Sebuah gedung yang menjulang tinggi di Jalan Nusantara kawasan kampus UGM Bulaksumur pada hari Senin (30/10) telah diresmikan sebagai sebuah ‘padepokan’ tempat menimba ilmu dan mengasah akal budi dalam bidang budaya. Peresmian ini dihadiri oleh tak kurang dari 150 tamu dan diresmikan langsung oleh Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng.
Suasana peresmian kali ini terasa unik dan sarat makna sejak awal acara, ketika Dr. Pujo Semedi Hargo Yuwono, M.A, dekan FIB periode 2012-2016 memanggil nama-nama guru besar FIB yang sudah tiada, seakan turut mengundang dan memastikan kehadiran mereka pada acara peresmian. Selain itu, pemecahan kendi berisi bunga dan biji-bijian oleh Rektor UGM juga bagian dari upacara peresmian gedung R. Soegondo, yang mengandung makna filosofis. Dekan FIB UGM Dr. Wening Udasmoro, S.S., M.Hum., DEA menyebutkan sederet fakta unik yang menyebabkan raksasa cantik ini nampak semakin istimewa.
“Gedung ini dibangun di atas kenangan. Dulu di sini pernah ada Laboratorium Arkeologi, ‘Kandang’ Antropologi, juga Staff English Language Training Unit (SELTU), dimana direktur utamanya, yang pernah menjabat sebagai Dekan FIB pada periode 1966-1969 dan 1969-1971 adalah Bapak R. Soegondo. Dengan adanya kenangan-kenangan yang juga turut membentuk gedung ini, diharap ke depannya kita bisa membuat kenangan lain di sini” tandas Dr. Wening Udasmoro.
Keunikan lain dari gedung dengan luas 9.951 m2 ini ialah desain ornamen, pemilihan bahan dan bentuk yang sarat makna. Jika dilihat dari kejauhan, misalnya, akan nampak jelas motif Parang dan Gurdo serta Peksi Mbangun Tapa yang merupakan motif-motif khas nusantara. Motif Parang Gurdo sebagai ciri khas keraton Yogyakarta memiliki makna keraton sebagai pengayom UGM. Sedang motif Peksi Mbangun Tapa menyimbolkan FIB sebagai pesanggrahan bagi mahasiswa di seluruh nusantara untuk belajar kebudayaan. Selain itu gedung ini juga dilingkupi pagar pendek berliku seperti pola yang muncul di Candi Prambanan. Hiasan-hiasan apik sarat makna filosofis menjadikan gedung berlantai 7 ini bak raksasa cantik yang memukau tiap orang yang memandangnya. Terlebih, dilengkapi pula dengan teknologi yang ramah lingkungan, penggunaan lampu LED serta alat-alat elektronik yang akan nyala sekaligus mati secara otomatis jika tidak ada aktivitas di dalamnya.
Gedung R. Soegondo diharapkan menjadi sebuah monumen masa kini yang dibangun dengan seluruh nilai-nilai pengetahuan masa lalu untuk menuai proses akademik maupun non akademik yang akan berlangsung di sini. Mari mencipta kenangan! (tyassanti)