• About UGM
  • Academic Portal
  • IT Center
  • Library
  • Research
  • Webmail
  • Informasi Publik
  • Indonesia
    • English
Universitas Gadjah Mada Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
  • Beranda
  • Profil
    • Sejarah
    • Visi & Misi
    • Struktur Organisasi
    • Manajemen
    • Tenaga Kependidikan
    • Tenaga Pendidik
  • Akademik
    • Kalender Akademik
    • Program Sarjana
      • Antropologi Budaya
      • Arkeologi
      • Sejarah
      • Pariwisata
      • Bahasa dan Kebudayaan Korea
      • Bahasa dan Sastra Indonesia
      • Sastra Inggris
      • Sastra Arab
      • Bahasa dan Kebudayaan Jepang
      • Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa
      • Bahasa dan Sastra Prancis
    • Program Master/S2
      • Magister Antropologi
      • Magister Arkeologi
      • Magister Sejarah
      • Magister Sastra
      • Magister Linguistik
      • Magister Pengkajian Amerika
      • Magister Kajian Budaya Timur Tengah
    • Program Doktor/S3
      • Antropologi
      • Ilmu-ilmu Humaniora
      • Pengkajian Amerika
    • Beasiswa
  • KPPM
    • Info Penelitian
    • Publikasi Ilmiah
    • Pengabdian Masyarakat
    • Kerjasama Luar Negeri
    • Kerjasama Dalam Negeri
  • Organisasi Mahasiswa
    • Lembaga Eksekutif Mahasiswa
    • Badan Semi Otonom
      • KAPALASASTRA
      • Persekutuan Mahasiswa Kristen
      • LINCAK
      • Saskine
      • Keluarga Mahasiswa Katolik
      • Dian Budaya
      • Sastra Kanuragan (Sasgan)
      • Keluarga Muslim Ilmu Budaya (KMIB)
      • Bejo Mulyo
    • Lembaga Otonom
      • Himpunan Mahasiswa Arkeologi
      • Ikatan Mahasiswa Jurusan Inggris
      • Himpunan Mahasiswa Pariwisata
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Indonesia
      • Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat
      • Himpunan Mahasiswa Bahasa Korea
      • Keluarga Mahasiswa Sastra Nusantara
      • Badan Keluarga Mahasiswa Sejarah
      • Himpunan Mahasiswa Studi Prancis
      • Keluarga Mahasiswa Antropologi
      • Himpunan Mahasiswa Jepang
  • Pendaftaran
  • Beranda
  • Eropa
  • Eropa
Arsip:

Eropa

Mengikuti Festival di Eropa, Rampoe UGM Harumkan Indonesia

HEADLINENews Release Selasa, 22 Juli 2014

Setelah mengikuti Workshop Tari Internasional di Universiti Teknologi Petronas (UTP), Malaysia pada bulan Maret 2014, Rampoe UGM sebagai komunitas seni yang bergerak di bidang seni tari Aceh kembali mewakili Indonesia dan Asia Tenggara dalam misi budaya di Eropa pada bulan Juni 2014. Hampir tiga pekan Rampoe UGM berada di tanah Eropa mengikuti Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain, Belgia dan Festi’roche-Roche La Moliere, Perancis.

Tim tari yang menjadi delegasi Indonesia ini mengikuti festival tersebut secara berturut-turut pada tanggal 2-11 Juni 2014 dan 12-16 Juni 2014. Sebanyak 22 anggota Tim Rampoe UGM terlibat dalam festival ini, terdiri dari 1 manajer, 1 fotografer, 8 penari putra, dan 12 penari putri. Selama mengikuti Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain di Belgia, Rampoe UGM berhasil menampilkan sebanyak 6 kali tari Ratoeh Pukat, 4 kali tari Ratoeh Duek, 3 kali tari Saman Gayo, dan 3 kali tari Rapa’i Geleng.

Dudung Abdulah, salah satu anggota tim mengatakan selain Tim Rampoe UGM mewakili Indonesia dan Asia Tenggara, Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain di Belgia, diikuti pula delegasi kesenian dari Belgia, Brasil, Irlandia, Meksiko, Mongolia, Rusia, Slovakia, dan Ukraina. Tidak hanya berkesenian, Tim Rampoe UGM di Belgia mendapat paket wisata ke kota Mons dan Square of Brussel.

“Tim Rampoe UGM pun sempat didatangi Devdy Risa, Second Secretary, Embassy of The Republic of Indonesia. Menjadi salah satu penonton di Festival Mondial De Folklore De La Ville De Saint Ghislain, Pak Devdy mengungkapkan kekagumannya atas tarian spektakuler Rampoe UGM dan mengapresiasi perjuangan Rampoe UGM sehingga bisa tampil di panggung Eropa,” ujar Dudung Abdullah, di Kampus UGM, Selasa (22/7).

Sementara saat mengikuti Festi’roche-Roche La Moliere di Perancis, Tim Rampoe UGM berhasil menampilkan Ratoeh Pukat tiga kali, tari Ratoeh Duek tiga kali, tari Saman Gayo tiga kali dan tari Rapa’i Geleng sekai. Festival di Perancis inipun, diikuti beberapa negara diantaranya dari Indonesia, Meksiko, Mongolia, Rusia, Perancis, dan Polandia.

Dudung menjelaskan Rampoe UGM merupakan sebuah komunitas seni yang bergerak di bidang seni tari Aceh. Tim ini berada dibawah Departemen Minat dan Bakat, Ikatan Mahasiswa Sastra Asia Barat, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.

Tim kesenian yang dibentuk pada bulan Oktober 2009 ini bertujuan untuk melestarikan seni tari Aceh dan mewadahi para mahasiswa yang cinta akan budaya Indonesia. Di tahun ini, Rampoe UGM kembali mengharumkan nama Indonesia di panggung internasional dalam misi budayanya melalui duta seni mahasiswa.

“Dengan mengikuti festival di Eropa, ini Tim Rampoe UGM dinilai berhasil mengharumkan nama Indonesia. Saat di Perancis pun, kita juga mendapat paket wisata mengunjungi Lake Saint Victor, Perancis,” papar Dudung. (Humas UGM/ Agung)

Sumber: https://ugm.ac.id/id/berita/9139-mengikuti.festival.di.eropa.rampoe.ugm.harumkan.indonesia

FIB weekly forum

AGENDA Rabu, 7 Mei 2014

Kerangka bersama Referensi Eropa untuk Bahasa

Pemateri : Merry Andriani
(Institut Français Indonesia – LIP)

Kerangka bersama Referensi Eropa untuk Bahasa atau yang dikenal luas
dengan singkatan CECR dalam bahasa Prancis, dan CEFR dalam bahasa
Inggris, merupakan instrumen linguistik baru di Eropa yang
berimplikasi luas di berbagai negara di dunia. Kerangka ini bukan
hanya terkait dengan dunia bahasa, pengajaran, namun juga berimbas
pada politik edukasi, politik imigrasi, dunia profesional, dsb. Sampai
hari ini sudah ada 39 negara yang mengadopsinya. Selain negara-negara
Eropa, ada Jepang, Canada dan Arab Saudi yang juga turut menerapkan
kerangka linguistik ini. Bagaimana awal mulanya terbentuk Kerangka
Eropa ini? Apa sebetulnya karakteristik CECR ini? Bagaimana
implikasinya di eropa sejauh ini? Apa kaitannya dengan kita di
Indonesia?

Kamis, 08 Mei 2014
Ruang Sidang 1 FIB UGM ; Pukul 13.00
erbuka Untuk Umum & Disediakan Kudapan

Pementasan Kethoprak

AGENDAHEADLINE Kamis, 27 Februari 2014

JENDERAL BESAR ATAWA MARSEKAL GUNTUR

Dies Natalis ke 68 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
Sabtu, 8 Maret, 2014, Pk 19.00 di PKKH UGM
(free, tanpa tiket, terbuka untuk umum)

Naskah: Cahyaningrum Dewojati

Diadaptasi dari Hikayat Mareskalek
Karya Abdullah bin Muhammad al-Misri (1811)

Sutradara : Cahyaningrum Dewojati & Sudibyo
Pimpinan Produksi : Heru Marwata
Penata Iringan : Bayu Papang Purnama
Penata Artistik : Gilang Anggryawan, Zakiya Amajida, Paulina Amita Ratna Budi, Citra Kurnia Sholihat
Penata Kostum : Bagus Febriyanto, Eko, & Tim Jurusan Tata Busana UNY
Pengrawit : Tim Karawitan Mahasiswa FIB UGM

Para Pemain (Terdiri atas Dekan, Dosen, dan Mahasiswa FIB UGM):
Pujo Semedi, Heru Marwata, Sudibyo, Bagus Febrianto, Wulan Astuti, Cahyaningrum Dewojati, Arsanti Wulandari, Baha’udin, Stedi Wardoyo, Pujiharto, Hamdan Kasturo, Dian Annisa, Rakhmat Soleh, Novi Siti Kussuji I, Widaratih Kamiso, Wahyu Budi Utomo, Kukuh Luthfi S, Christofer Joseph, Mahmud Hidayat, Pradhipta Putra Pratama, Ferian Estu Putra, Danang Putro Wijoyo, Anindya L Kumara, Tania Nugraheni A, Cecep Nurul Amin, Arin Wahyu Agustin, Bambang Widyonarko, Daiyana Gilang Setiawan, Vincentius Bagas, Nedta Septi, Tri Nurvian Fadhilah, Sudrajat Bimantara, Ahmad Muquffa, Lukman Fauzi, Ahmad Naufal, Syafiq, M. Lukman Arifianto, Farizan Adli N, Wahyu P, Annisa Nurul Ulfa, Zam Zam Nafi’atun, Maryam Adaui, Annisa Apriliani, Resti Dwi Mulyani

Penari: Miftahul Jannah, Ika, Fitria Dewi Rahmawati, Ella Rizky E
Pedansa: Tim Dansa Padamu UGM

Sinopsis

JENDERAL BESAR ATAWA MARSEKAL GUNTUR

Hikayat Mareskalek yang diadaptasi menjadin lakon ketoprak Jenderal Besar atawa Marsekal Guntur tampaknya ditulis untuk menyudutkan orang Jawa dan mengagungkan orang kulit putih dalam hal ini Mareskalek (Daendels). Tidak begitu jelas motivasi pengarang menempatkan orang Jawa dan feodalisme Jawa dalam posisi pinggiran seperti itu. Yang pasti ia sangat kritis dalam melihat berbagai kekurangan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Jawa. Posisinya itu kadang-kadang digunakannya untuk merendahkan orang Jawa sebagai orang kulit hitam meskipun ketika menyampaikan hal itu ia menggunakan tokoh Mareskalek ( Daendels).

Dijelaskan oleh Mareskalek bahwa kehancuran kerajaan-kerajaan Jawa terjadi karena raja-raja Jawa hanya melestarikan apa yang telah diwariskan oleh para leluhurnya tanpa berusaha untuk mengembangkan segala potensi yang sudah ada itu untuk kemakmuran negerinya. Di samping itu, keluarga bangsawan Jawa sangat mementingkan kehidupan keduniawiaan meskipun tidak didasari oleh etos untuk merebut harta benda dunia secara utuh. Orang Jawa juga dicitrakan sebagai bangsa yang bodoh, tidak efisien, dan memiliki syahwat seksual yang kuat. Penstereotipan ini tampaknya digunakan untuk menjelaskan ketergantungan (feodalisme) Jawa kepada bangsa kulit putih yang sepanjang hikayat dicitrakan sebagai bangsa yang superior. Inferioritas ini mengukuhkan bahwa dominasi bangsa kulit putih atas Jawa adalah legal. Jawa pantas mendapatkan pencerahan karena masih diliputi kegelapan.

Mareskalek terus-menerus menyudutkan bumiputra Jawa dengan cara melucuti hak-hak istimewa aristokrat Jawa. Dengan mudahnya, seorang petani biasa dikukuhkan sebagai tumenggung. Selain itu, orang-orang yang dianggapnya berjasa karena membantu menggerakkan perniagaan komoditas yang laku di pasar Eropa, seperti kopi dan cengkih,dimuliakannya menjadi Jenderal Kopi dan Jenderal Cengkih. Mareskalek tidak berhenti sampai di situ. Ia merasa bahwa ia adalah maharaja Jawa yang sesungguhnya karena raja-raja Jawa dari Barat sampai ke Timur telah takluk di bawah kekuasaannya. Untuk itu, ia menobatkan dirinya sebagai raja diraja Jawa dengan gelar yang dipilihnya sendiri, yaitu Kanjeng Susuhunan Mangkurat Mangkubuwana. Penobatan Mareskalek sebagai Kanjeng Susuhunan Mangkurat Mangkubuwana menyebabkan Sunan Kalijaga murka. Ia hadir dalam mimpi Mareskalek dan mengingatkannya bahwa tindakannya keterlaluan. Dengan segenap kewibawaannya, Sunan Kalijaga mengingatkan bahwa kekuasaan Mareskalek telah berakhir karena telah menyalahgunakan wewenang yang diamanatkan kepadanya. Mareskalek menyadari kekeliruannya, tetapi telah terlambat. Surat pemanggilan pulangnya ke negeri Belanda telah dilayangkan oleh Kaisar Napoleon. Mareskalek pulang ke Belanda dengan menyimpan kekecewaan.

Rilis Berita

  • FIB UGM Wisuda 81 Sarjana dalam Wisuda Periode III Mei 2025
  • Kuliah Umum: Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Efektif Lintas Budaya bersama Dhinar Arga Dumadi
  • Critical Island Studies Summer School 2025
  • SANJUNG #2 : Studi Banding QIS’AR UNS ke IKMASA UGM
  • Kuliah Umum dan Penyerahan Beasiswa KAGAMA Korea oleh Prof. Yang Seung Yoon

Arsip Berita

Video UGM

[shtmlslider name='shslider_options']
Universitas Gadjah Mada

Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Gadjah Mada
Jl. Nusantara 1, Bulaksumur Yogyakarta 55281, Indonesia
   fib@ugm.ac.id
   +62 (274) 513096
   +62 (274) 550451

Unit Kerja

  • Pusat Bahasa
  • INCULS
  • Unit Jaminan Mutu
  • Unit Penelitian & Publikasi
  • Unit Humas & Kerjasama
  • Unit Pengabdian kepada Masyarakat & Alumni
  • Biro Jurnal & Penerbitan
  • Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
  • Pusaka Jawa

Fasilitas

  • Perpustakaan
  • Laboratorium Bahasa
  • Laboratorium Komputer
  • Laboratorium Fonetik
  • Student Internet Centre
  • Self Access Unit
  • Gamelan
  • Guest House

Informasi Publik

  • Daftar Informasi Publik
  • Prosedur Permohonan Informasi Publik
  • Daftar Informasi Tersedia Setiap Saat
  • Daftar Informasi Wajib Berkala

Kontak

  • Akademik
  • Dekanat
  • Humas
  • Jurusan / Program Studi

© 2024 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada

KEBIJAKAN PRIVASI/PRIVACY POLICY