DI PKKH UGM, SELASA, 16 DESEMBER 2014
Pukul 19.00—22.00
Gagasan Mahapatih Majapahit, Gajah Mada untuk menyatukan Nusantara di bawah kepemimpinan Majapahit pernah menginspirasi para pemimpin bangsa Indonesia dalam menggagas wilayah geografi Indonesia. Presiden Soekarno mengenalkan konsep Indonesia Raya, sementara Presiden Soeharto menekankan pentingnya Wawasan Nusantara. Kedua pemimpin itu menginginkan Indonesia berdaulat secara penuh di seluruh wilayah NKRI.
Gagasan tentang kedaulatan negara dan kedaulatan bangsa di tengah-tengah keraguan tentang surutnya kesadaran akan kedaulatan negara dan nasionalisme itu, menjadi roh pementasan ketoprak Amukti Palapa Gajah Mada. Pentas ini dimaksudkan untuk menggugah semangat berbangsa dan bernegara. Selain itu, pentas Amukti Palapa Gajah juga dimaksudkan sebagai sebagai tafsitr baru atas tragedi Bubat yang menyisakan ketidaknyamanan dalam kenirsadaran bersama antara orang Jawa dan Sunda. Dalam pentas, Gajah Mada digambarkan tidak merekayasa tragedi kemanusiaan itu. Hal yang menyebabkan perang itu adalah kecemburuan dan pembangkangan para pemimpin prajurit yang tidak menyetujui pengangkatan Gajah Mada sebagai Mahapatih. Gajah Mada benar-benar prihatin dan menyesali atas pertumpahan darah yang tidak pernah ia inginkan, karena tokoh ini digambarkan sebagai tokoh yang menghargai martabat kemanusiaan, meskipun berkarakter sangat tegas, teguh, berpihak pada kebenaran dan keadilan.
Pentas ini terasa istimewa karena diperankan oleh civitas akademika (dosen, karyawan, mahasiswa UGM) dan alumni dari berbagai fakultas yang ada di Universitas Gadjah Mada. Bahkan, dua wakil rektor UGM juga ikut berpartisipasi dalam pagelaran kethoprak ini. Pementasan ini terbuka untuk umum dan gratis/ free.