• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • UGM
  • UGM
  • hal. 54
Arsip:

UGM

Eksplorasi Konsep Digital Free Tourim (DFT) di Museum Ullen Sentalu: Karya Mahasiswa Pariwisata, Fakultas Ilmu Budaya, UGM yang Diangkat ke Jurnal Nasional Pariwisata

HEADLINERilis Berita Senin, 29 Januari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 8: Creativity and Innovation | SDGs 9: Industry, Innovation and Infrastructure | SDGs 9: Access to the Internet | SDGs 9: Cooperation | SDGs 9: ICT Infrastructure | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 11: Cultural Heritage | SDGs 16: Peace, Justice and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Civil Society Partnerships

An Nuur Khairune Nisa, Delfyan Intan Nurmala Fadin, dan Putrisari Oktaviani Gustiarti menuliskan jurnal yang berjudul “Experiencing Museum: Eksplorasi Digital Free Tourism di Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta”, yang mengeksplorasi konsep Digital Free Tourism (DFT) dalam konteks experiencing museum di Ullen Sentalu. Studi ini bertujuan untuk menganalisis penerapan konsep DFT di Museum Ullen Sentalu, Yogyakarta, serta implikasinya terhadap pengalaman pariwisata museum. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan exploratory study yang dilakukan dengan metode pengumpulan data yang meliputi observasi, in-depth interview, dan studi pustaka yang dikumpulkan dari jurnal, buku, artikel dan juga laman museum Ullen Sentalu.

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Museum Ullen Sentalu berhasil menerapkan konsep DFT dengan mengendalikan penggunaan teknologi on-site selama tur museum untuk menjaga keamanan koleksi dan menciptakan pengalaman experiencing museum yang lebih mendalam dan meningkatkan curiosity dan well-being pengunjung. Ullen Sentalu juga tidak menolak pemanfaatan digital, melainkan tetap berinovasi dengan optimalisasi konten digital saat pre-site dan post-site untuk mencerminkan komitmennya agar relevan di era digital sambil mempertahankan nilai-nilai tradisional dalam DFT.

Jurnal ini bermula dari tugas UAS Mata Kuliah Penulisan Artikel Pariwisata. Di awal semester, mereka mencari isu yang menarik di tengah perkembangan teknologi digital saat ini. Selain dampak positif, masifnya perkembangan digital juga dapat memberikan dampak buruk ke sektor pariwisata, sehingga muncul lah teori baru yaitu Digital Free Tourism. Tanpa kita sadari, di sekitar kita banyak yang sudah menerapkan konsep ini, salah satunya adalah Museum Ullen Sentalu. Karena keterbatasan kajian mengenai DFT di Indonesia khususnya dalam konteks museum, akhirnya mereka pun memutuskan untuk mengeksplorasi DFT di Museum Ullen Sentalu dan kaitannya dengan experiencing museum. Mereka pun kemudian mendapati bahwa DFT sangat berkaitan erat dengan pendalaman pengalaman serta peningkatan curiosity dan well-being wisatawan. An Nuur mengatakan bahwa hal ini tentunya sangat menarik untuk dikaji lebih dalam, dimana pariwisata tanpa digital justru meningkatkan makna dari pariwisata itu sendiri.

Adapun jurnal dapat diakses melalui tautan berikut: jurnal.ugm.ac.id/tourism_pariwisata/article/download/92457/38189

 

Memaknai Penggunaan Bahasa: Bagaimana Pria dan Wanita Menggunakan Bahasa Secara Berbeda

HEADLINERilis Berita Sabtu, 27 Januari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Basic Literacy | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 5: Gender Equality | SDGs 5: Empowerment | SDGs 8: Culture | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Capacity Building

Pernahkah kalian penasaran mengapa terkadang pria dan wanita tampak seperti berbicara bahasa yang berbeda? Para ahli linguistik telah menelusuri misteri ini, menelaah perbedaan kosa kata untuk menelisik bagaimana pria dan wanita berkomunikasi dengan cara yang unik. Artikel ini bertujuan untuk mengungkap dunia menarik dari pola bahasa khusus gender, menarik wawasan dari sumber yang kredibel untuk memberi Anda pengetahuan tentang aspek interaksi manusia yang menarik ini.

Gaya komunikasi: Membaca Makna Halus

Dalam interaksi sosial, pria dan wanita sering menampilkan gaya komunikasi yang berbeda. Wanita, khususnya, memiliki keterampilan untuk menggunakan bahasa implisit, terutama ketika mengungkapkan keinginan atau kesukaan mereka. Bayangkan: Anda sedang berkencan dan pacar Anda tidak langsung mengatakan ke mana dia ingin pergi. Sebaliknya, dia memberikan petunjuk, meninggalkan Anda untuk bermain teka-teki untuk mengetahui preferensi mereka yang tidak diutarakan. Kecenderungan ini sejalan dengan apa yang ditemukan oleh ahli linguistik, wanita sering menggunakan strategi komunikasi yang halus untuk menyampaikan maksud mereka (Lakoff, 1975).

Pertanyaan Tanda dan Intonasi Naik: Bahasa Rahasia Wanita

Salah satu studi penting tentang penggunaan bahasa khusus gender diteliti oleh Deborah Tannen pada tahun 1975, menjelaskan tentang prevalensi pertanyaan tanda (tag question) dalam percakapan wanita. Tannen berpendapat bahwa wanita menggunakan pertanyaan tanda sebagai cara untuk melindungi diri, menambahkan sentuhan ketidakpastian, atau mencari kepastian. Tannen juga berpendapat bahwa bahwa wanita sering menggunakan intonasi naik pada pernyataan, membuat mereka terdengar seperti pertanyaan. Kekhasan linguistik ini menambah lapisan kompleksitas pada komunikasi wanita, membutuhkan interpretasi yang bernuansa untuk memahami maksud mereka.

Penekanan Berbeda: Bahasa Pria vs. Bahasa Wanita

Para ahli linguistik telah mendalami perbedaan menarik dalam penekanan antara bahasa pria dan wanita, menemukan adanya gaya komunikasi yang unik. Penelitian menunjukkan bahwa pria, pada umumnya memprioritaskan penyampaian informasi, menuntut kejelasan dan keterusterangan. Sebaliknya, wanita sering kali lebih mementingkan koneksi sosial dan pengembangan hubungan (Tannen, 1990). Misalnya, wanita mungkin terlibat dalam berbagi gosip sebagai sarana untuk membina dan mempertahankan hubungan di antara mereka sendiri (Tannen, 1991). Praktik komunikasi ini bukanlah hal yang bersifat sepele, sebab berfungsi sebagai mekanisme ikatan sosial, memperkuat hubungan dalam lingkaran sosial mereka. Di sisi lain, pria cenderung berbagi informasi secara selektif, dengan fokus pada penyampaian detail yang relevan dan penting.

Kesimpulannya, penggunaan bahasa antara pria dan wanita terungkap sebagai fenomena multifaset yang dijalin dengan rumit dengan berbagai nuansa linguistik. Karya inovatif Deborah Tannen pada tahun 1975 menandai tonggak penting, menawarkan pintu gerbang ke pemahaman yang lebih dalam tentang gaya komunikasi yang khas ini. Kehalusan yang melekat pada bahasa wanita, ditambah dengan penekanan kuat mereka pada hubungan sosial, berkontribusi pada melimpahnya hubungan komunikasi manusia. Perlu diketahui, mengenali dan menghargai nuansa perbedaan bahasa sejalan dengan upaya skala global untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa (SDG) ke 5 – Kesetaraan Gender. SDG 5 menekankan pentingnya membongkar stereotip gender dan mempromosikan kesempatan yang sama di berbagai bidang, termasuk komunikasi.

Karena pemahaman kita tentang perbedaan gender dalam bahasa terus berkembang, semakin penting untuk mempertimbangkan nuansa ini tidak hanya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal, tetapi juga sebagai bagian dari komitmen yang lebih luas untuk mendorong kesetaraan gender. Dengan mengakui dan menghargai cara unik pria dan wanita berkomunikasi, kita berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih inklusif dan menghargai satu sama lain.

Referensi:
Lakoff, R. (1975). Language and Woman’s Place. Harper & Row.
Tannen, D. (1975). You Just Don’t Understand: Women and Men in Conversation. William Morrow and Company, Inc.
Tannen, D. (1990). You’re Wearing THAT?: Understanding Mothers and Daughters in Conversation. Random House.
Tannen, D. (19911990). You just don’t understand: women and men in conversation. 1st Ballantine Books ed. New York, Ballantine.

Catatan: Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel yang telah diterbitkan oleh Pusat Bahasa FIB UGM melalui tautan ini.

Menggali Perjalanan Sarah Natasha: Sebuah Kilas Balik tentang Pengalaman IISMA ke University of York, Inggris.

HEADLINERilis Berita Sabtu, 27 Januari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 4: Education for Sustainability | SDGs 5: Gender Equality | SDGs 5: Empowerment | SDGs 9: Cooperation | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Global Partnership

Mengenyam pendidikan di luar negeri merupakan satu hal yang diimpikan oleh banyak orang. Bagi Sarah Natasha, seorang mahasiswi Program Studi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, mimpi ini menjadi sebuah kenyataan melalui program Indonesia International Student Mobility Awards (IISMA). Mari kita telusuri perjalanan, mimpi, dan pengaruh besar yang dirasakan oleh Sarah selama berkuliah di University of York, Inggris.

Perjalanan Sarah dimulai ketika ia mendapat informasi mengenai IISMA melalui akun sosial media Instagram milik IMAJI secara kebetulan. Bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan perspektif global, IISMA menarik perhatian Sarah, terlebih program ini menawarkan beasiswa penuh untuk belajar di luar negeri, sebuah mimpi yang telah ia simpan sejak lama. Didukung oleh dorongan orang tuanya untuk mengikuti program ini, keputusan Sarah untuk mendaftar didorong oleh keinginannya untuk menjelajahi dunia dan meraih prestasi akademik di lingkup internasional.

Memilih universitas yang tepat merupakan hal besar bagi Sarah, terlebih dengan banyaknya pilihan universitas unggulan yang disediakan oleh IISMA. Meskipun pada awalnya ia merasa ragu, keputusannya di menit-menit terakhir akhirnya menjadi penentu perjalanannya. Mempersiapkan banyaknya dokumen persyaratan seperti surat dan keterangan finansial menjadi salah satu tantangan bagi Sarah. Untungnya, menjadi seorang mahasiswi di Program Studi Sastra Inggris membuat proses ini menjadi jauh lebih mudah. Penulisan esai dan proses wawancara yang pada awalnya membuat Sarah merasa khawatir, ternyata dapat dengan mudah terselesaikan.

Keterlibatan Sarah dalam program IISMA memperluas kesadarannya terhadap isu-isu global, dengan menekankan pada Sustainable Development Goals (SDGs). Kelompoknya yang berfokus pada limbah makanan memicu semangatnya untuk memerangi segala tantangan lingkungan. Di negara di mana ia belajar, Sarah dan kelompoknya berkontribusi pada kegiatan sosial dengan mendonasikan baju, rumah, dan peralatan dapur kepada organisasi seperti British Heart Foundation dan komunitas Indonesia. Pengalaman ini menyoroti pentingnya memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, bahkan untuk hal-hal yang dianggap tidak penting baginya.

Pesona yang sering dikaitkan dengan belajar di luar negeri jauh dibandingkan dengan kenyataan yang dialami oleh Sarah. Namun, inti sebenarnya pada perjalanan terletak pada pembelajaran yang mendalam, yang mencakup pertumbuhan akademis dan adaptasi terhadap lingkungan baru. Sarah menemukan betapa berharganya kenangan yang ia ciptakan bersama teman-teman barunya, dan menekankan bahwa nilainya jauh lebih indah daripada momen yang ia bagikan di sosial media.

Perjalanan Sarah melalui program IISMA menujukkan kompleksitas, tantangan, dan pelajaran berharga yang didapat selama belajar di luar negeri. Mulai dari proses pendaftaran hingga berpartisipasi terhadap SDGs, kisahnya menunjukkan kekuatan transformatif dari pendidikan internasional. Dengan melanjutkan perjalanan akademisnya, pengalamannya menjadi sebuah inspirasi bagi orang lain yang ingin memulai perjalanan globalnya.

Mempertimbangkan perlunya persiapan yang matang, Pusat Bahasa FIB UGM berperan penting dalam memfasilitasi mahasiswa untuk mencapai tujuannya untuk belajar di luar negeri. Selain itu, Pusat Bahasa FIB UGM juga menyediakan program bahasa tahunan gratis untuk memenuhi persyaratan kemampuan bahasa di berbagai universitas internasional. Melalui kursus bahasa yang intensif, mahasiswa dapat meningkatkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris, memastikan bahwa mereka telah memenuhi persyaratan dasar untuk mendaftar di institusi luar negeri. Pusat Bahasa UGM juga menawarkan beberapa panduan tes, seperti TOEFL dan IELTS yang sering menjadi syarat utama untuk mendaftar. Pusat ini juga membantu mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kesadaran budaya, dan kemampuan beradaptasi untuk menyiapkan mereka dalam menghadapi tantangan ketika belajar di lingkungan internasional. Dengan membangun lingkungan belajar yang mendukung, Pusat Bahasa FIB UGM berperan penting dalam mendorong mahasiswa seperti Sarah agar berhasil mengejar cita-cita akademik mereka di luar negeri.

Catatan: Artikel ini merupakan terjemahan dari artikel yang telah diterbitkan oleh Pusat Bahasa FIB UGM melalui tautan ini.

Rapat Pembahasan Target Capaian Kinerja (TCK) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Tahun 2024

HEADLINERilis Berita Jumat, 26 Januari 2024

SDGs 4: Quality Education | SDGs 4: Education in Developing | SDGs 5: Equal Access | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 8: Creativity and Innovation | SDGs 9: Industry, Innovation and Infrastructure | SDGs 9: Cooperation | SDGs 9: ICT Infrastructure | SDGs 10: Education | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SDGs 11: Development Planning | SDGs 16: Peace, Justice and Strong Institutions | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Global Partnership

Tanggal 25 Januari 2024 di Fakultas Ilmu Budaya diselenggarakan Rapat Kerja Fakultas (RKF), pertemuan membahas mengenai strategi dalam pencapaian Target Capaian Kinerja (TCK), adapun tempat pelaksanaan di ruang 707 dan 709 lantai 7 gedung Soegondo. Dekan Fakultas Ilmu Budaya, Prof. Dr. Setiadi, S.Sos., M.Si., secara langsung memimpin rapat yang dihadiri oleh seluruh dosen Fakultas Ilmu Budaya selama kurang lebih 4 jam dimulai dari jam 9.00 pagi. Rapat diselenggarakan secara hybrid dan dihadiri oleh total 154 dosen sebagai peserta rapat.

Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada memimpin Rapat Kerja Fakultas

Target Capaian Kinerja (TCK) sendiri memuat banyak hal mengenai kinerja sumber daya tiap fakultas, beberapa di antaranya yaitu mengenai hal-hal yang dimiliki oleh fakultas, pertumbuhan yang terjadi, serta apa saja yang perlu ditingkatkan. Penguatan kerja sama kemitraan dalam kegiatan tridharma yang melibatkan dosen dan mahasiswa, pengembangan ekosistem inovasi yang terintegrasi, serta peningkatan pengakuan keunggulan program studi di tingkat nasional dan internasional juga merupakan poin penting dalam rapat. Terdapat 30 indikator yang dimandatkan langsung oleh universitas ke fakultas. Selanjutnya, pemberi mandat yang merupakan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K), Ph.D., melalui Direktorat Perencanaan akan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap capaian target indikator kinerja secara periodik/setiap Triwulan.

Puspa Argabima Klero: Sukses Mengatasi Tantangan Lingkungan dan Menjadi Destinasi Wisata Edukasi Pengolahan Sampah oleh Mahasiswa dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya, UGM

HEADLINERilis Berita Jumat, 26 Januari 2024

SDGs 6: Equitable Sanitation| SDGs 8: Entrepreneurship | SDGs 9: Affordable Access | SDGs 8: Decent Work and Economic Growth | SDGs 10: Reduced Inequalities | SDGs 10: Development Assistance | SDGs 10: Responsible Consumption and Production | SDGs 10: Circular Economy| SDGs 14: Ecosystem Management | SDGs 17: Partnerships for the Goals | SDGs 17: Environmentally Sound Technologies

Dusun Klero yang terletak di Desa Sumberharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan desa yang memiliki potensi sosial budaya dan daya tarik pariwisata yang cukup tinggi sehingga dapat dikembangkan untuk menarik wisatawan. Namun, Dusun Klero dihadapkan pada masalah lingkungan yang cukup serius, yakni ditutupnya TPA Piyungan sebagai tempat pembuangan akhir bagi limbah masyarakat Prambanan. Sehingga, sampah yang tidak dikelola dan tidak dapat dibuang ini menjadi persoalan yang harus segera ditanggulangi.

Melalui inisiatif dan kolaborasi dengan berbagai elemen masyarakat, mahasiswa UGM dan dosen UGM Dr. Wulan Tri Astuti, mengembangkan pusat pengolahan sampah yang mengusung konsep zero waste dengan nama Puspa Argabima Klero, yang didirikan pada tanggal 10 Agustus 2022, dengan tujuan untuk mewujudkan tanggung jawab atas konsumsi dan produksi yang telah dilakukan (SDGs 12 Responsible Consumtion and Production). Organisasi ini diketuai oleh Mas Eliyadi selaku salah satu local heroes di Dusun Klero. Melalui berbagai pelatihan dan kerjasama yang telah dilakukan, Puspa Argabima Klero berhasil mengelola sampah yang bersumber dari 60 keluarga yang ada di dusun tersebut melalui pemilahan sampah, pemanfaatan sampah organik melalui budidaya maggot, dan penjualan sampah organik yang bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu Rapel.

Pada masa awal terbentuknya Puspa Argabima Klero, berbagai suka duka menjadi hal yang tidak pernah luput dari perjuangan masyarakat Dusun Klero dalam memperjuangkan kelestarian lingkungan. Seperti contoh, kandang budidaya maggot yang dibuat pertama kali untuk membudidayakan larva maggot diterpa oleh hujan hingga menyebabkan banjir dan membuat masyarakat berinisiatif untuk membangun bangunan yang tidak permanen menggunakan bambu maupun genteng milik masyarakat. Tidak berhenti di situ, bangunan yang telah dibangun dengan jerih payah masyarakat tersebut roboh diterpa angin kencang. Namun, hal tersebut tidak meruntuhkan semangat masyarakat, mereka mencoba meminjam uang untuk mendirikan bangunan semi permanen seluas 3×6 meter untuk tetap melaksanakan budidaya maggot.

Mealui program ini yang didukung oleh BPDLH (Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup), Puspa Argabima Klero dapat meluaskan bangunan tersebut menjadi 6×6 meter, mendapatkan 6 rak budidaya maggot yang difasilitasi dengan mesin pencacah kering dan basah, dan mendapatkan oven sehingga dapat mengashilkan produk unggulan yaitu Pupuk Kasgot oleh Puspa Argabima Klero dan dried maggot dengan nama produk Dr. Magro. Melalui berbagai fasilitas tersebut, Puspa Argabima Klero berhasil mendapatkan pemasukan melalui penjualan sampah anorganik, penjualan produk maggot fresh, pupuk kasgot, dan produk Dr. Magro yang secara bertahap dapat mengembalikan pinjaman yang telah diberikan dan mulai mewujudkan penghasilan kepada 15 anggota Puspa Argabima Klero yang di antaranya adalah 8 ibu rumah tangga. Puspa Argabima Klero juga telah mengelola sampah sebanyak 4-5 ton setiap bulannya dengan 5-9 kwintal dari sampah tersebut yang merupakan sampah organik dimanfaatkan menjadi bahan pakan maggot.

Puspa Argabima Klero telah menjadi perhatian di berbagai dusun sekitarnya karena berhasil menjadi contoh dalam pengolahan sampah terpadu. Mereka mengelola sampah organik dan anorganik menjadi nilai tambah bagi masyarakat. Prestasinya diakui oleh Kapanewon Prambanan saat ulang tahunnya yang pertama pada 10 Agustus 2023.

Berawal dari kemajuan tersebut, Puspa Argabima Klero berkembang menjadi destinasi wisata edukasi pengolahan sampah dengan memanfaatkan budidaya maggot. Dengan dukungan dari BPDLH, mahasiswa, dan alumni UGM, mereka menggunakan produk seperti maggot dan pupuk kasgot untuk integrasi dengan perikanan, peternakan, dan pertanian melalui mini-farm. Mini-farm ini dibangun untuk memberikan pakan ayam petelur, ikan, dan pupuk tanaman, serta menjadi sarana edukasi interaktif bagi pengunjung.

Selain itu, melalui program lanjutan, Puspa Argabima Klero memperluas bangunan dan menciptakan ruang edukasi sebesar 18 meter kubik. Penambahan ini juga melibatkan pengecoran lantai untuk memudahkan kegiatan pilah sampah. Melalui kerja sama dengan pelaku wisata, Puspa Argabima Klero berhasil menarik lebih dari 650 pengunjung, termasuk siswa SMP hingga pemerintah desa di Kabupaten Kendal, yang tertarik untuk belajar pengolahan sampah. Tambahan pemasukan ini memberikan dampak positif pada pengembangan dan keberlanjutan program mereka.

Foto 1: Lokasi Budidaya Maggot

Foto 2: Dokumentasi Mini-farm

 

Penulis: Dr. Wulan Tri Astuti, SS, MA
1…5253545556

Rilis Berita

  • Fakultas Ilmu Budaya UGM dan Universitas Cheng Kung Taiwan Perkuat Kolaborasi Kursus Musim Panas Arkeologi
  • Korea Utara: Di Balik Mitos, Realitas, dan Imajinasi
  • Mahasiswa Prodi Bahasa dan Kebudayaan Korea Lolos Program Fast Track S1–S2 FIB UGM
  • UGM Kembalikan Artefak dan Kerangka Leluhur kepada Masyarakat Warloka, Labuan Bajo
  • Pekerja Migran Indonesia Hidup di Taiwan

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY