Malaysia, 7/12/2024 – Dua mahasiswa program studi sastra Arab sukses mempresentasikan esainya terkait pemberdayaan perempuan dalam acara Asean Muslimah Exposure 2024 (AME 2024) di Malaysia. Program yang diselenggarakan oleh organisasi Qurthubiyah Institute ini dilaksanakan pada tanggal 6 hingga 8 Desember 2024. Sebagai sebuah organisasi, Qurthubiyah Institute bertujuan untuk menjadi wadah pemberdayaan muslimah yang berkarakter, berpengetahuan luas, serta berkepribadian terampil dengan menginternalisasi nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Dengan demikian, program Asean Muslimah Exposure dirancang untuk meningkatkan pemahaman muslimah Indonesia tentang isu-isu sosial melalui pengalaman belajar langsung di negara-negara Asean.
Dalam program AME 2024 terdapat tiga kegiatan utama yang dilaksanakan pada hari sabtu, 7 Desember 2024. Tiga kegiatan tersebut yaitu Essay Presentation, Panel Discussion, dan Campus Tour yang bertempat di International Islamic University of Malaysia (IIUM) dan University Malaya (UM). Kegiatan Essay Presentation dan Panel Discussion yang bertempat di IIUM tidak hanya dihadiri oleh peserta AME 2024, tetapi juga dihadiri oleh mahasiswa IIUM yang tergabung dalam organisasi Islamic Studies Forum Indonesia (ISFI).
Dalam kegiatan tersebut, terdapat beberapa delegasi yang mempresentasikan karya tulisnya, dan dua diantaranya merupakan mahasiswa Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Mahasiswa pertama yaitu Vanisa Putri Andarista dengan esainya yang berjudul The Trend of Delaying Marriage “Waithood” In Indonesian Women and How Islam Views It. Esai tersebut berhasil mendapat penghargaan The Best Analytical Perspective. Sedangkan mahasiswa kedua, Ragil Samas Khofifatunnur menyampaikan gagasan dalam esainya yang bertajuk The relevance of “Risalah Perempuan Berkemajuan” to Increasing The Inclusiveness of Women’s Empowerment In Village, dan berhasil mendapatkan penghargaan The Best Delegates Paper.
Dari rangkaian kegiatan AME 2024, mahasiswa tidak hanya mendapatkan pengalaman untuk membuat, dan mempresentasikan esai yang dibuatnya, tetapi juga mendapatkan ilmu yang berlimpah lewat diskusi-diskusi yang telah dilakukan. Selain itu, sedikit banyaknya mahasiswa juga lebih mengenal dinamika perkuliahan di Malaysia, kondisi sosial budaya masyarakat setempat, dan bagaimana nilai-nilai Islam diimplementasikan di sana. Dengan banyaknya pengalaman dan wawasan yang telah didapatkan, mahasiswa diharapkan dapat turut berperan aktif untuk menyebarluaskan wawasan tersebut agar manfaatnya diterima oleh lebih banyak orang, sebagaimana tujuan dari Qurthubiyah Institute.
[Humas FIB UGM, Sandya Kirani]