
Yogyakarta, 11 September 2025 – Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (FIB UGM) turut ambil bagian dalam kegiatan Doa Lintas Iman yang digelar di Fasilitas Kerohanian UGM, Jalan Podocarpus I, Sendowo, Sleman. Acara yang mengangkat tema “Ruwat Bumi: Manunggaling Manah Kagem Rahayuning Nagari” ini menjadi ruang kebersamaan untuk mendoakan perdamaian Indonesia di tengah situasi sosial dan politik yang sedang genting.
Hadir dalam kegiatan ini para tokoh lintas agama, yakni Romo Prasetyo perwakilan agama Hindu, Pendeta Risang Anggoro Elliarso perwakilan agama Kristen, Romo Pasadhi Lan Pasani perwakilan agama Buddha), serta Joko Purwono perwakilan agama Islam. Mereka memimpin doa secara bergantian dengan penuh kekhidmatan, disertai simbol penyalaan lilin oleh para peserta.
Acara dimulai dengan sambutan pembuka dari panitia dan dilanjutkan doa bersama, sarasehan, hingga makan bersama yang diwarnai suasana penuh keakraban. Selain sivitas akademika UGM, kegiatan ini juga diikuti oleh masyarakat sekitar dan perwakilan dari Kraton Yogyakarta.
Dari FIB UGM, dua mahasiswa, yaitu Bernadetta Rahayuning Tyas (Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa 2023) serta I Putu Purnama Wisnu Aji (Sejarah 2023), turut berperan sebagai Divisi Logistik yang memastikan kebutuhan teknis acara berjalan dengan baik, mulai dari penataan tempat, pengaturan suara, hingga logistik lainnya.
Bernadetta menyampaikan kesan positifnya atas keterlibatannya dalam kegiatan ini.
“Kesannya menyenangkan dapat ambil bagian dalam kegiatan ini karena dapat berdinamika dengan teman-teman yang berbeda keyakinan. Untuk menanggapi situasi genting yang terjadi, tidak hanya menyuarakan lewat story namun juga bisa lewat doa bersama. Dengan berbeda keyakinan tidak menghalangi kami untuk saling mendoakan dan menguatkan satu sama lain. Harapannya semoga tidak ada pertumpahan darah lagi dan memohon berkat agar pemerintah menggunakan wewenangnya dengan baik, dengan memberikan kebijakan yang tepat untuk kesejahteraan rakyat,” ungkapnya.
Kegiatan ini lahir dari keprihatinan atas peristiwa nasional pada akhir Agustus 2025, ketika demonstrasi mahasiswa di Jakarta dan Yogyakarta berujung pada kekerasan, korban jiwa, dan kerusakan fasilitas publik. Doa bersama lintas iman di UGM dihadirkan sebagai ikhtiar menyatukan hati untuk menjaga perdamaian, merawat solidaritas, serta mengingatkan pemerintah agar kembali pada perannya sebagai pelayan masyarakat.
Sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), kegiatan ini mencerminkan komitmen pada SDG 16: Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh. Melalui doa lintas iman, sivitas akademika UGM dan masyarakat menunjukkan upaya nyata untuk memperkuat perdamaian, mencegah konflik, dan menumbuhkan ruang dialog yang inklusif di tengah keberagaman.
[Humas FIB UGM, Alma Syahwalani]