SDG 4: Quality education | SDGs 4: Enrolment | SDGs 4: Equal access | SDGs 4: Education for sustainability | SDG 8: Decent work and economic growth
Career Talk: Diplomacy and Foreign Affairs merupakan program diskusi mengenai karir masa depan khususnya bagi lulusan sastra inggris, yang dipanitiai oleh IMAJI (Ikatan Mahasiswa Jurusan Sastra Inggris) dan dihadiri oleh berbagai mahasiswa aktif program studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, dari segala angkatan. Program studi tersebut sengaja menghadirkan seorang pembicara yang memiliki banyak pengalaman hebat yang bisa menjadi motivasi bagi para mahasiswa. Pembicara tersebut adalah MOHAMAD WAHID SUPRIYADI, seorang Duta Besar Indonesia di UAE pada tahun 2008-2011, Duta Besar Indonesia di Russian Federation and Republic of Belarus pada tahun 2016-2020, serta Dosen Tamu Hubungan Internasional dari Tomsk State University. Kegiatan tersebut berlangsung pada tanggal 13 Mei 2024 pukul 10.00-12.00 di ruang Soegondo 310 dengan dipandu oleh seorang Master of Ceremony yaitu Aimar Prabhaswara Dzakri yang merupakan seorang mahasiswa sastra inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.
Pada kegiatan tersebut, mahasiswa tidak hanya cuma mendengarkan ilmu dari satu arah atau dari pembicara saja tapi mereka merasakan adanya timbal balik karena mereka berdiskusi dan menyuarakan pendapat mereka yang nantinya dikomentari dan dijawab oleh pembicara. Mereka sempat membahas tentang orang-orang Indonesia yang kuliah atau kerja di luar negeri tapi tidak ingin kembali. Pak Mohammad Wahid Supriyadi menanggapi bahwa hal tersebut tidak bisa dikatakan penghianat atau semacamnya mengingat fasilitas yang diberikan negara kepada mereka tidak sebagus saat di luar negeri dan bahkan banyak orang-orang hebat yang tidak diapresiasi. Adapula yang menanyakan tentang hal apa yang menjadikannya yang dari prodi Sastra Inggris UGM akhirnya ditunjuk sebagai duta besar dari Indonesia di Rusia dengan kuasa penuh. Ia pun menceritakan bahwa ia awalnya hanya mengoreksi dokumen-dokumen berbahasa inggris ketika yang lain tidak ada yang bisa, kemudian ditunjuk menulis pidato pejabat tinggi, kemudian jadi notulensi rapat-rapat internasional. Terakhir, beliau memberikan konklusi di akhir pertemuan bahwa yang jadi masalah banyak orang adalah terlalu pendiam, sebagai diplomat you have to talk more.