
Yogyakarta, 5/5/2025 — Nasib sebuah kebudayaan, termasuk bahasa dan sastra, sesungguhnya terletak di tangan para pemiliknya. Menyadari hal ini, Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (FIB UGM), mengadakan kegiatan istimewa pada Rabu, 30 April 2025, dengan menghadirkan Drs. Suhartoyo, seorang pecinta dan pemerhati sastra dan budaya Jawa. Drs. Suhartoyo, yang juga merupakan alumni program studi tersebut, aktif mengelola Majalah Belik, sebuah majalah berbahasa Jawa, serta terlibat dalam Paguyuban Sastra dan Budaya Jawa (Pasbuja) Kawi Merapi.
Dalam kesempatan tersebut, beliau memotivasi para mahasiswa untuk berani mengeksplorasi ide dan menciptakan karya sastra. Dalam kesempatan tersebut, Drs, Suharyoyo membagikan beberapa tips menulis yang praktis, antara lain segera menuangkan ide ketika muncul tanpa harus menunggu kesempurnaan, memperbanyak membaca karya sastra atau tulisan sejenis sebagai referensi, berani mencoba hal baru, serta tidak mengkritik karya sendiri secara berlebihan. “Teman-teman silakan tulis apa saja. Jangan pikirkan jika karya itu baik atau buruk karena nanti dapat diperbaiki. Satu hal lagi, jangan menjadi kritikus bagi karyamu sendiri,” pesan beliau.
Sebagai bagian dari mata kuliah Bahasa Jawa Tulis Kreatif, para mahasiswa diberikan waktu untuk menciptakan karya tulis, baik dalam Bahasa Indonesia maupun Bahasa Jawa. Tidak hanya itu, mereka juga diberi kesempatan untuk membacakan hasil karyanya di hadapan umum. Antusiasme mahasiswa terlihat sangat tinggi, tercermin dari banyaknya peserta yang bersedia tampil membacakan karya masing-masing.
Sebagai bentuk apresiasi, Drs. Suhartoyo memberikan kenang-kenangan berupa edisi terbaru Majalah Belik dan buku antologi cerpen (cerkak) kepada Program Studi Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa. Acara pun ditutup dengan sesi foto bersama yang penuh kehangatan, mengabadikan momen yang diharapkan dapat menjadi pemantik semangat berkarya.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para mahasiswa serta generasi muda bangsa semakin terdorong untuk berani berkarya, khususnya dalam bidang bahasa, sastra, dan budaya daerah. Karya-karya yang dihasilkan bukan hanya menjadi bentuk ekspresi diri, tetapi juga berperan penting dalam menjaga, melestarikan (nguri-uri), menyemarakkan (ngurip-urip), dan mengembangkan warisan budaya bangsa. Sudah saatnya generasi penerus memahami bahwa keberanian dalam berkarya adalah salah satu wujud nyata tanggung jawab kebangsaan. Dengan terus berkarya, kita bersama-sama memperkuat jati diri bangsa dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat luas. Jadi, Ayo Berani Berkarya!
[Humas Sastra Jawa FIB UGM, Haryo Untoro]