Yogyakarta, 3/2/2025 – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan acara selametan untuk menandai penghapusan Gedung A dan B. Acara ini berlangsung di jembatan penghubung antara kedua gedung, melambangkan langkah penting dalam perencanaan pembangunan fakultas. Penghapusan gedung-gedung ini merupakan bagian dari inisiatif yang lebih besar untuk mengganti struktur lama dengan fasilitas modern yang lebih baik memenuhi kebutuhan mahasiswa dan dosen.
Penghapusan Gedung A dan B telah diumumkan secara resmi dan saat ini sedang dibuka untuk lelang di portal lelang negara. Pihak-pihak yang berminat dapat menemukan informasi lebih lanjut di [tautan ini](https://portal.lelang.go.id/lot-lelang/detail/1032493/UGM-Paket-gedung-dan-bangunan-untuk-dibongkar-di-lingkungan-FIB-di-Kabupaten-Sleman.html). Proyek ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya dalam bidang infrastruktur berkelanjutan dan pembangunan perkotaan.
Acara selametan yang diadakan memiliki akar yang dalam dalam budaya dan filosofi Jawa. Acara ini berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan permohonan berkah untuk masa depan. Pusat perayaan adalah “tumpeng,” hidangan nasi berbentuk kerucut yang melambangkan aspirasi yang menjulang ke langit. Tumpeng ini mewakili aspek maskulin kehidupan, sementara hidangan di sekitarnya mencerminkan aspek feminin, menekankan keseimbangan dan saling melengkapi antara kedua kekuatan tersebut.
Selama acara, para peserta berbagi hidangan yang mencakup berbagai makanan tradisional, seperti “ingkung,” ayam utuh yang melambangkan kerendahan hati dan pengabdian. Hidangan ini disajikan dengan cara yang mencerminkan semangat kebersamaan dan penghormatan terhadap proses perubahan. Pertemuan ini bukan hanya perpisahan dengan gedung-gedung lama, tetapi juga perayaan awal yang baru.
Tumpeng lima warna yang disajikan selama upacara melambangkan konsep “pajupat,” yang menggambarkan dualitas keinginan manusia dan kebutuhan akan pemurnian. Aspek perayaan ini menyoroti pentingnya refleksi diri dan perjalanan menuju pertumbuhan pribadi dan komunitas. Acara ini mengingatkan bahwa perencanaan pembangunan bukan hanya tentang struktur fisik, tetapi juga tentang memelihara semangat komunitas.
Sebagai bagian dari perayaan, para peserta menikmati “jajan pasar,” makanan ringan tradisional yang mencerminkan selera masyarakat yang terus berkembang. Elemen ini menekankan pentingnya beradaptasi dengan perubahan sambil menghormati warisan budaya. Kehadiran “pisang” melambangkan persatuan, di mana satu tandan mewakili kekuatan kebersamaan dalam menghadapi masa depan.
Puncak tumpeng yang berbentuk telur melambangkan embrio kehidupan, mewakili awal yang baru dan potensi untuk pertumbuhan. Imaji ini beresonansi dengan visi fakultas untuk masa depan, di mana ide-ide baru dan inovasi dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung. Acara ini juga mencakup persembahan cabai, yang melambangkan tindakan memohon berkah dan petunjuk dari kekuatan yang lebih tinggi.
Minuman yang disajikan selama upacara termasuk sumber alami dari bumi, seperti air kelapa, kopi, dan teh, melambangkan hubungan antara alam dan kehidupan manusia. Aspek perayaan ini memperkuat pentingnya keberlanjutan dan kebutuhan untuk menghormati serta merawat lingkungan sebagai bagian dari proses perencanaan pembangunan.
Sebagai kesimpulan, acara Selametan untuk penghapusan Gedung A dan B di FIB UGM bukan hanya perpisahan seremonial, tetapi juga refleksi bermakna tentang nilai-nilai komunitas, pertumbuhan, dan keberlanjutan. Saat fakultas memulai babak baru ini, semangat kebersamaan dan warisan budaya akan terus membimbing upaya perencanaan pembangunan mereka. Dokumentasi lengkap dapat diakses di https://www.instagram.com/reel/DFrmvw2SPtp/.
[Humas FIB UGM, Bulan Churniati]