Yogyakarta, Sabtu, 6 Juli 2024, Wakil Dekan Bidang Keuangan, Aset, dan Sumber Daya Manusia, sekaligus Dosen Bahasa dan Kebudayaan Korea, Suray Agung Nugroho, S.S., M.A. Ph.D., menjadi narasumber dalam wawancara bertajuk, “KBS WORLD GLOBAL KOREANISTS/ 세계의 한국학자들 EP2. Indonesian Koreanist Suray Agung Nugroho”, yang diselenggarakan oleh KBS World Radio melalui Youtube. Pada kesempatan ini, Bapak Suray diberikan sejumlah pertanyaan seputar Program Studi Bahasa dan Kebudayaan Korea, mahasiswa yang mengikuti program studi, ekspektasi lulusan dari program studi, dan lain-lain.
Pertanyaan dimulai dengan bagaimana Bapak Suray mengenal Korea pada pertama kali-nya. Pada pertanyaan ini, ia menjawab bahwa paparan mengenai Korea pertama kali dimulai pada tahun 1995 ketika ia menjadi mahasiswa Sastra Inggris dan mengambil mata kuliah pilihan Korea. Setelah lulus Sarjana, ia tertarik pada budaya Korea dan mempelajari bahasa Korea di Yonsei University, Seoul, Korea Selatan, serta melanjutkan pendidikan magister serta doktoral di Hankuk University of Foreign Studies. Kini, ia memiliki hubungan kuat dengan kebudayaan Korea dan mengajar sebagai dosen Bahasa dan Kebduayaan Korea di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, dengan fokus studi pada isu imigrasi Indonesia di Korea dan mempelajari masyarakat korea dalam perspektif kontemporer.
Pada sesi wawancara, Bapak Suray juga diberikan pertanyaan mengenai mahasiswa-mahasiswa yang mempelajari Bahasa dan Kebudayaan Korea di Fakultas Ilmu Budaya UGM. Ia mengatakan bahwa mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Korea tidak hanya mempelajari bahasa, namun mempelajari berbagai aspek dari Korea, seperti sejarah Korea, ekonomi, politik, dan budaya makanan.
“Tidak seratus persen bekerja di perusahaan asal Korea, jadi mereka selain di perusahaan Korea ada yang di bank, seperti perusahaan bank-bank Korea. Selain itu mereka juga bekerja sebagai pegawai negeri, belajar menerjemahkan secara online untuk webtoon, novel, dan menerjemahkan di Netflix. Kemampuan yang mereka dapatkan di kuliah dapat membuat mereka yakin untuk terjun di masyarakat menggunakan bahasa Korea-nya.” jawab Bapak Suray terhadap pertanyaan prospek lulusan Bahasa dan Kebudayaan Korea.
Dalam mengajar perkuliahan, Bapak Suray menekankan pentingnya integritas kepada mahasiswa ketika belajar di tengah banyaknya peredaran aplikasi Artificial Inteligence. Kemampuan belajar sesuai kemampuan yang dimiliki dinilai penting untuk menjalani perkuliahan Bahasa dan Kebudayaan Korea, sebab dapat menjadi tolak ukur kemampuan pribadi mereka. Mahasiswa juga ditekankan untuk tidak hanya belajar bahasa Korea , namun juga memahami hubungan Indonesia dan Korea.