
Yogyakarta, 21 Januari 2025 – Program Studi Kajian Budaya Timur Tengah (KBTT) Universitas Gadjah Mada menggelar rapat penyusunan kurikulum baru untuk tahun 2025. Acara yang berlangsung di Gedung Soegondo FIB UGM ini dihadiri oleh tim dosen penyusun kurikulum, Prof. Dr. Fadlil Munawwar Manshur, M.S., Prof. Dr. Sangidu, M.Hum., Dr. Mahmudah, M.Hum., Dr. Imam Wicaksono, Lc., M.A., dibantu dengan dua Staff Mahasiswa, Nafila Azzahra dan Hermawati Putri Dian Insani. Rapat ini dibuka dengan sambutan dari Ketua Departemen Antarbudaya, Prof. Dr. Sangidu, M.Hum. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan apresiasi kepada para dosen yang hadir dan menekankan pentingnya kolaborasi dalam menyusun kurikulum yang lebih relevan dan adaptif. Prof. Sangidu juga menyoroti perlunya pembaruan kurikulum agar sesuai dengan tiga konsentrasi utama KBTT: Bahasa dan Sastra Arab, Budaya Arab, dan Studi Keislaman. Selain itu, masukan dari mahasiswa turut menjadi bahan pertimbangan dalam revisi beberapa elemen penting seperti Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL), visi keilmuan, hingga penamaan mata kuliah.
Diskusi intensif dipandu oleh Sekretaris Departemen Antarbudaya, Dr. Mahmudah, M.Hum., yang memberikan ruang bagi para dosen untuk menyampaikan gagasan mereka. Salah satu masukan menarik datang dari Prof. Dr. Fadlil Munawwar Manshur yang mengusulkan agar cakupan kajian Timur Tengah tidak hanya terbatas pada budaya Arab saja. Beliau mengusulkan adanya mata kuliah khusus yang membahas budaya Arab dan Non-Arab seperti Israel, Iran, dan Siprus. Usulan ini bertujuan untuk memperluas wawasan mahasiswa mengenai keberagaman budaya di kawasan Timur Tengah sekaligus mendukung pengembangan kurikulum yang inklusif dan komprehensif.
Melalui rapat ini, Prodi KBTT berharap dapat menghasilkan kurikulum yang tidak hanya relevan dengan kebutuhan akademik tetapi juga mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas. Dengan pembaruan ini, Prodi KBTT berkomitmen untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul dalam bidang keilmuan tetapi juga memiliki perspektif global yang lebih luas. Kurikulum baru ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam membangun pendidikan berkelanjutan yang adaptif terhadap dinamika global dan kebutuhan masyarakat masa kini.
[Humas S2 Kajian Budaya Timur Tengah FIB UGM, Nafila Azzahra]