SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 4: Cultural Diversity | SDGs 5: Empowerment | SDGs 8: Creativity and Innovation | SDGs 9: Industry, Innovation and Infrastructure | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 11: Cultural Heritage | SDGs 16: Peace, Justice and Strong Institutions | SDG 17: Partnership for the Goals
Ketua Alumni KAGAMA FIB-Ikasasdaya pada tahun 2022-2027 terpilih, Paksi Raras Alit merupakan lulusan Sastra Jawa untuk jenjang S1 dan Magister Sastra untuk jenjang S2 di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Pemuda kelahiran 16 Juni 1985 di Jogja ini ternyata sudah memiliki darah seniman sejak lahir. Bagaimana tidak, ia lahir dari keluarga dan lingkungan seniman. Ibunya yang bernama Noor W.A (alm) merupakan seorang tokoh teater Jogja pendiri Teater Jeprik dan penggagas genre teater sampakan pada tahun 1980-an. Sejak balita Paksi bahkan sudah terlibat pementasan beberapa lakon teater Jeprik, seperti “Megatruh (Sendrek)”. Pada masa sekolah, kemampuan seninya semakin terasah dengan rutin mewakili sekolahnya dalam beberapa kompetisi kesenian dan meraih beberapa piala serta penghargaan. Semangatnya dalam berkesenian di sekolah tetap ia lanjutkan setelah memasuki bangku kuliah.
Pada masa kuliah, Paksi makin menunjukan eksistensinya di dunia yang ia senangi itu. Ia tergabung di beberapa komunitas seni musik dan beberapa band. Di antaranya, Revolver, Komunitas Terang Bulan Akustik Malioboro, Bonanza, dan Jasmine Akustik yang merilis album pada tahun 2011. Tidak cukup hanya dengan bergabung saja, Paksi kemudian mendirikan Kelompok Seni Mantradisi yang mengeksplorasi musik dan Macapat, dan merilis karya dalam album kompilasi Festival Musik Tembi pada tahun 2016. Paksi selanjutnya berperan sebagai penulis naskah, sutradara, dan juga musisi dalam karya-karya Mantradisi. Selain bersama Mantradisi, Paksi juga mendirikan grup bernama PAKSIBAND. Grup keroncong berbahasa Jawa ini telah berhasil merilis beberapa single seperti “Keroncong Suka-suka” (2021), “Gembira Loka” (2022), dan “Keroncong Lebaran” (2022).
Selain memiliki kesibukan di dunia musik, Paksi juga terjun ke dunia akting. Ia terlibat sebagai aktor dalam pertunjukan “Dongeng Cinta-Ceuk Aing” (2020) karya Sujiwo Tejo, dan bermain sebagai aktor utama dalam film musikal “Ayun-ayun Negeri” (2021) karya Garin Nugroho. Dalam dunia sastra dan budaya, Paksi aktif dalam gerakan pelestarian bahasa dan aksara Jawa. Hal ini dibuktikan dengan ia mendirikan komunitas Jawacana yang berkecimpung dalam kesusastraan Jawa. Komunitas ini beranggotakan para alumni Sastra Jawa UGM serta para pegiat sastra dan budaya Jawa yang ada di Yogyakarta. Paksi Raras Alit juga mempunyai aktivitas di dalam penyelenggaraan festival-festival seni budaya di Yogyakarta. Hebatnya lagi, Paksi diangkat sebagai anggota Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta pada tahun 2021.