karya tersebut atau menyebutkan sumbernya.
• Bahasa yang dapat digunakan di dalam keseluruhan film adalah bahasa Indonesia, bahasa asing, ataupun bahasa daerah. Jika menggunakan bahasa asing atau daerah diwajibkan untuk menyertakan subtitle (terjemahan) dalam bahasa Indonesia.
• Setiap peserta boleh mengirimkan lebih dari satu film.
• Peserta harus melampirkan data diri, judul dan sinopsis film.
• Materi film yang diikutkan lomba dikirim dalam DVD dengan format .MOV, .AVI, .MPEG.
• Peserta harus mempunyai master video dengan kualitas baik (HD atau Full HD) untuk penayangan penjurian.
• Format hasil karya berupa .MOV, .AVI, dan .MPEG
• Film yang dikirimkan berhak disiarkan atau ditayangkan oleh panitia untuk keperluan mediasi pendidikan atau sosialisasi.

2. LOMBA FOTOGRAFI

• Tema “Menghargai Perbedaan”.
• Foto dicetak ukuran A3, dof atau glossy.
• Pemotretan dilakukan dengan kamera digital.
• Editing foto hanya sebatas perbaikan warna, kontras, cropping seminimal mungkin, dan tidak diperkenankan menambahkan unsure gambar lain ke dalam foto yang diperlombakan, termasuk watermark atau tulisan.
• Dilampiri dengan identitas peserta, judul foto, informasi yang berkenaan dengan foto, dan kamera yang dipakai di lembar sebaliknya.
• Peserta dapat mengirimkan maksimal 2 lembar foto.

3. LOMBA PENULISAN PUISI

• Puisi ditulis dengan bahasa Indonesia
• Tema puisi bebas.
• Puisi ditulis dengan font Times New Roman spasi 1 (maksimal 1 puisi 2 halaman kertas HVS berukuran kuarto).
• Peserta dapat mengirimkan 1 sampai 5 judul puisi terbaiknya disertai softfile dalam CD.

4. LOMBA PENULISAN CERPEN

• Cerpen menggunakan bahasa Indonesia
• Tema cerpen bebas
• Cerpen ditulis dengan font Times New Roman 12, spasi 1,5, dengan kisaran 6 sampai 8 halaman kertas HVS berukuran kuarto.
• Peserta dapat mengirimkan 1 sampai 3 judul cerpen terbaiknya

5. LOMBA KRITIK SASTRA

• Kritik ditulis menggunakan bahasa Indonesia
• Tema kritik bebas
• Naskah diharapkan mengangkat isu-isu terkini tentang kesusastraan dan menggunakan perspektif baru dalam mengkaji karya sastra.
• Naskah ditulis dengan font Times New Roman 12; spasi 1,5; kisaran 7—9 halaman kertas HVS kuarto.
• Apabila memuat sejumlah kutipan diharuskan menuliskannya dengan format penulisan ilmiah dan menuliskan referensi tersebut dalam daftar pustaka.
• Peserta dapat mengirimkan 1 sampai 3 karya terbaiknya.


Materi lomba dikirimkan ke:
Sekretariat Humas Fakultas Ilmu Budaya UGM,
Jl. Nusantara 1 Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
Telp . (0274) 513096 ext. 151

Jadwal Lomba:
1. Batas Akhir Pengumpulan Materi Lomba : 10 Oktober 2014
2. Penjurian : 15—25 Oktober 2014
3. Rapat Penjurian : 27 Oktober 2014

Pengumuman pemenang dilaksanakan pada acara ANUGERAH SENI DAN SASTRA FIB UGM 2014 DI AUDITORIUM GEDUNG POERBATJARAKA LT 3 FAKULTAS ILMU BUDAYA UGM pada hari Selasa, 10 November 2014 Pukul: 19.30—22.00 WIB

CP:
1. WIRA KURNIAWATI (08112692683) wira_kurniawati@yahoo.com
2. RAMAYDA AKMAL (085291891800) ramaydaakmal@gmail.com

Seminar Internasional 50 Tahun Jurusan Sastra Asia Barat “Arabic Cultural Identity : Facts and Challenges”

HEADLINENews Release Kamis, 11 September 2014

Memperingati ulang tahunnya yang ke 50, Jurusan Sastra Asia Barat menyelenggarakan seminar internasional dengan mengangkat tema “Arabic Cultural Identity: Facts and Challenges”. Acara ini diselenggarakan pada hari Rabu, 10 September 2014 mulai pukul 09.30 sampai pukul 17.00 WIB.

Turut hadir dalam seminar ini dua orang guru besar dari Canal Suez University yaitu Prof. Dr. Osamah Sayyed Aly dan Prof. Dr. Hassan Youssef serta seorang guru besar dari Bani Suwaif University yaitu Prof. Dr. Sherif Saad Mohammed El Gayyar. Selain itu, turut hadir juga beberapa guru besar dari bebrapa universitas di Indonesia yang bergelut di bidang bahasa, sastra dan budaya Arab.

Seminar diawali dengan pemaparan makalah oleh keynote speaker Prof. Dr. Osamah Sayyed Aly dan Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno. Setelah itu dilanjutkan tiga sesi berikutnya yang dibagi menurut tiga tema besar yaitu, bahasa dan sastra, budaya dan pendidikan.

Mutiara Pengatahuan Lokal Nusantara dalam Perpesktif Kajian Kritis

HEADLINENews ReleaseSTICKY NEWS Sabtu, 7 Juni 2014

Pada tataran awal, pola kerja ilmuan (peneliti) adalah menghadirkan sebanyak mungkin realitas dalam penelitiannya, khususnya penelitian yang berbasis field research. Tidak terkecuali para ilmuan social, di antaranya sastra, sejarah, linguistic, dan yang paling mutakhir adalah mereka yang mengambil minat pada tradisi lisan. Pentingnya pengetahuan local dalam riset social humaniora telah mewarnai perkembangan kajian ilmuan pada masa kini. Pendekatan penelitian yang berbasis pengetahuan local (Indonesia) ikut memperkaya khasanah ilmu pengetahuan masa kini dengan menghadirkan sejumlah pengetahuan local yang unik, baru, dan bermanfaat bagi perjalanan sejarah bangsa Indonesia.
Hal tersebut terungkap dalam seminar sehari bertema “Tradisi Lisan, Sastra Lisan dan Sejarah Lisan dalam Perspektif Kajian Kritis” di Ruang Margono, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Rabu 4 Juni 2014.

Dalam seminar tersebut tampil 7 orang pembicara yang berasal dari program pendidikan Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora Fakultas Ilmu Budaya UGM. Pembicara tersebut adalah Sumiman Uddu dan Heru S.P. Saputra (Kajian Tradisi Lisan), Zaiyardam Zubir dan Ida Liana Tanjung (Sejarah), Irma Diani (Linguistik), Ratih Baiduri dan I Ngurah Suryawan (Antropologi).

Sumiman Uddu dalam makalah yang berjudul “Bhanti-Bhanti sebagai Memori Kolektif Masyarakat Wakatobi” mengatakan bahwa banthi-bhanti dalam tradisi lisan memiliki kandungan nilai dan makna penting dalam perjalanan kehidupan masyarakat. Bhanti-bhanti dalam berbagai situasi bisa berfungsi sebagai kritik social, peringatan, pujian, dan harmoni dalam masyarakat wakatobi. Di dalam bhanti-bhanti ada sejarah, nilai-nilai social yang kompleks, ada perjuangan hidup, ada nilai kejujuran, dan ada ajaran moral yang terkandung di dalamnya. Oleh Karena itu, pengetahuan bhanti-bhanti menjadi semacam “dictionary of live” masyarakat Wakatobi.
Sementara itu Heru S.P Saputra membawakan makalah berjudul “Ekspresi Formulaik: Karakteristik Kelisanan Mantra Using Banyuwangi” menjelaskan bahwa pengetahuan mantra bagi masyarakat Using telah menjadi identitas local. Formula mantra telah mengakar sedemikian lama dalam masyarakat melalui pola pewarisan. Dalam mantra terdapat sejumlah karakteristik yang unik seperti adanya pola perulangan, percampuran antara bahasa local (adat) dengan bahasa Arab yang identik dengan kepercayaan Islam, serta adanya proses transformatif. Mantra menurut Heru berfungsi untuk komunikasi ritual dengan dunia dan kekuatan gaib melalui upacara dan untuk kepentingan tertentu. Dukun dan roh halus menjadi media pengantar mantra yang memungkinkan terjadinya komuniasi ritual. Agar tidak hilang, menurut Heru mantra harus diwariskan dan dirawat. Mantra-mantra yang dikaji Heru S.P antara lain Sabuk Mangir (welas asih), Kejiman, nyapu mbengi, ngentut, dan mantra Jaran Goyang. Semua mantra harus dicapkan lisan oleh dukun, ulas Heru Saputra.

Pengetahuan local juga hadir dari Sumatra Utara, yakni Batak Toba. Ratih Baiduri yang memparkan presentasinya tentang Hak dan Kedudukan Perempuan Batak Toba ini diperoleh dari sebuah naskah lama yang berjudul Ende Siboru Tombaga (EST). Di dalam naskah yang terdiri dari 305 bait dan dalam tiap bait terdapat 4 larik ini terdapat pengetahuan (fakta-fakta) tentang kebudayaan, kedudukan Laki-Laki dan Perempuan dalam Kebudayaan Batak Toba. Temuan Ratih dalam naskah EST di ataranya adalah posisi dilematis perempuan yang ambigu (tidak jelas). System kekerabatan patrilineal dan dan prinsip Dalihan na Tolu ikut memberi warna pada tradisi Batak (laki dan perempuan) masa kini yang memberi peran minim perempuan dalam kehidupan social dan budaya, tafsir Ratih yang menjadi pembicara ketiga pada seminar ini.

Nilai budaya Serawai Bengkulu Selatan melalui sastra lisan juga dihadirkan dalam seminar ini sebagaimana yang disampaikan oleh Irma Diah. Menurutnya, Sastra Lisan yang dimaksud adalah sastra lisan rakyat Bengkulu dalam bentuk pepatah, perumpamaan, nandai, dan rimbaian. Peruntukan dari bentuk-bentuk sastra lisan itu berisi nilai budaya serawai beruapa aturan hidup masyarakat termasuk kaum perempuan dan muda-mudi. Isi lain dari sastra lisan Serawai adalah nilai etika, hiburan, estetis (keindahan), social kemasyarakatan, social, pergaulan, persahabatan, komunikasi, pendidikan, dan falsafah hidup. Kompleksnya nilai-nilai sastra Lisan Serawai Bengkulu menjadi penting dihadirkan untuk mengisi ruang-ruang kehidupan social yang makin jauh dari tradisi humanistic. Sebuah pelajaran yang selama ini dilupakan.

Agama asli (local) di nusantara ternyata masih ada di Papua. Itulah yang dihadirkan oleh I Ngurah Suryawan dengan memaparkan makalah Tradisi Lisan Koreri (Biak), Hai (Amungme), Wege Bage (Mee) dalam transformasi social budaya Rakayat Papua. Agama local ini masih bertahan dalam masyarakat Papua dan terus mengalami transformasi ketika bersentuhan dengan Agama Kristen. Unsur-unsur Agama Kristen diadopsi sebagaimana yang diungkap Ngurah. “Tuhan itu ada bagi rakyat Biak. Kitong suku yang terpilih untuk mengabarkan Injil. Tuhan kita adalah Mansren Manggundi (versi Biak). Kalau pada adat Biak ada adopsi, maka berbeda dengan Mee. Di Mee, agama Wege Bage masih demikian dominan dalam masyarakat, sehingga agama Kristen masih di tolak masyarakat local. Akibatnya, Agama Kristen yang harus mengadopsi tradisi local untuk secara evolusi mengenalkan Agama Kristen pada masyarakat Mee, Papua, papar dosen Universitas Papua Monokwari ini.

Kajian yang memanfaatkan tadisi local, disampaikan juga oleh Ida Liana Tanjung tentang Sejarah Kota Barus yang identitasnya tidak diketahui secara pasti. Kota Barus mengalami trasnsformasi berdasarkan pendekatan ranah budaya menjadi kota bertuah. Ida mengidentifikasi symbol-simbol kota, berupa makam dan jejak lain kehadiran Islam Nusantara di Barus. Temuan terpenting Ida Liana adalah tentang pengetahuan masuknya sejarah Islam di Nusantara. Islam pertama kali masuk ke Indonesia di barus pada abad ke-7, yang dibuktikan dengan adanya makam dan cerita rakyat turun temurun mengenai 44 Aulia di Barus. Fakta ini mereduksi pengetahuan sejarah selama ini yang mengatakan bahwa Islam di Nusantara datang pada abad XI dan XIII. Komoditi kapur barus yang diperdagangankan sejalan dengan kebutuhan untuk kepentingan komersil dan agama menjadikan Barus menjadi tujuan para pedagang. Kondisi inilah titik awal hadirnya masyarakat Barus dalam arus sejarah Nusantara dan Dunia.

Lain di Barus, lain pula di Riau, memori kolektif yang perlu direkam dari orang Minangkabau yang ada di Riau, khususnya mereka yang separuh hidupnya bertarung melawan dominasi kapitalis perkebunan. Pertarungan rakyat atas nama hak atas tanah menjadi demikian penting di daerah itu karena serbuan pemilik modal dalam pembukaan perkebunan kelapa sawit. Dengan judul Beraja ke Indra Giri, Beradat ke Minangkabau, Zaiyardam Zubir menampilkan konflik berkepanjangan antara pemilik tanah dengan hak ulayat dengan pemilik tanah atas nama negara yang kehadirannya berdasarkan prinsip formalism. Pertarungan tanpa henti ini menempatkan negara selalu dalam posisi menang, meski pada saat yang sama undang-undang Agraria juga mengakui adanya hak ulayat warga negara atas tanah yang telah dijaga selama puluhan tahun atau sudah turun temurun.

Sejarah Lisan dalam memandang persoalan tersebut seringkali kehilangan konteks sehingga kajiannya lemah secara metodologi. Tanpa keberpihakan seharusnya sejarah harus menghadirkan konteks dan penjelasan yang lebih konprehensif. Sejarah lisan harus mengungkap informasi sebanyak mungkin informasi lisan, bukan hanya mengandalkan teks tertulis yang dihadirkan negara berdasarkan kepentingannya. Dalam konteks inilah kehadiran sejarah memberi kontribusi pada humanism. “Belum tentu yang tertulis itu lebih baik dari yang lisan sebagai sumber sejarah”, ujar Dosen Universitas Andalas Padang ini.

Disarikan dari
Seminar Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora bertema “Tradisi Lisan, Sastra Lisan dan Sejarah Lisan dalam Perspektif Kajian Kritis” di Ruang Margono, Fakultas Ilmu Budaya UGM, Rabu 4 Juli 2014.

kontributor: La Ode Rabani-S3 FIB UGM

Sinergi antara Sastra dan Industri Kreatif

HEADLINENews Release Kamis, 6 Maret 2014

Oleh: Dr. Novi Siti Kussuji Indrastuti, M.Hum

Sastra dan industri kreatif sama-sama berbasis  pada talenta dan kreativitas serta bernuansa budaya. Perbedaannya adalah proses penciptaan karya sastra lebih diorientasikan pada kepentingan literer (kesastraan), sedangkan industri kreatif lebih diorientasikan pada kepentingan pasar sesuai dengan sifat dasar dunia industri. Permasalahannya adalah bagaimana bentuk-bentuk sinergisme yang tercipta antara sastra dan industri kreatif. Dengan demikian, sastra tidak hanya menarik untuk dikaji dari aspek literernya.  Akan tetapi, aspek produksi sastra juga merupakan hal yang penting dan menarik untuk dikaji dalam era industri kreatif sekarang ini.

Ketika produksi sastra ditempatkan dalam perspektif bisnis, sesungguhnya saat itu juga karya sastra mengalami pergeseran fungsi. Karya sastra tidak lagi hanya berperan sebagai produk kultural, tetapi juga sebagai produk industri. Oleh karena itu, dalam hal ini karya sastra dianggap sebagai “komoditas” yang menjadi salah satu sarana perputaran modal. Karya sastra masuk dalam proses industrialisasi yang hampir sepenuhnya bergerak untuk kepentingan pasar. Dalam posisinya sebagai komoditas, karya sastra sering harus menyesuaikan dengan kepentingan pasar sehingga selera konsumen sering sangat menentukan corak komoditas tersebut. Akan tetapi, kapitalisasi sistem produksi sastra tidak selamanya merugikan pertumbuhan sastra karena kapitalisasi tersebut justru dapat merangsang produktivitas penciptaan karya sastra. Dengan sistem manajemen yang bervisi bisnis dan dengan modal yang besar, sebuah karya sastra dapat diterbitkan dalam jumlah besar dan didistribusikan secara lebih luas. Dengan demikian, penerbit juga dapat memberikan royalty yang lebih profesional kepada pengarang sehingga mendorongnya untuk lebih produktif dan kreatif dalam berkarya.

Menafsirkan Ulang Konsep Kepahlawanan dan Patriotisme dalam Karya Sastra Modern Indonesia

News Release Rabu, 5 Februari 2014

Dramawan Wisran Hadi, misalnya, mempertanyakan kembali kepahlawan kepahlawanan Hang Tuah sebagai pahlawan Melayu dalam Senandung Semenanjung; cerpenis Seno Gumira Ajidarma, menginterpretasikan ulang kepahlawanan militer Indonesia yang dikirim dalam masa konflik dengan Timor-Timur dalam cerpennya Telinga; atau peran tokoh para hakim abdi negara dan dalam drama Sidang Susila karya Ayu Utami. Para tokoh yang dalam kenyataan empiris sering dianggap pahlawan, di dalam karya-karya tersebut justru digugat oleh sebagian pengarang di Indonesia. Karya-karya tersebut dalam makalah ini akan secara rinci dijelaskan melalui kajian/ analisis sosiologi sastra.

Kata kunci: pahlawan, patriotisme, sastra Indonesia, kritik sosial, sosiologi sastra.

123

Rilis Berita

  • Penandatanganan Dokumen Kerjasama antara HOMSEA dan FIB serta FKKMK UGM untuk Sukseskan 10th International Conference on The History of Medicine in Southeast Asia
  • Memenuhi Tugas UAS, Mahasiswa Semester 4 dan 6 Program Studi S1 Arkeologi Menggelar Pameran
  • Selamat kepada Mahasiswa Terpilih Program Magang RWS – Batch 2025
  • Childisme dan Defamiliarisasi Bahasa Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie
  • Menulis Lewat Hati: Perjalanan Kumala dari Sastra Arab ke Dunia Content Writing

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY