SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Cultural diversity | SDGs 8: Creativity and innovation | SDGs 10: Culture | SDGs 11: Cultural heritage
Sudah setahun berlalu sejak Gugur Gunung ke-12 sukses menghentak panggung dengan ketoprak wayang gedhog lakon Panji Kudanarawangsa yang meriah dan spektakuler. Kini, dengan bangga, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa mempersembahkan Gugur Gunung ke-13 kepada semua, terutama mahadaya!
Gugur Gunung merupakan sebuah acara tahunan yang diadakan untuk memperingati ulang tahun Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Dalam acara tersebut, para mahasiswa Prodi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa berkolaborasi untuk menghadirkan beragam kebudayaan Nusantara, khususnya kebudayaan Jawa.
Kali ini, tema yang diusung adalah “Holopis Kuntul Baris”, sebuah filosofi Jawa yang dekat dengan kegiatan Gugur Gunung. “Holopis Kuntul Baris” menggambarkan barisan burung kuntul yang terbang membentuk pola runcing. Filosofi ini adalah simbol usaha bersama untuk menyelesaikan masalah, atau yang kita kenal dengan gotong royong. Gotong royong adalah perwujudan dari sosiokultural masyarakat Jawa yang menjunjung patembayatan, yakni saling hidup berdampingan dengan penuh rukun dan harmoni,
Terdapat dua acara besar yang akan memeriahkan Gugur Gunung ke-13:
- Jawaisme Fest
Jawaisme Fest adalah pameran kebudayaan Jawa yang menampilkan segala hal tradisional seperti permainan, pakaian adat, seni pertunjukan, adat, tata cara, weton, dan sebagainya. Tersedia juga tenant makanan jadul yang menggugah selera. Jawaisme Fest digelar pada tanggal 13-14 Mei 2024, jam 09.00-17.00 WIB, di Selasar Margono lantai 1, FIB, UGM.
- Pentas Kesenian Kerakyatan
Pentas Kesenian Kerakyatan akan menampilkan Drama Tari Jathilan dengan judul “Turangga Sastra Nuswantara” yang disajikan oleh kolaborasi mahasiswa Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Pentas seni ini berlangsung di Greenland, FIB, UGM, pada tanggal 14 Mei 2024, mulai pukul 15.00 hingga selesai. Pentas Kesenian Kerakyatan akan dimeriahkan dengan penampilan dari Lala Atila.
Penulis: Haryo Untoro