SGDs 4: Quality Education | SDGs 11: Sustainable Cities and Communities | SGDs 17: Partnerships For The Goals
Pada Jumat, 8 Maret 2024, sebanyak 16 mahasiswa Arkeologi UGM didampingi tiga pendamping dosen Departemen Arkeologi, mengikuti kegiatan Borobudur Youth Engage 2024. Program ini adalah bagian program pengenalan budaya dari UNESCO kepada pemuda terutama mahasiswa perguruan tinggi. Program Borobudur Youth Engage 2024 with UNESCO Jakarta diadakan dengan kerjasama bersama sejumlah universitas seperti Universitas Gadjah Mada melalui Fakultas Ilmu Budaya UGM, Universitas Atma Jaya, dan Universitas Tidar. Dalam kegiatan kali ini, Arkeologi UGM mengikuti tur keliling Candi Borobudur dan Kawasan Wisata Candi Borobudur untuk mempelajari sejarah peninggalan arkeologis dan pengelolaan manajemen warisan budaya.
Rombongan Arkeologi UGM berangkat dari Fakultas Ilmu Budaya UGM pada pukul 05.30 WIB dan tiba di Candi Borobudur pada 06.30 WIB. Ketika tiba di lokasi, rombongan Arkeologi UGM menuju meja registrasi dan diberikan perlengkapan khusus berupa sandal yang dinamakan sandal upanat. Upanat berarti alas kaki yang cocok untuk disebutkan sebagai sandal khusus yang harus digunakan ketika mengunjungi Candi Borobudur sebagai tindakan preventif dari Balai Konservasi Borobudur untuk mencegah kerusakan pada batu andesit candi. Uniknya, bentuk dari sandal upanat ini adalah mengikuti bentuk alas kaki yang ditemukan pada Relief Karmawibhangga No. 150 dari dinding Candi Borobudur.
Setelah melakukan registrasi, para mahasiswa Arkeologi UGM termasuk mahasiswa Universitas Atma Jaya dan Universitas Tidar mengunjungi pendopo yang tidak jauh dari lokasi registrasi untuk menyaksikan presentasi sejarah dan pengenalan situs pendukung sekitar kawasan Candi Borobudur. Setelah menyaksikan presentasi, para mahasiswa berangkat dengan berjalan kaki menuju area pelataran Candi Borobudur. Sesampainya di area pelataran, para mahasiswa diberikan pendampingan pemandu yang menjelaskan point of interests sekitar kawasan Candi Borobudur yang menjadi objek wisata yang kerap dikunjungi pengunjung domestik dan mancanegara. Pemandu kemudian mengajak para rombongan menaiki Candi Borobudur untuk tur lebih lanjut mengenai makna relief-relief dan patung yang berada di sekitar candi.
Setelah tur berakhir, rombongan mahasiswa dan dosen mengunjungi salah satu situs cagar budaya sekitar Candi Borobudur, yakni Situs Brongsongan. Pada situs ini, mahasiswa diajak berdiskusi secara interaktif tanya jawab seputar Situs Brongsongan yang memiliki sejumlah peninggalan berciri candi. Setelah mengunjungi Situs Brongsongan, rombongan mengikuti agenda terakhir yang merupakan sesi temu dan pemaparan oleh para tokoh sukses dari pengelolaan kawasan Candi Borobudur, salah satunya yaitu kerajinan Batik Nawasena yang terkenal hingga kancah internasional.
Kegiatan ini berakhir pada pukul 14.00 WIB, dengan para rombongan Arkeologi UGM kembali menuju Fakultas Ilmu Budaya UGM. Terlaksananya salah satu kegiatan dari sejumlah rangkaian kegiatan dari UNESCO menjadi awalan bagi para mahasiswa Arkeologi UGM untuk mengenal dan mempelajari lebih dalam mengenai warisan kebudayaan lokal.