Yogyakarta – Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) kembali menggelar kegiatan tahunan “FIB Mengajar 2024” yang berlangsung pada 16-18 Desember 2024 di Desa Bangunkerto, Turi, Sleman. Program ini merupakan inisiatif dari Kementerian Sosial Masyarakat LEM FIB UGM yang berorientasi untuk memberikan dampak nyata melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat. Kegiatan ini mengusung tema “Manasa Shanti, Vidya Prakāśa” yang mencerminkan fokus pada kesehatan mental dan pendidikan. Program ini bertujuan mengintegrasikan kedua aspek tersebut, dengan sasaran utama masyarakat desa dan anak-anak sekolah dasar, untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera dan berpengetahuan. Sesuai dengan tagline-nya “Bersatu Menggapai Asa, Setinggi Angkasa” acara FIB Mengajar 2024 melibatkan 25 panitia dan 15 relawan dari FIB UGM yang tergabung dalam berbagai macam divisi termasuk divisi pengajar dan dokumentasi, dipimpin oleh Ketua Pelaksana Kyla ‘Aisya Malvalena.
Hari Pertama: Merajut Hubungan dan Eksplorasi Diri
Hari pertama dimulai dengan upacara pembukaan di SD Negeri Bangunkerto yang dihadiri oleh Kepala Sekolah, Ketua Pelaksana Kyla, Menteri Sosial Masyarakat LEM FIB UGM, serta Presiden dan Wakil Presiden LEM FIB UGM. Dalam sambutannya, Kyla berpesan “kami berterima kasih kepada SDN Bangunkerto dan berharap kegiatan ini mampu membawa manfaat juga dorongan atas pentingnya dunia pendidikan untuk kemajuan masyarakat desa”. Jabatan tangan dari Ibu Wartiningsih menyiratkan selamat datang kepada kami dengan antusias sehingga upacara simbolis pembukaan resmi dibuka dengan meriah.
Setelah acara pembukaan yang penuh semangat, anak-anak diajak untuk mengikuti pembelajaran interaktif dengan tema “Kenali Diriku” dan “Kenali Sekitarku.” Aktivitas kreatif seperti membuat bunga dari sedotan dan kolase daun menjadi media yang menyenangkan untuk mengajarkan anak-anak tentang eksplorasi diri dan kecintaan pada lingkungan. Suasana penuh keceriaan terus berlanjut hingga sore hari, di mana kegiatan TPA di Masjid Selobonggo menjadi momen yang religius yang juga mempererat kebersamaan antara relawan dan masyarakat.
Hari Kedua: Menghargai Perbedaan dan Menguatkan Hubungan
Pada hari kedua, tema “Perbedaan” diperkenalkan melalui berbagai aktivitas kreatif. Anak-anak diajak membuat kolase cita-cita yang mengekspresikan imajinasi mereka tentang masa depan. Karya seni mewarnai bertema cita-cita menjadi salah satu aktivitas yang menonjol, mengingatkan anak-anak akan pentingnya kasih sayang dan apresiasi terhadap orang tua. Gambar-gambar tersebut kemudian dijadikan kolase unik dan dipajang di kelas-kelas para siswa. Selain itu, karya seni puisi bertema ibu menjadi salah satu tugas rumah bagi para siswa, ini mengingatkan anak-anak akan pentingnya kasih sayang dan apresiasi terhadap orang tua. Puisi-puisi tersebut kemudian dilombakan pada hari terakhir.
Kegiatan sore di Balai Desa Bangunkerto tak kalah menarik. Seminar kesehatan mental bertema “Kesejahteraan Emosional Ibu dalam Keluarga” dihadiri oleh para ibu desa yang antusias. Narasumber yang menjadi pemateri berpengalaman memberikan wawasan berharga tentang menjaga kesehatan mental sebagai fondasi keluarga yang harmonis. Kegiatan ini tidak hanya mendidik tetapi juga menjadi ruang berbagi cerita bagi para ibu.
Hari terakhir berlangsung dengan semangat yang tinggi. Anak-anak memulai hari dengan senam pagi bersama, menciptakan suasana penuh energi. Tema “Kebersihan” menjadi fokus utama, di mana mereka belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan melalui aktivitas membuat poster edukatif. Poster-poster ini kemudian dipajang di mading sekolah sebagai pengingat akan nilai kebersihan.
Puncak acara ditandai dengan berbagai lomba seperti tebak gambar dan estafet yang melibatkan seluruh siswa. Sorakan kegembiraan dan tawa anak-anak menjadi bukti bahwa kegiatan ini memberikan pengalaman yang tak terlupakan. Penutupan diisi dengan pengumuman pemenang lomba puisi dan poster, serta penyerahan penghargaan dan hadiah bagi siswa.
Momen yang paling berkesan adalah saat anak-anak dan relawan bersama-sama menyaksikan selebrasi hasil kolase kanvas bertuliskan “FIB Mengajar,” yang telah dibuat oleh para siswa pada hari kedua. Hasil ini dipajang sebagai kenang-kenangan di SD Negeri Bangunkerto, tak lupa juga dengan penyerahan plakat kepada pihak sekolah. “Kami sangat berterimakasih pada SDN 01 Bangunkerto dan berharap kegiatan ini memberikan manfaat nyata bagi anak-anak dan masyarakat desa” ujar Kyla selaku ketua pelaksana dengan penuh haru.
FIB Beraksi: Meriahkan Hari Ibu dengan Kreativitas
Sebagai penutup rangkaian kegiatan, “FIB Beraksi” yang berlangsung di Balai Desa memberikan ruang kreativitas bagi ibu-ibu Bangunkerto. Mereka diajak membuat batik jumputan, hasilnya menjadi karya seni yang mencerminkan identitas budaya lokal. Selanjutnya, pertunjukan bertema Hari Ibu oleh panitia menjadi suguhan yang menyentuh hati dan mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat.
Kesimpulan: Menggapai Kedamaian Jiwa, Menyalakan Cahaya Cita di Desa Bangunkerto
Kegiatan “FIB Mengajar 2024” sukses menciptakan momen berharga yang tidak hanya mendidik tetapi juga mempererat hubungan antara mahasiswa dan masyarakat Desa Bangunkerto. Dengan berakhirnya FIB Mengajar 2024, para peserta, baik anak-anak maupun relawan, pulang dengan kenangan dan pelajaran yang berharga. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang untuk terus menebar kebaikan melalui pendidikan dan pemberdayaan masyarakat.