Yogyakarta, 21 Oktober 2025 — Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada mewisuda 184 mahasiswa pascasarjana, terdiri atas 173 mahasiswa program magister (S2) dan 11 mahasiswa program doktor (S3) pada wisuda periode I tahun akademik 2025/2026. Acara yang berlangsung di Auditorium Poerbatjaraka FIB UGM ini menjadi momen penghargaan atas perjalanan panjang para mahasiswa dalam menempuh studi dan mengabdi pada dunia ilmu pengetahuan.
Sebanyak 102 lulusan berhasil meraih predikat Cumlaude. Pencapaian ini menjadi bukti nyata kerja keras dan komitmen mahasiswa FIB dalam mengembangkan keilmuan di bidang humaniora.
Program studi Magister Linguistik menjadi penyumbang lulusan terbanyak dengan 66 mahasiswa, diikuti Magister Sastra sebanyak 46 lulusan, serta Magister Kajian Budaya Timur Tengah dan Magister Antropologi yang masing-masing meluluskan 16 mahasiswa. Di jenjang doktor, Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora menjadi yang terbanyak dengan 9 lulusan. Selain itu, terdapat lulusan dari Magister Sejarah dan Magister Pengkajian Amerika yang masing-masing berjumlah 10 orang, Magister Arkeologi dengan 9 lulusan, serta Doktor Pengkajian Amerika dan Doktor Antropologi yang masing-masing meluluskan satu mahasiswa.
Mahasiswa dengan IPK tertinggi dan masa studi tercepat di tingkat magister diraih oleh Kyra Andhayu Noer dari Program Magister Arkeologi dengan IPK 3,96 dan masa studi 1 tahun 1 bulan 10 hari. Sementara di tingkat doktor, Ria Yuliati dari Program Doktor Ilmu-Ilmu Humaniora mencatatkan IPK 3,81 dengan masa studi 3 tahun 11 bulan 8 hari.
Secara umum, rata-rata IPK lulusan magister FIB UGM mencapai 3,78, sedangkan rata-rata IPK lulusan doktor berada pada 3,80. Di antara program studi magister, Kajian Budaya Timur Tengah mencatat IPK rata-rata tertinggi, yakni 3,84, menunjukkan konsistensi mutu akademik di bidang kajian lintas budaya.
Dalam suasana penuh haru, FIB UGM juga mengenang kepergian salah satu calon wisudawan, Nanang Syaifudin, S.Hum., M.A., dari Program Studi Magister Linguistik. Pada upacara wisuda kali ini, ijazah kelulusan beliau diterima secara simbolis oleh kedua orangtuanya sebagai bentuk penghormatan atas dedikasi dan perjuangan almarhum selama menempuh pendidikan. Kehadiran mereka di tengah prosesi wisuda menjadi pengingat akan arti ketulusan dan pengorbanan dalam menuntut ilmu. Doa terbaik pun mengiringi, semoga amal dan ilmu yang ditinggalkan almarhum menjadi pahala yang terus mengalir, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan kekuatan.
Momen wisuda ini menjadi ajang perayaan sekaligus perenungan bagi seluruh sivitas akademika. Pendidikan tidak semata soal angka dan gelar, tetapi juga tentang nilai-nilai kemanusiaan, ketulusan, dan kebermaknaan dalam setiap langkah belajar. Melalui para lulusan tahun ini, FIB UGM menegaskan komitmennya untuk terus berkontribusi pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama pada aspek pendidikan berkualitas (SDG 4) dan perdamaian serta keadilan sosial (SDG 16).
Para lulusan diharapkan mampu menjadi wajah kemanusiaan yang membawa semangat keilmuan dan kebudayaan dalam kehidupan masyarakat. Dengan bekal nilai, etika, dan pengetahuan yang diperoleh, mereka diharapkan dapat berperan aktif dalam menciptakan dunia yang lebih beradab, inklusif, dan berkelanjutan.

