• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Pos oleh
  • hal. 33
Pos oleh :

humasfib

Menembus Batas Homogenitas: Pengalaman Gayatri di Kansai University

HEADLINERilis BeritaSDGs 17: Kemitraan Untuk Mencapai TujuanSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 24 Maret 2025

Yogyakarta, 24/3/2025 – Gayatri Dyah Paramesti Lituhayu, mahasiswa Prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang angkatan 2021 mendapatkan kesempatan untuk belajar di Kansai University, Jepang selama satu semester dengan beasiswa dari Japan Student Services Organization (JASSO). Kansai University menjadi universitas yang dipilih oleh Gayatri untuk merasakan pengalaman belajar di Jepang karena universitas ini menawarkan program yang menarik, yaitu persiapan berkarir di Jepang. 

Perjalanan Gayatri hingga berhasil sampai di Kansai University berawal dari keinginan Gayatri untuk exchange ke Jepang. Gayatri mempersiapkan segala yang diperlukan untuk mengajukan beasiswa, termasuk dokumen. Dokumen tersebut seperti form kemampuan bahasa Jepang, alasan pemilihan program, dan rencana di masa depan. Akan tetapi, kelulusan dalam program ini tidak menjamin secara pasti akan mendapatkan beasiswa. Namun, akhirnya Gayatri berhasil lulus program dan dapat mengikuti program di Kansai University dengan beasiswa dari JASSO.

Pengalaman paling berkesan bagi Gayatri selama berada di Kansai University adalah ketika bekerja paruh waktu sebagai guru bahasa Inggris di Taman Kanak-Kanak (TK) setelah mendapatkan rekomendasi dari Kansai University. Di TK tersebut, Gayatri banyak melakukan aktivitas bernyanyi dan bermain game dalam bahasa Inggris. Selain itu, Gayatri juga memperkenalkan budaya dan bahasa Indonesia kepada anak-anak yang berada di TK tersebut. Para guru yang juga dengan hangat menyambut Gayatri menjadikan pengalaman bekerja paruh waktu tersebut menjadi salah satu pengalaman paling berkesan bagi Gayatri selama berada di Jepang. Selain itu, Gayatri juga membagikan cerita mengenai partisipasinya dalam Ikeda Matsuri, sebuah festival yang digelar untuk menyambut musim gugur. Partisipasi mahasiswa internasional dalam festival ini merupakan kegiatan khusus yang telah disiapkan oleh Kansai University. Para mahasiswa memakai pakaian tradisional Jepang dan ikut meramaikan festival tersebut bersama warga lokal. 

Tantangan yang dirasakan oleh Gayatri ketika berada di Jepang adalah keterbatasan kemampuan bahasa Jepang. Kendala ini menyebabkan Gayatri mengalami kesulitan untuk berpartisipasi aktif pada kelas Budaya Korporasi Jepang. Pada kelas ini, mahasiswa menjawab pertanyaan, berdiskusi, dan membuat presentasi berkaitan dengan bisnis. Oleh karena itu, bahasa Jepang yang digunakan memiliki banyak kosakata dalam dunia bisnis Jepang yang cukup sulit dipahami oleh mahasiswa asing. Meskipun demikian, Gayatri tidak menyerah dan belajar bahasa Jepang dengan lebih giat agar dapat berpartisipasi aktif dalam kelas. 

Masyarakat Jepang merupakan masyarakat homogen. Pengetahuan akan hal tersebut pada awalnya cukup membuat Gayatri khawatir mengenai proses adaptasinya ketika di Jepang. Akan tetapi, kekhawatiran Gayatri tersebut terbukti merupakan hal yang tidak diperlukan. Orang-orang Kansai yang ditemui oleh Gayatri menerimanya dengan ramah dan menghargai perbedaan agama. Teman-teman beru Gayatri membantunya untuk mendapatkan makanan halal dan bahkan penjual dimsum yang ditemuinya memberitahu bahwa dimsum yang dijualnya mengandung daging babi karena melihat Gayatri yang memakai kerudung. 

Pengalaman berharga di Kansai University ini berhasil mengubah rencana masa depan Gayatri. Awalnya Gayatri ingin bekerja di bidang yang tidak berhubungan dengan Jepang. Akan tetapi, rencana ini berubah menjadi impian bekerja di bidang yang berhubungan dengan Jepang. Selain itu, Gayatri juga menyatakan tekadnya untuk melanjutkan studi S2 di Jepang.

[Valentina Pramahita Iswari melalui Humas S1 Sastra Jepang FIB UGM, Yulia Agustiani]

Mahasiswa Pariwisata FIB UGM Mengantar Desa Wisata Bugisan Raih Apresiasi Kompetisi Inovasi Model Bisnis Desa Wisata Kreatif Unggul 2024

HEADLINERilis BeritaSDGs 9: Industri Inovasi dan Infrastruktur Senin, 24 Maret 2025

Yogyakarta, 3/1/2025 – Tim mahasiswa program studi Pariwisata FIB UGM  yang terdiri dari Adya Danastri, Alfi Turni Aji, dan Ratukhandayu didampingi dosen Fahmi Prihantoro melakukan  kolaborasi  dengan pengelola desa wisata Bugisan, Rudi Riono berhasil meraih 15 besar  dalam Kompetisi Inovasi Model Bisnis Desa Wisata Kreatif Unggul (DEWIKU) 2024. Kompetisi ini merupakan ajang bergengsi untuk menampilkan potensi inovasi bisnis desa wisata dari seluruh Indonesia yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Program ini diluncurkan pada 20-21 November 2024. Kompetisi ini  diikuti oleh ratusan desa wisata yang terbagi ke dalam lima wilayah utama: Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali Nusa Tenggara (Balinusra), dan Sulawesi Maluku Papua (Sulampua). 

Dengan mengusung ide bisnis UKARA (Bugisan Cinta Aksara), tim mahasiswa Pariwisata FIB UGM dan Desa Wisata Bugisan menciptakan inovasi model bisnis yang menggabungkan pelestarian warisan  budaya dan wisata alam. Inovasi ini menawarkan pengalaman wisata yang memungkinkan pengunjung menyaksikan proses pembuatan kertas daluang yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia  serta berpartisipasi dalam penanaman pohon daluang sebagai bentuk pelestarian warisan budaya. Selain melestarikan warisan budaya dan lingkungan, ide ini juga diharapkan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.

Dari proposal yang terseleksi dari berbagai desa wisata di seluruh Indonesia, para finalis mempresentasikan inovasi model bisnis mereka di hadapan para juri yang terdiri dari praktisi desa wisata, traveloka, Kementerian Pariwisata dan berlangsung di Hotel Grand Hyatt Jakarta. Pada akhirnya akan diambil pemenang dari tiap lima wilayah utama. Desa Bugisan masuk dalam 15 besar dan meraih apresiasi dalam ajang kompetisi ini bersama dengan desa wisata lain yang mewakili berbagai wilayah di Indonesia. Keberhasilan ini merupakan hasil kolaborasi yang solid antara perguruan tinggi dan desa wisata. 

Keikutsertaan UGM dalam kompetisi DEWIKU 2024 bukan hanya memperlihatkan kemampuan akademik dan inovasi mahasiswa, tetapi juga menunjukkan bagaimana perguruan tinggi dapat berperan aktif dalam membangun desa wisata yang berdaya saing dan berkelanjutan. Program Studi Pariwisata UGM terus berkomitmen untuk mendukung kolaborasi serupa di masa depan.

[Humas S1 Pariwisata FIB UGM, Muhammad Alif]

Mahasiswa Pariwisata UGM Luncurkan “Nitirasa Brayut”

HEADLINERilis BeritaSDGs 12: Konsumsi dan Produksi Yang Bertanggung JawabSDGs 8: Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi Senin, 24 Maret 2025

Yogyakarta, 6/12/2024 – “Hari ini, Jumat (6/12) secara resmi mewakili Kelompok Desa Wisata Brayut kami meluncurkan program Nitirasa Brayut. Program ini hasil dari sinergi-kolaborasi kami dengan tujuh mahasiswa Pariwisata UGM yang dalam tiga bulan ini secara intensif berdiskusi untuk menghasilkan produk baru wisata di Brayut yang selama ini lebih terfokus pada wisata budaya dan pertanian. Adanya Nitirasa Brayut semoga semakin memperkaya ragam wisata di Brayut yang tetap berbasis pada masyarakat dan potensi lokal dan  bisa berlanjut di masa-masa datang dengan wisata kuliner ala kampung.”

Sambutan tersebut disampaikan Ketua Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo-Sleman Darmadi saat meluncurkan program baru Nitirasa Brayut, Jumat (6/12) siang. Peluncuran Nitirasa Brayut dihadiri oleh Koordinator Praktisi Mengajar Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (PM-UGM) Ganies Riza Aristya, Andi Hanif (praktisi-profesional), serta 20-an wisatawan pengunjung yang membeli paket perdana Nitirasa Brayut.

Nitirasa Brayut merupakan program wisata baru dari Desa Wisata Brayut dengan menawarkan pengalaman kuliner yang unik berupa memasak dan menyajikannya bersama masyarakat, serta menikmati hidangan tradisional otentik di tengah suasana desa.

“Salah satu jenis makanan yang khas adalah Legondo. Ini kami sajikan saat ada kunjungan. Sengaja tidak diproduksi pada hari-hari biasa. Dalam Nitirasa Brayut, pengunjung akan belajar langsung membuat Legondo. Sebelum-sebelumnya kami sajikan kepada pengunjung dalam bentuk Legondo yang sudah siap santap. Dengan membuat Legodndo secara langsung wisatawan-pengunjung bisa mendapat pengalaman baru.” imbuh Darmadi dalam sambutannya.

Berkolaborasi dengan pengelola Desa Wisata Brayut, Pandowoharjo-Sleman tujuh mahasiswa Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya UGM angkatan 2023 merintis sebuah kegiatan wisata edukasi dengan memanfaatkan potensi lokal melalui pengalaman langsung. Kegiatan yang diberi nama ‘Nitirasa Brayut’ untuk pertama kalinya diluncurkan pada Jumat (6/12).

“Selama tiga bulan sebelumnya kami melakukan survei awal mengumpulkan data bersama pengelola Desa Wisata Brayut untuk menggali lagi potensi-potensi wisata di Brayut yang bisa dikembangkan. Gayung bersambut ketika tawaran yang menariknya adalah mengalami langsung sebagaimana ekowisata desa di tempat lain. Setelah delapan kali diskusi intensif akhirnya diputuskan secara bersama-sama untuk mengangkat tentang kuliner. Tidak semata-mata tentang makanan khas, namun bagaimana pengunjung bisa terlibat langsung dalam menyiapkan makanan tersebut hingga siap dihidangkan. Masakan itu yang nantinya dinikmati bersama-sama pengunjung.” jelas koordinator mahasiswa Nadine Nabila kepada Gudeg.net, Jumat (6/12) siang.

Lebih lanjut Nadine menjelaskan program tersebut merupakan implementasi dari mata kuliah Pariwisata Berbasis Masyarakat. Dalam program tersebut pengunjung diajak langsung memasak dan menyiapkan minuman, jajanan pasar, serta makanan berat sebagai menu utama.

“Dari hasil diskusi, pengelola Desa Wisata Brayut menyediakan dapur beserta peralatannya. Bahan sudah dibeli menyesuaikan menu yang akan dimasak. Ada pendampingan dari pengelola selama proses memasak. Sejauh ini antusiasmenya cukup bagus. Beberapa saat setelah dipublikasi, kuota yang ditawarkan secara terbatas langsung terpesan. Semoga program ini bisa berlanjut di masa datang dan bisa menambah program wisata di Brayut.” imbuh Nadine.

Koordinator Praktisi Mengajar (PM) UGM, Ganies Riza Aristya saat meninjau langsung peluncuran Nitirasa Brayut menjelaskan bahwa kegiatan praktisi mengajar merupakan bagian dari program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dimana mahasiswa mendapatkan pendidikan tidak hanya di bangku perkuliahan, namun juga mendapat pengetahuan dan pengalaman langsung dari praktisi sehingga dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program MBKM salah satunya kegiatan praktisi mengajar dimana UGM sudah sangat aktif menjalankan kegiatan tersebut sejak 2022.

Dalam hal ini PM-UGM mengundang Team Teaching dari Prodi Pariwisata FIB-UGM yang diketuai Tular Sudarmadi (dosen Pariwisata) dan Hannif Andy Al Anshori (praktisi-profesional) untuk menularkan keahliannya kepada masyarakat bersama mahasiswa sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori yang didapatkan di kelas dengan penerapannya di lapangan.

“Kami (PM-UGM) sangat senang bisa mengikuti dan hadir di sini untuk melihat langsung bagaimana produk ilmu yang sudah diberikan Pak Tular, Pak Hanif bersama team teaching kepada mahasiswa dan diimplementasikan secara langsung dan berkolaborasi dengan masyarakat. Dengan begitu masyarakat dan mahasiswa bisa bersinergi dengan pendampingan Pak Hanif sebagai praktisi mengajar sehingga mahasiswa bisa langsung mempelajari pengetahuan yang ada di masyarakat. Harapannya dengan adanya praktisi mengajar ini kita mencoba menjembatani menghilangkan gap-gap (kesenjangan) ketidaktahuan mahasiswa/alumni ketika sudah berada di masyarakat.” jelas Ganies saat peluncuran Nitirasa Brayut, Jumat (6/12) siang.

Saat mendampingi peluncuran Nitirasa Brayut praktisi mengajar Hannif Andy al-Anshori menjelaskan peluncuran Nitirasa Brayut merupakan ujicoba dari program yang disusun oleh mahasiswa yang telah berdiskusi dan berdinamika secara langsung dengan masyarakat lokal untuk menentukan produk apa yang bisa ditawarkan selain wisata berbasis budaya dan pertanian.

Hanif menambahkan dalam mekanisme pembelajaran, mahasiswa terjun ke masyarakat untuk menemu-kenali permasalahan, kebutuhan, sehingga nantinya diharapkan nantinya alumni pariwisata UGM saat membuat kebijakan berlandaskan pada permalahan. Persoalan di lapangan, serta kebutuhan yang ada. Dalam hal ini masyarakat ditempatkan sebagai pelaku utama dalam mengembangkan pariwisata berbasis masyarakat.

“Dalam program praktisi mengajar di Prodi Pariwisata UGM tahun 2024 terdiri dari 69 mahasiswa semester tiga yang disebar pada 10 lokasi berbeda dengan produk yang berbeda mulai dari kebijakan, regulasi, hingga paket wisata. Mereka terjun langsung ke masyarakat. Untuk yang di Brayut mereka telah delapan kali bertemu dan berdiskusi langsung dengan masyarakat untuk kemudian menyerahkan kepada masyarakat keputusan yang diambil.” jelas Hanif.

Hanif menambahkan mahasiswa datang untuk menemu-kenali tentang masalah, kebutuhan, isu strategis, sehingga muncullah kebijakan. Dalam delapan kali diskusi-pertemuan tersebut mahasiswa dengan masyarakat Brayut menemukan bahwa Brayut yang sudah dikenal dengan pariwisata berbasis budaya dan pertanian ternyata masih kurang dalam diversivikasi produk sehingga muncul gagasan produk yang sifatnya gastronomi (kegiatan wisata berbasis kuliner). Dalam hal ini mahasiswa berperan sebagai pendorong, bukan perancang program dimana masyarakatlah yang berperan sebagai perencana dan pengambil keputusan.

“Dalam Pariwisata Berbasis Masyarakat (community based tourism), masyarakat adalah  pelaku utama pengambil keputusan termasuk juga dalam pelaksanaan. Dalam ujicoba Nitirasa Brayut yang ditawarkan secara terbatas terbukti memiliki potensi pasar yang cukup bagus dengan animo dari peserta yang ikut. Kedepannya mudah-mudahan bisa dilanjutkan dan dikembangkan.” pungkas Hanif.

 Menu yang ditawarkan saat peluncuran Nitirasa Brayut. (foto : Moh. Jauhar al-Hakimi)

[Diunggah ulang dari gudeg.net | Moh. Jauhar al-Hakimi melalui Humas S1 Pariwisata FIB UGM, Muhammad Alif]

IISMA di University of Leeds: Sebuah Pengalaman Belajar yang Tak Terlupakan

HEADLINERilis BeritaSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 24 Maret 2025

Yogyakarta, 3/1/2025 – Satu tahun sebelum pendaftaran IISMA, Elkholy sudah memiliki keinginan kuat untuk berpartisipasi dalam program pertukaran pelajar ini. Agar dapat lolos seleksi, mahasiswa Sastra Inggris 2021 ini telah mempersiapkan diri dengan berbagai macam cara. Elkholy bergabung dalam ATF 2023, ISKA 2023, dan berbagai organisasi lainnya untuk meningkatkan pengalaman agar dapat lulus dalam seleksi tahap pertama. Setelah maju ke tahap berikutnya, Elkholy tetap serius mempersiapkan wawancara dengan sering melakukan latihan. Usaha Elkholy berbuah manis ketika ia terpilih sebagai mahasiswa penerima IISMA di University of Leeds.

Setelah mengikuti IISMA Pre-Departure Series—sebuah tahap persiapan akademik, finansial, sosial, dan teknikal bagi mahasiswa IISMA—Elkholy berangkat menuju University of Leeds pada tanggal 16 September. Ketika sampai di bandara Manchester, ia disambut dengan hangat oleh perwakilan dari University of Leeds. Sebelum keberangkatannya, Elkholy telah menerima banyak informasi dari universitas melalui email dan newsletter yang sangat membantunya untuk menyesuaikan diri selama minggu-minggu pertama di Leeds. Selain itu, universitas juga telah mempersiapkan dua minggu orientasi yang mempersiapkan Elkholy untuk memulai perkuliahan pada minggu ketiga. 

Selama masa belajarnya di Leeds, Elkholy mengambil empat mata kuliah. Empat mata kuliah ini telah disetujui kedua belah pihak universitas tujuan dan IISMA. Empat mata kuliah yang diambil adalah Introduction to Psychology, Psychology in the Media, Challenges in Transport and Mobility, dan Natural Hazards. Elkholy memang sengaja memilih mata kuliah yang tidak secara langsung berhubungan dengan Sastra Inggris atau linear dengan satu bidang ilmu tertentu karena ia ingin belajar sesuatu yang benar-benar baru. Metode belajar yang konstruktif dan penugasan yang terstruktur sangat membantu perjalanan akademik Elkholy secara positif. Elkholy merasa bersyukur karena telah mendapat banyak pengalaman belajar selama berada di University of Leeds yang merupakan universitas kelas dunia.

Selain kegiatan akademik, Elkholy juga semakin mengenal budaya baru selama tinggal di Leeds. Di sana, sangat mudah menemukan kastil dan bangunan bersejarah yang masih terawat dengan baik. Selain itu, tiap kota yang ia kunjungi pasti memiliki galeri seni dan museum yang memiliki berbagai macam koleksi. Elkholy tidak hanya belajar budaya baru dari mengunjungi tempat bersejarah atau museum. Bagi Elkholy, aktivitas sehari-hari seperti berbelanja atau berinteraksi dengan warga lokal di transportasi publik sangat membantunya untuk belajar budaya baru. 

Elkholy agak enggan meninggalkan Leeds yang telah memberikan banyak kesan mendalam baginya. Dalam perjalanan pulang, ia merefleksikan kembali perjalanan IISMA yang telah memberinya banyak kenangan tak terlupakan. IISMA telah membantu Elkholy untuk belajar ilmu baru di luar program studinya di universitas kelas dunia, mengenalkannya pada budaya baru, mengubah cara pandangnya terhadap dunia, dan memberikan gambaran baru untuk peluang studi lanjut. Ada banyak tantangan yang telah Elkholy lalui, tetapi semua hal itu telah sepenuhnya terbayar dengan banyaknya pengetahuan akademik dan pengalaman internasional yang telah ia dapatkan.

[Humas S1 Sastra Inggris FIB UGM]

Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Jepang menerima Beasiswa Monbukagakusho (MEXT) G TO G

HEADLINERilis BeritaSDGs 4: Pendidikan Berkualitas Senin, 24 Maret 2025

Yogyakarta, 1/2025 – Mahasiswa Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Jepang telah menerima beasiswa MEXT Scholarship (Monbukagakusho) Japanese Studies Program 2024 dari Kementerian Pendidikan, Budaya, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Jepang dengan jalur G To G (Government to Government) ke negeri Sakura selama satu tahun. Program beasiswa non gelar ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan peserta mengenai bahasa dan kebudayaan Jepang. Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Jepang UGM penerima program tersebut adalah Hieronimus Jerryo Febrinawan Ardikusuma yang merupakan mahasiswa angkatan 2021 dengan universitas tujuan Hiroshima University.

Menurut mahasiswa yang akrab disapa Jerryo ini, terdapat beberapa hal yang hanya bisa dipelajari dengan pergi ke Jepang terutama jika ingin mempelajari suatu topik yang masih belum banyak diteliti di Indonesia. Keinginannya untuk dapat melihat dan mempelajari bahasa dan budaya Jepang secara langsung itulah yang memotivasinya untuk mengikuti program beasiswa pertukaran MEXT. Harapannya, ia dapat membagikan pengetahuan baru yang didapatkan selama menjalani program pertukaran dalam bentuk tulisan ilmiah dan berharap dapat menambah ilmu baru terkait dengan bidang yang ditelitinya. 

“Alasan saya tertarik menempuh pendidikan di prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang adalah karena saya merasa dengan menempuh pendidikan di prodi Bahasa dan kebudayaan Jepang saya dapat belajar dan mengaplikasikan kemampuan saya dalam bidang Bahasa Jepang. Saya merasa terdapat program yang hanya ditawarkan oleh program Bahasa dan Kebudayaan Jepang seperti pelatihan bahasa yang dilakukan dalam kegiatan kuliah sehari-hari, berbagai kesempatan lomba kemampuan bahasa Jepang tingkat Nasional/Internasional, dan kesempatan untuk belajar budaya dan bahasa langsung di Universitas yang ada di Jepang.” ungkap Jerryo. 

Jerryo juga menambahkan bahwa terdapat berbagai pengalaman menarik dan berkesan selama menuntut ilmu di prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang. Dalam bidang akademik terdapat pengalaman mengikuti lomba-lomba akademik. Salah satunya adalah lomba pidato bahasa Jepang yang diselenggarakan oleh Wakayama University. Pengalaman itu sangat menarik baginya karena saat itu merupakan pengalaman pertamanya untuk mengikuti lomba dengan peserta yang berasal dari berbagai universitas di dunia. Selama di kelas juga seringkali terdapat pelajar asing yang datang dari Jepang untuk sama-sama belajar terkait dengan bahasa dan budaya kedua negara. Contohnya melalui presentasi antara dua pihak dan kesempatan diskusi bersama mengenai suatu topik. Dalam bidang non-akademik prodi Bahasa dan Kebudayaan Jepang UGM juga memiliki himpunan dimana semua siswa dapat saling belajar dan berdinamika satu sama lain. Terdapat pula penyelenggaraan event yang dilaksanakan agar mahasiswa maupun masyarakat umum dapat lebih mengenal budaya Jepang melalui acara-acara yang meriah dan menarik.

[Humas S1 Sastra Jepang, Pramahita Iswari]

1…3132333435…203

Rilis Berita

  • Tradisi Brandu dalam Kacamata Antropologi Kesehatan
  • Jejak Keilmuan dan Kebudayaan yang Menginspirasi dalam Purna Tugas Dr. G.R. Lono Lastoro S., M.A. Dosen Antropologi Budaya
  • Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea UGM Gelar Talkshow “Dari Jurusan Bahasa ke Dunia Profesional”
  • K-Lit UGM Selenggarakan Workshop Penerjemahan Novel Choi Eunyoung untuk Mahasiswa Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea
  • Muhammad Ghazi Al Ghifari Raih Predikat Wisudawan Tercepat FIB di Wisuda UGM Periode III 2025

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
dewaraja88 tomatbet slot gacor slot gacor slot gacor jerukbet slot gacor slot gacor slot gacor slot gacor
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY