Sleman, FIB UGM- Program Studi Arkeologi UGM baru saja menyelenggarakan perayaan lustrum ke-XI pada Jumat-Sabtu, 22-23 September lalu. Gelaran lustrum selama dua hari ini diisi oleh beberapa rangkaian acara, seperti donor darah, bazar oleh alumni dan mahasiswa, seminar Arkeo Entrepeneur serta ditutup dengan Malam Temu Kangen, ‘Arkeologi Berbagi Kenangan’.
Jika ditilik kembali, perjalanan selama 55 tahun tentu bukan perjalanan yang singkat, setidaknya telah mencapai separuh abad lebih meluluskan banyak alumni yang berkiprah di mana-mana. Beberapa dari alumni pun turut menyemarakkan rangkaian acara lustrum, mulai dari donor darah, mengisi stand bazar dan juga sebagai narasumber seminar.
Tema Arkeo Entrepeneur-pun dilipih karena banyak alumni yang mengembangkan kariernya sendiri dan sukses, sehingga hal ini sangat menarik untuk dibagikan kepada kalangan mahasiswa arkeologi maupun alumni yang baru saja lulus (fresh graduate) sehingga memiliki pandangan baru terhadap dunia kerja pada bidang arkeologi. Adapun narasumber pada seminar ini adalah Prof. Harry Widianto selaku Direktur Cagar Budaya dan Permuseuman, Dyah Kalsitorini, penulis skenario film Nyai Ahmad Dahlan, Rully Andriadi dari Dinas Kebudayaan DIY dan M. Panji Kusumah yang aktif berkecimpung sebagai konsultan pariwisata budaya.
Rangkaian acara selama dua hari ditutup dengan acara temu kangen alumni lintas angkatan, mulai dari angkatan-angkatan awal yang diwakili dengan kehadiran Mohammad Romli (Direktur Utama harian Kedaulatan Rakyat) dan Prof. Inajati Adrisijanti (guru besar FIB) hingga alumni angkatan 2008. Acara ini turut diramaikan pula oleh penampilan dari mahasiswa, dosen serta alumni, dan ditutup dengan organ tunggal yang meleburkan semua alumni serta mahasiswa dalam alunan musik yang mengajak untuk bergoyang bersama.(tyassanti )