Melalui perangkat teknologi pendukung dan perangkat lunak pembelajaran khusus, siswa dapat mengakses materi pembelajaran dengan lebih mudah dan efektif. Hal ini memastikan bahwa tidak ada siswa yang tertinggal dalam pencarian pendidikan berkualitas untuk semua.
Teknologi juga memiliki potensi besar dalam mendukung dan memajukan pendidikan di berbagai tingkat, serta dapat berkontribusi untuk mencapai berbagai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Universiti Teknologi Mara (UiTM) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada (UGM) pada hari Rabu, 31 Januari 2024, memperkenalkan alat pembelajaran bernama LASSI sebagai desain alat penilaian dalam bentuk format survei yang digunakan untuk mengidentifikasi area kekuatan dan area yang memerlukan perbaikan dalam kebiasaan belajar dan sikap siswa terhadap pembelajaran.
Assoc. Prof. Dr. Kamisah Arifin dalam forum diskusi menjelaskan bahwa melalui rencana penelitian berjudul “Utilising Learning and Study Strategies Inventory (LASSI) as a Predictive Tool for Strategic Prediction of ESL/EFL Student Performance”, terdapat 9 komponen dalam penilaian LASSI untuk mengidentifikasi masalah pembelajaran yang dihadapi oleh siswa, termasuk Regulasi Diri, Bantuan Belajar, Motivasi, dan Manajemen Waktu. Dalam penelitian ini, diharapkan LASSI dapat digunakan untuk menilai efektivitasnya sebagai alat prediktif untuk kinerja siswa ESL/EFL, serta mengidentifikasi faktor kunci dan strategi belajar yang paling kuat berkorelasi dengan keberhasilan siswa ESL/EFL.
Selain itu, terdapat berbagai tanggapan dari Dr. Suhandano, Dr. Sailal Arimi, Dr. Ni Gusti Ayu Roselani, dan dosen Fakultas Ilmu Budaya lainnya mengenai penggunaan LASSI yang mungkin dapat diimplementasikan dalam berbagai pengajaran bahasa, tidak hanya bahasa Inggris tetapi juga bahasa Indonesia, Jawa, dan lain-lain.
Sebuah rencana penelitian bersama antara UiTM dan Fakultas Ilmu Budaya, UGM melalui bidang Linguistik lainnya seperti Sosiolinguistik dan Corpus Linguistik dirumuskan untuk mengkaji lebih dalam mengenai wacana dalam Berita Indonesia dan Malaysia yang berkaitan dengan lingkungan dan variasi bahasa. Ini merupakan contoh kolaborasi antara institusi pendidikan untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang sesuai dengan pilar ke-4, yaitu “Pendidikan Berkualitas” untuk memperkuat solidaritas dan kemitraan.