“Multikulturalisme sebagai Jati Diri Bangsa Indonesia untuk Kebhinnekaan yang Harmonis” menjadi tema dalam Dies Natalis ke-71 Fakultas Ilmu Budaya UGM. Tema tersebut diangkat sebagai bentuk kepedulian dan respons Fakultas Ilmu Budaya terhadap perkembangan kondisi kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang dewasa ini semakin memprihatinkan dan mengkhawatirkan. Hiruk-pikuk politik pemilihan kepala daerah yang diselenggarakan serentak di seluruh pelosok negeri ternyata diikuti oleh menguatnya sentimen primordial-keagamaan dan merebaknya praktik-praktik intoleran, kekerasan, dan konflik horizontal yang utamanya bersumber pada egoisme dan kepentingan pribadi dan kelompok demi menggapai kepentingan politik sesaat.
Karena itu, Fakultas Ilmu Budaya memandang bahwa kondisi dan perkembangan tersebut harus disikapi dengan saksama karena bertentangan dengan semangat dan falsafah hidup bangsa yang secara historis sudah dilembagakan oleh para pendiri bangsa dalam Pancasila dan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”. Selain itu, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi terkemuka di Indonesia dalam bidang kajian kebudayaan dan ilmu-ilmu humaniora, FIB bermaksud menegaskan kembali posisinya sebagai penjaga warisan sejarah dan kebudayaan bangsa serta pemberi suara kebijakan bagi masyarakat luas. FIB juga ingin kembali mengingatkan bahwa keindonesiaan yang dimiliki bangsa ini sejatinya dibangun berlandaskan pada prinsip-prinsip kesetaraan, keadilan, dan penghormatan atas segala bentuk kebhinnekaan yang dimiliki anak bangsa sehingga harus terus dipelihara dan dijaga keberlangsungannya.
Dalam memperingati hari jadinya ini FIB mengajak semua komponen bangsa untuk merenungi dan menginsyafi kembali bahwa keragaman budaya, etnik, agama, ideologi, dan sebagainya merupakan bagian tidak terpisahkan dari jati diri bangsa Indonesia. Keragaman tersebut merupakan faktor-faktor utama yang secara historis telah membentuk keindonesiaan. Selain itu, FIB juga mengingatkan segenap anak bangsa tentang pentingnya upaya untuk merawat dan menjaga kebhinnekaan tersebut sebagai sebuah kekayaan bangsa serta menjadikannya sebagai sumber kekuatan kohesif bangsa dalam menghadapi tantangan zaman sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai sebuah negara bangsa yang bermartabat dan diperhitungkan oleh dunia internasional.
Untuk itulah, dua kegiatan utama digagas dalam Dies Natalis ke-71 FIB UGM kali ini, yakni:
1. Festival Budaya Internasional (International Culture Festival).
Festival ini akan diselenggarakan pada 1 Maret 2017 di Gedung PKKH UGM. Kegiatan yang tahun lalu juga menuai sukses ini rencananya akan dimeriahkan oleh penampilan atraksi seni dan budaya serta tradisi kuliner dari berbagai wilayah di Indonesia dan dari negara-negara sahabat yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
2. Rapat Senat Terbuka
Kegiatan ini akan dilaksanakan bertepatan dengan hari jadi FIB, yakni pada 3 Maret 2017 dan merupakan puncak dari rangkaian kegiatan Dies Natalis FIB UGM tahun ini. Dalam rapat ini Dekan Fakultas Ilmu Budaya akan menyampaikan laporan tahunan. Selain itu, Pidato Ilmiah yang bertemakan “Multikulturalisme” akan disusun dan disampaikan oleh tiga Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya UGM dari tiga bidang ilmu di FIB, yakni Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil. (Antropologi), Prof. Faruk (Sastra), serta Prof. Dr. Bambang Purwanto, M.A. (Sejarah). Tidak lupa, pada akhir acara, kelompok paduan suara dosen dan karyawan FIB akan menampilkan tiga lagu dalam tiga bahasa: Prancis, Indonesia, dan lagu daerah Maluku.
Selain dua kegiatan utama tersebut, Dies Natalis ke-71 FIB UGM juga mengagendakan beberapa kegiatan lain yang sudah menjadi tradisi, di antaranya adalah:
1. Hari Keluarga yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Februari 2017
2. Olahraga yang akan dilaksanakan tanggal 18 dan 26 Februari 2017
3. Donor Darah yang akan dilaksanakan pada tanggal 20 dan 21 Februari 2017
4. Anjangsana Sesepuh FIB yang akan dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2017