Berikut link daftar pemenang hibah penulisan buku:
Pemenang Hibah Penulisan Buku
PENGUMUMANSTICKY NEWS Rabu, 26 Maret 2014
Berikut link daftar pemenang hibah penulisan buku:
Pemenang Hibah Penulisan Buku
HEADLINENews Release Rabu, 26 Maret 2014
Yogyakarta masih menjadi tujuan wisata favorit bagi wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Sayangnya, tingginya kunjungan wisatawan belum didukung dengan fasilitas memadai yang memberi kenyamanan berwisata. Hal itu dapat dilihat mulai dari kurangnya kantong parkir, kemacetan, menjamurnya sampah visual hingga lingkungan yang kurang tertata. Apabila hal tersebut tidak segera ditangani dikhawatirkan akan mengurangi keistimewaan pariwisata Yogyakarta. Bahkan kondisi demikian dapat mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung.
Antropolog UGM, Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra menyebutkan untuk mewujudkan keistimewaan Yogyakarta dalam bidang pariwisata dapat dilakukan dengan menjadikan kota pelajar ini sebagai tempat yang nyaman bagi semua orang. Pasalnya keistimewaan pariwisata Yogyakarta terletak pada nuansa kenyamanan yang ditawarkan melalui masyarakat yang akrab, hangat, dan lingkungan yang nyaman.
“Harapannya kedepan akan ada perda untuk mengatasai berbagai persoalan yang membelit Yogyakarta. Bagaimana membuat Yogyakarta sebagai sebuah kota yang terlihat keistimewaanya, kekhasannya, ngangeni, tetapi kenyamanannya tidak hilang,” paparnya dalam seminar “Mewujudkan Keistimewaan Yogyakarta Dalam Pariwisata” Rabu (26/3) di Pusat Studi Pariwisata (Puspar) UGM.
Menurutnya situasi yang semakin tidak nyaman akan menghilangkan keistimewaan Yogyakarta. Karenanya perlu segera dilakukan penanganan untuk mengembalikan kenyamanan Yogyakarta.
“Tidak sedikit yang juga mengeluh merasa tidak nyaman lagi. Jogja tidak lagi berhati nyaman, tetapi berhenti nyaman. Kalau sudah tidak nyaman keistimewaan Yogyakarta akan hilang,” terangnya.
Heddy berkeyakinan melalui kerjasama dengan berbagai pihak terkait dan antarsektor, penanganan permasalahan tersebut bisa komperehensif. Dengan begitu pariwisata Yogayakarta bisa berkembang dengan baik.
“Artinya wisatawan tambah banyak, tetapi tidak terjebak dengan persoalan kemacetan, lingkungan kumuh, kurang parkir dan lainnya. Yang dibutuhkan pengaturan,” jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Heddy juga menyinggung tentang wisata budaya tradisi alit yang belum banyak dikembangkan Yogyakarta. Padahal DIY memiliki potensi besar terhadap wisata ini.
“Sebetulnya banyak yang bisa dikembangkan, misalnya kesenian-kesenian di masyarakat pedesaan. Sayangnya wisata tradisi alit masih kurang mendapat perhatian. Pengembangan pariwisata Yogyakarta masih terfokus pada wisata tradisi ageng,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Dr. Ir. Chafid Fandeli, M.S, peneliti Puspar UGM. Menurutnya banyak wisata tradisi alit di DIY yang bisa dikembangkan untuk pariwisata. Hanya saja belum banyak pihak yang melirik wisata di tingkat masyarakat ini.
“Keistimewaan Jogja harus digali, masih banyak yang perlu diungkap salah satunya wisata tradisi alit,” katanya.
Chafid menuturkan dari wisata tradisi alit tidak hanya akan memberikan manfaat bagi kehidupan ekonomi masyarakat bawah. Namun ia meyakini dapat menarik lebih banyak wisatawan untuk melakukan kunjungan ke Yogyakarta.[]
Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/8840-kenyamanan.berwisata.jadikan.keistimewaan.pariwisata.jogja
Kamis, 27 Maret 2014
Ruang Sidang 1 FIB UGM: Pukul 13.00
Terbuka Untuk Umum & Disediakan Kudapan
Kesuburan Hidup sebagai Landasan Ontologis Struktur Sosial Hubula, Papua
Pemateri : Yulia Sugandi*
Abstrak
Pembangunan modern mengadopsi model perubahan sosial yang bersifat universal dan mensyaratkan konteks lokal untuk memenuhi standar ‘kualitas perikehidupan’ yang ditetapkan oleh agen perubahan sosial (gereja dan pemerintah). Oleh karena perang tradisional (traditional warfare) yang dilakukan masyarakat Hubula di lembah Palim, Papua, dianggap sebagai salah satu elemen yang menghambat pembangunan, maka pelbagai upaya pasifikasi dilakukan para agen perubahan sosial guna menghilangkan tradisi tersebut serta menumbuhkan inferiority complex (rasa diri tidak berharga dan tidak memenuhi standar sosial) yang mendorong Hubula untuk mencapai target perubahan sosial. Pasifikasi yang juga disertai dengan kekerasan dan penindasan budaya menghasilkan biaya kemanusiaan yang tidak sedikit. Upaya sebaliknya dilakukan melalui penelitian etnografi guna membuka jalan menuju ethnodevelopment yang memberikan ruang bagi perubahan sosial yang bermartabat. Proses perubahan sosial ditelusuri dengan menggunakan kerangka alternatif yang memfokuskan pada penemuan pelbagai relasi dalam masyarakat daripada akumulasi modal. Ini menghasilkan pemahaman baru terhadap perang tradisional dalam kaitannya dengan daya tahan Hubula mempertahankan kesuburan hidup di tengah arus perubahan sosial.
*Penulis adalah alumni Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD). Artikel ini merupakan ekstraksi dari disertasi Doktoral penulis berjudul The Notion of Collective Dignity among Hubula in Palim Valley, Papua (Martabat Kolektif masyarakat Hubula di lembah Palim, Papua) yang telah diuji pada tahun 2013 di Institut Etnologi, Universitas Muenster, Jerman.)
Tema Dies Natalis FIB ke-68 dicanangkan dengan harapan sederhana bahwa dengan tema tersebut, civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya UGM pada khusunya, dapat mewujudkan makna tema dalam wujud nyata yang tercermin dari kegiatan-kegiatan dalam rangka Dies Natalis FIB UGM ke-68. Rangkaian acara tersebut antara lain berupa seminar unggulan masing-masing Program Studi atau Jurusan yang ada di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya. Ketoprak, sebagai salah satu ikon kebudayaan Indonesia, juga ikut memeriahkan kegiatan Dies Natalis FIB ke 68 ini.
Selain itu, Fakultas Ilmu Budaya yang memang menjadi bagian dalam masyarakat juga ingin memberikan sumbangsih nyata kepada masyarakat dengan cara mengajak civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya pada khususnya, memperkuat semangat untuk saling tolong, dimana semangat tersebut sudah menjadi bagian integral kehidupan bangsa Indonesia.
Semangat tolong menolong tersebut kami wujudkan dengan mengajak civitas akademika Fakultas Ilmu Budaya pada khusunya untuk menyumbangkan sedikit darahnya untuk kesehatan masyarakat umum.
Seperti kita ketahui bersama bahwa untuk menumbuhkan semangat saling tolong menolong tidaklah mudah. Diperlukan usaha-usaha dan peran aktif dari semua pihak. Maka dengan diadakannya kegiatan donor darah ini, diharapkan Fakultas Ilmu Budaya dan PMI dapat menjadi motor penggerak dalam usaha Fakultas Ilmu Budaya membangun kedaulatan kebudayaan dan menguatkan jati diri bangsa.
Semangat lain yang ikut mendorong kami dalam melaksanakan kegiatan ini karena dewasa ini kebutuhan darah semakin meningkat dan ironisnya, akhir-akhir ini stok darah yang ada di PMI setiap daerah tidak bisa mencukupi kebutuhan darah. Jadi dengan diadakannya kegiatan ini diharapkan Fakultas Ilmu Budaya dapat menyumbangkan sedikit usaha untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dengan kegiatan donor darah.
Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2014, masih dalam suasana Fakultas Ilmu Budaya dalam rangka memperingati Dies Natalis FIB UGM ke-68.
PENGUMUMAN Kamis, 20 Maret 2014
Silakan download link di bawah ini untuk melihat pengumuman hasil seleksi administrasi calon pegawai FIB UGM 2014
HASIL SELEKSI ADMINISTRASI CALON PEGAWAI FIB 2014