Yogyakarta, 31/1/2025 – Pada tanggal 30 Januari 2025, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan langkah penting dalam perencanaan pembangunan dengan memindahkan tiga arca arkeologi yang signifikan: Ganesha, Prajnaparamita, dan Agastya. Arca-arca ini, yang melambangkan pengetahuan dan kebijaksanaan, dipindahkan ke lokasi baru di depan kolam fakultas karena akan adanya pembongkaran Gedung A dan B.
Proses Pemindahan Tiga Arca Arkeologi
Fakultas Ilmu Budaya dikenal dengan Departemen Arkeologinya, yang secara khusus mempelajari kebudayaan umat manusia masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan. Kajian sistematis ini mencakup penemuan, dokumentasi, analisis, dan interpretasi artefak serta ekofak, serta nilai-nilai budaya, norma, kebiasaan, dan hukum adat. Maka pemindahan arca-arca ini bukan sekadar tugas logistik; ini mencerminkan komitmen fakultas untuk melestarikan warisan budaya sambil beradaptasi dengan kebutuhan pembangunan modern. Arca-arca ini, yang diperoleh dari sumbangan alumni, menjadi pengingat akan sejarah budaya yang kaya yang ingin dipelajari dan dilindungi oleh departemen.
Sebelum dan Sesudah Pemindahan Tiga Arca Arkeologi FIB UGM
Ganesha, dewa berkepala gajah, dikenal luas sebagai dewa pengetahuan dan kebijaksanaan dalam budaya Hindu. Prajnaparamita, yang sering digambarkan sebagai sosok perempuan, melambangkan kesempurnaan kebijaksanaan, sementara Agastya adalah seorang resi yang dihormati karena kontribusinya terhadap sastra dan ilmu pengetahuan kuno India. Bersama-sama, arca-arca ini mewujudkan nilai-nilai pendidikan dan pencerahan yang ingin dipromosikan oleh Fakultas Ilmu Budaya.
Keputusan untuk memindahkan arca-arca ini diambil seiring dengan rencana pembongkaran gedung-gedung lama, yang akan digantikan untuk meningkatkan lingkungan belajar bagi mahasiswa. Pembangunan ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam mendorong pendidikan berkualitas dan praktik berkelanjutan di institusi pendidikan tinggi.
Selain pemindahan fisik, fakultas juga berencana untuk mendokumentasikan proses dan makna dari arca-arca ini dalam sebuah laporan komprehensif. Dokumentasi ini akan menjadi sumber yang berharga untuk penelitian dan tujuan pendidikan di masa depan, memastikan bahwa warisan artefak ini terus menginspirasi generasi mahasiswa.
Fakultas Ilmu Budaya UGM tetap berkomitmen pada misinya untuk memajukan pengetahuan dan pemahaman tentang kebudayaan manusia, sambil juga menghadapi tantangan pembangunan modern. Pemindahan arca-arca ini adalah bukti dari komitmen ini, menunjukkan keseimbangan antara melestarikan masa lalu dan merencanakan masa depan.
[Humas FIB UGM, Bulan Churniati]