SDGs 3: Good Health and Well-being | SDGs 13: Climate Action
Pada tanggal 25 Februari, para mahaiswa Pengkajian Amerika yang juga merupakan pengurus ASSAA (American Studies Students and Alumni Association) mengadakan diskusi online mingguan untuk membahas acara Charity Act yang akan diadakan tahun ini. Setiap tahunnya, ASSAA mengadakan kegiatan Charity Act sebagai salah satu perwujudan Tridharma Perguruan Tinggi yaitu dalam bidang Pengabdian Masyarakat dengan cara memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan memanfaatkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh selama belajar.
Dalam 2 edisi terakhir, kegiatan Charity Act berfokus pada kesadaran lingkungan dan pengembangan budaya. Pada Charity Act ASSAA 2023 yang berjudul “Resiliensi Masyarakat Pandowoharjo Melalui Pengembangan Desa Wisata Terintegrasi Berbasis Budaya”, dalam kegiatan ini, mahasiswa berfokus memberikan gambaran serta edukasi terhadap masyarakat Pandowoharjo terkait wawasan serta petunjuk praktis dalam melewati tantangan pengembangan desa wisata berbasis lingkungan dan budaya pada era globalisasi. Dalam kegiatan ini, Tim Charity Act memberikan pemaparan serta petunjuk praktis terkait aspek Personal Branding dalam pemasaran Desa wisata secara digital, aspek Pemanfaatan Sosial media dalam pembuatan konten terkait tema desa wisata alam, serta aspek Akses Multi-Bahasa dalam penerjemahan dokumen sebagai fasilitas dan alat pemasaran desa wisata. Kemudian dilanjutkan dengann melakuan aktivitas penerjemahan terhadap dokumen brosur desa wisata Pandowoharjo yang dijadikan sebagai alat pemasaran.
Dan pada Charity Act ASSA 2022 tyang berjudul “Eco-Pesantren”: Menanamkan Pola Pikir Kritis dan Kesadaran akan 3R (Recycle, Reduce dan Reuse) pada Santri Pondok Pesantren Modern Tazakka. Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran para santri akan lingkungan yang sehat atau ramah lingkungan. Kegiatan ini terlaksana melalui serangkaian kegiatan yang berfokus pada penanaman pola pikir kritis dan kesadaran akan pentingnya pengetahuan mengenai 3R: Recycle, Reduce dan Reuse. Para santri dilatih untuk memecahkan masalah lingkungan hidup dan sampah yang nyata semisal; ditutupnya TPU karena sampah yang ditampung sudah melebihi kapasitas. Hasil diskusi yang merupakan solusi untuk permasalahan tersebut kemudian dibuat ke dalam bentuk mind-map dan para peserta kegiatan mempresentasikan ide solusi dari masing-masing kelompok di depan peserta kegiatan lainnya.
Kegiatan Charity Act ini yang kiranya tidak hanya menyumbangkan ilmu pengetahuan yang dimiliki mahasiswa S2 Pengkajian Amerika, tetapi juga menyadarkan masyarakat akan pentingnya kesadaran lingkungan dan budaya. Diharapkan pada tahun ini kegiatan Charity Act bisa terselenggara dengan sukses seperti sebelum-sebelumnya, serta memberikan banyak manfaat bagi masyarakat luas.